Ruqaiya menjambak Benazir, ia memerintahkan athgah khan
untuk membuka sumur, namun athgah menolak, sebab ia di perintahkan untuk
menangkap Benazir hidup-hidup. Ruqaiya
marah :’ aku mau dia mati sekarang juga!
aku tidak mau memberikan dia kesempatan untuk menyelesaikan misi nya”
Athgah tidak berdaya, Ia menuruti keinginan ruqaiya. athgah menyuruh prajurit
nya membuka penutup sumur. Benazir ketakutan, ruqaiya dengan kejam
bertanya :’ ada apa Benazir? apa kau takut mati? raja sangat berarti untukku. dia adalah teman ku, suami ku serta rekan ku. tapi kau datang kemari untuk mengambilnya dari ku. aku sendiri yg akan mendorong mu ke dalam sumur ini” Benazir trus berusaha melawan, ruqaiya berkata :” kau mati kan? aku akan penuhi keinginan mu.” Benazir membelalak ketakutan.
ruqaiya :” kau meracuni sumur ini bukan? kau bertanggung
jawab atas kematian 12 orang, aku akan memberikan keadilan kepada mereka” ruqaiya memanggil athgah, athgah menyuruh prajurit nya memberikan kain
untuk menutup mulut Benazir, ruqaiya jg mengikat tangan Benazir, agar tidak
dapat meloloskan diri, ruqaiya memerintahkan prajurit menjatuhkan Benazir ke
dalam sumur. ruqaiya terengah-engah, sesudah nya ia menyuruh agar sumur di
tutup kembali. ruqaiya menyuruh athgah menimbun
sumur dengan pasir, lalu di atas nya di isi plakat yg menyatakan bahwa sumur
tsb merupakan makam Benazir si pengkhianat.
ia jg menyuruh agar membuat sumur pengganti di dekat situ. mereka
kemudian kembali ke istana.
di kamar jodha, jalal duduk di sisi tempat tidur. hamida
khawatir karena jodha belum jg sadarkan diri.
tabib memeriksa pupil jodha,
setelahnya ia berkata :” kami sudah melakukan semua yg kami bisa,
Yang Mulia. hanya Tuhan yg bs menolong nya sekarang, aku tidak bs mengatakan
apa yg akan terjadi” semua orang menjadi sedih, tabib :” racun ini sudah
menyebar ke seluruh tubuhnya” jalal ketakutan, ia menggenggam tangan jodha,
“ temperatur tubuhnya sepertinya meningkat. hal yg sama terjadi pada ku dulu, saat racun
dari cakar harimau menyebar ke dalam tubuhku.”
tabib menjawab :” kau benar yang Mulia, namun racun ular
memiliki efek yg berbeda. obat yg ku berikan pada nya akan di serap oleh darah
nya, mencegah racun nya menyebar. tapi kami tidak bs mengatakan apa pun saat
ini”
Jalal semakin khawatir, :” ratu jodha meminum racun untuk
menyelamatkan ku, aku mohon selamatkan hidupnya” tabib mengangguk.
jalal marah pada dirinya sendiri karena telah mengabaikan peringatan jodha
hamida menghibur jalal :” kau sudah mendengarkan
peringatan ratu jodha, hanya saja Benazir begitu berani. dia berhasil membuktikan
diri nya tidak bersalah”
Jalal :” itu adalah salahku. aku yg bertanggung jawab
atas kondisi ratu jodha. ini salahku, sebagai raja aku tidak bs mengetahui niat
Benazir sehingga hidup ratujodha jd dalam bahaya. ini salahku, karena tidak
mempercayai ratu jodha” Jalal tampak
bingung, ia mengutrakan pikirannnya :” aku menjadi bingung, jik racun Benazir
bereaksi pada ratu jodha, kenpa saat
zakira tidak bereaksi?” jalal teringat saat di sidang dulu, zakira menawarkan
diri minum dr gelas yg sama dengan Benazir. Jalal lalu pergi dengan tergesa,
hamida memanggilnya, bertanya ia akan kemana.
rupanya Jalal
pergi ke penjara, Zakira ketakutan melihat Jalal :” Kku mohon ampuni
aku”
Jalal mencengkram zakira :” katakan kenapa kau tak mati
setelah minum dari gelas Benazir? kenapa
racun tak berdampak pada mu?”
Zakira ketakutan, ia mengaku tidak tahu. Jalal marah “
jangan bohong padaku! aku tahu kau menyembunyikan sesuatu” Jalal mengambil
pedang dr prajurit yg berjaga, ia menodongkannya di leher zakira. “ baiklah,
aku akan memenggalmu sekarang jg, ratu jodha dalamjadi begini krna kau.
beritahu aku yg sebenarnya, atau aku akan membunuhmu!”
zakira mengangguk ketakutan, “
aku sudah terkena racun Benazir, tapi dia memberikan aku penawar tepat waktu”
Jalal :” dimana aku bs temukan
penawar ini?”
Zakira :” di dalam kotak yg
ada di kamar Benazir, itu terlihat seperti permata, namun sebenarnya itu adalah
penawar.” jalal teringat, sebelum pernikahan, ia menyuruh athgah menggeedah
kamar Benazir, athgah menemukan kotak perhiasan yg berisi permata,
Jalal berrtanya pada Zakira
bagaiaman cara menggunakan nya, zakira
memberitahu untuk melarutkan permata nya ke dalam air kemudian berikan pada
jodha. zakira menyuruhh jalal cepat melakukannya, sebab suda tidak ada waktu
lagi. Jalal menyeret zakira bersama nya.
Jalal tiba di kamar Jodha,
Pada tabib dia berkata :” aku tahu bagaimana cara menyembuhkannya” jalal
menyerahkan kotak perhiasan pd tabib “ di dalam kotak ini berisi penawar” tabib
kebingungan :” tuan, ini adalah mutiara”
jalal :” aku tahu itu, Benazir
membuatnya dalam bentuk mutiara, jddi tidak akan ada yg curiga, tapi zakira
sudah mengakui bahwa itu adalah penawar. ia bilang padaku kita harus
melarutkannya kedalam air, lalu memberikan nya pada ratu jodha. itu akan
menyembuhkannya, apakah itu mungkin?”
tabib menjawab :” Yang Mulia,
aku sudah pernah dengar jk ada orang yg menyamarkan penawar dalam bentuk
mutiara, tapi aku tidak bs memastikannya”
Jalal menjadi resah, :’ aku
tidak mau membahayakan hidup ratu jodha lagi. aku akan menyuruh zakira
meminumnya dulu, jika idak ada yg terjadi, barulah berikan pada ratu
jodha” tabib mearutkan mutiara ke dalam
air lalu memberrikan nya pd zakira, zakira meminumnya, jalal memperhatikan
zakira dengan seksama, mencari tanda2 perubahan pd wajah zakira, namun zakira
telihat sesehat biasanya.
tabib lalu berkata :’ yang mulia, saya rasa
penawar ini aman untuk di berikan pd ratu jodha.” jalal melirik zakira lg, ia
kemudian menyuruh pengawal membawanya kembali ke penjara. jalal kemudian
berdiri di sebelah jodha, tabib meminumkan penawar pd jodha. jalal bertanya :”
kapan dia akan sadar? “
tabib menjawab :’ jika penawar nya efektif, dia akan sadar dalam
waktu 24 jam”
dengan murung jalal
berkata :” kuharap kau akan sembuh. ratu jodha, kau tidak bs membiarkan aku menebus kesalalan
ini seumur hidupku! kau harus sadar!”
penjaga mengumumkan kedatangan
ruqaiya, jalal keluar dari tirai yg membatasi ranjang. ruqaiya berrlari mnghampiri
lalu memeluk jalal, sambil menangis ia memanggil nama jalal, jalal melepas
pelukan ruqaiya :” aku senang kau baik-baik saja.” dia melihat keluar, dengan geram ia bertanya :”
dimana Benazir?”
ruqaiya menjawab :” Benazir
sudah berada di tempat nya yg seharusnya, ..” ruqaiya menceritakan semuanya
pada jalal. setelahnya, jalal berkata :” kau sudah memberikan hukuman yg
tepat.” jalal menyentuh wajah ruqaiya :” ruqaiya, aku sungguh khawatir pada mu,
kupikir aku akan kehilangan kedua istri
ku,” jalal melihat athgah, ia menghampiri lalu memluk athgah :” terimakasih
athgah khan”
ruqaiya bertanya :” jalal,
bagaimana keadaan ratu jodha?”
jalal berjalan ke depan
ruqaiya :” aku sudah memberinya penawar,” pada athgah ia berkata :”athgah khan,
mutiara yg kita lihat di kamar Benazir adalah penawar racun, mari berdoa semoga
obat ini bekerja pada ratu jodha” jala dan ruqaiya masuk ke tempat tidur jodha,
ruqaiya terkesiap melihat betapa pucat nya jodha, ia menutup mulut nya :” Ya
Allah..”
jalal duduk dan mengelus
rambut jodha, dia menangis :” ku mohon buka matamu, ratu jodha.” tabib
mengambil kompres di kening jodha, lalu mengendusnya. jalal bertanya :” apa yg
kau periksa tabib?”
tabib :” Yang Mulia, racun sudah menyebar ke seluruh tubuhnya, sangat sulit menyelamatkannya”
tabib :” Yang Mulia, racun sudah menyebar ke seluruh tubuhnya, sangat sulit menyelamatkannya”
jalal “ ini sulit atau tidak
mungkin?”
tabib :’ ini sulit”
jalal berkata keras :” tabib,
aku tidak peduli apa yg harus kau lakukan, aku mau kau selamatkan ratu jodha.”
tabib menjawab dengan murung
:” baik, yang mulia”
bhaksi berlari memasuki kamar
jodha, ia memaggil jodha, bhaksi duduk di sebelah ranjang, ia menangis :” kakak
ipar , kenapa ini terjadi pada mu? kenapa Tuhan tidak adil?” pada jalal ia berkata :” Kakak, aku tahu kau
tidak mau melihatku lagi, dan aku telah melanggar perintah mu. tapi aku tidak
bs menghentikan diri ku untuk melihatnya. nanti kau bs menghukum ku dengan cara
apapun yg kau mau, tapi sekarang aku ingin di sebelah kakak ipar dan berdoa untuknya sampai dia membaik”
dengan pelan jalal berkata :”
aku tidak memperrhatikan apapun selain dirinya, aku akan berhutang pada mu dan
seluruh dunia jika beerkat doa mu dia membaik” darah menetes keluar dr mulut
jodha, semua orang begitu ketakutan melihat jodha batuk darah, jalal memanggil
nama jodha, pada tabib ia bertanya dengan penuh kesedihan :” mengapa ia jd
seperti ini? kau adalah tabib, kau adalah penyembuh. kau punya obat untuk
mengobati. lalu kenapa dia tidak membaik? mengapa kau tidak bs menyembuhkan
dia? ” semua orang menangis, bahkan maham
pun terlihat khawatir. ruqaiya :” Jalal , bersabarlah. dia akan baik-baik saja.
tabib sudah mencoba yg erbaik, ia adalah tabib terbaik di Negara ini.”
jalal membentak :” aku mau
hasil. aku tidak mau melihat ratu jodha kehilangan nyawa nya.” jalal menangis
lalu pergi dari situ. hamida memerintahkan agar athgah selalu bersama jalal,
jalal tidak boleh sendirian di saat seperti ini.
ruqaiya duduk di tempat jalal
tadi, ia terus menangis. pada tabib dia berkata :” tabib, ratu jodha
membahayakan nyawanya demi menyelamatkan raja,
aku tidak bs membiarkan dia mati” moti mengusap air matanya.
ruqiaya :” tolong lakukan
sesuatu untuk menolongnya” tabib mengangguk, ruqaiya :” berikan dia obat apapun
yg dia butuhkan, namun jangan biarkan dia meninggal.”
Jalal terus berjalan, athgah
dan beberapa menteri berlari mengejarnya. mereka berhenti saat jarak dengan
jalal sudah cukup dekat. jalal teringat saat jodha mengatakan dia sudah
tidak membenci jalal, jg saat dia
menggenggam tangan jodha. jalal berjalan hingga sampai di depan masjid, seorang
pelayan datang membawakan sorban. jalal masuk ke dalam, ia teringat saat di
ajmer, jodha berdoa menurut cara Islam. jalal berdoa, dia terus menangis.
di luar, Ahgah berdoa “ Ya
Allah, biarkan hari ini berlalu. akhiri waktu yg terasa panjang dalam 24 jam
ini, kepada Allah, aku mohon selamatkan ratu jodha, dan tenangkan la Yang
Mulia”
Di kamar Jodha, tabib meminta
maaf karena ia tidak bs menyelamatkan jodha. semua orang terkejut. untuk bs
menyelamatkan jodha, tabib meminta ijin untuk memindahkan jodha ke klinik istana,
sebab di sana fasilitas nya lebih lengkap.
hamida bertanya :” apakah akan
aman bagi nya di pindahkan ke klinik dalam kondisi ny yg sekarang?”
ruqaiya berusaha menenangkan
hamida jg dirinya sendiri, dengan terisak krna menahan tangis, ia berkata :’ ibu, seharusnya kita tidak boleh putus
asa. dia akan baik-baik saja, kita tidak akan kehilangan ratu jodha” pada tabib, ruqaiya memerintahkan :” lakukan
semua yg kau bisa untuk menyembuhkan ratu jodha, lakukan semua yg kau bisa”
di masjid, jalal menangis, ia
berdoa;
“ Ya Allah, Kau selalu berikan
lebih dari yg Ku minta. bahkan sebelum aku tumbuh dan mengerti peraturan dunia,
Kau sudah menjadikan aku raja. kau selalu berikan padaku ketenaran, kekayaan
dan kebahagiaan yg besar, kau sudah selalu menjaga derajatku. tapi, jangan buat
aku kehilangan orang yg tanpa nya aku tidak bisa hidup. Ya Allah, aku tidak
bisa hidup tanpanya. aku selalu menyembunyikan perasaan ku pada nya dari dunia,
tapi apa aku bs tetap bersembunyi dari-Mu? hari ini aku datang pada-Mu, raja india,
penguasa kedua di dunia telah datang pada-Mudan berlutut di hadapan-Mu. aku
mohon pada-Mu, tolong selamatkan Ratu Jodha. akulah yg bersalah karena tidak
mempercayai nya, jadi hukumlah aku, tapi jangan ambil hidup ratu Jodha.
Allah Yang Maha Perkasa,
kumohon tunjukkan kami kasih sayang-Mu.
Kau Yang Terkuat dari
semuanya, Kumohon, tunjukkan kami pengampunan-Mu, aku tak bisa hidup tanpa
nya.”
setelah mencium AlQuran, jalal
berjalan jendela, ia masih terrus menangis terisak. jalal mengikatkan benang di
jendela, ia semakin sedih saat teringat melakukan hal yg sama bersama jodha
ketika di Ajmer
0 Komentar untuk "JODHA AKBAR EPISODE 166"
Terimakasih atas kunjungan anda. Mohon tidak copy paste artikel yg ada di blog ini, terimakasih