bagi kalian semua pecinta drama JA pasti tidak asing lagi dengan kota Agra. Dalam drama favorit kita ini, kata Agra disebut berulang kali karena Agra adalah Ibukota kerajaan Mughal sekaligus kota di mana berdiri istana tempat tinggal Raja dan keluarganya.
Agra, sebuah kota eksotik di tepi sungai Yamuna yang menjadi saksi bisu kejayaan kerajaan Mughal di masa lampau. Sebuah kota dimana shahenshah Jalaluddin Muhammad Akbar pernah hidup dan melewati kebersamaan yang indah dengan Marium Uz Zamani beserta putra-putri mereka.
Kota Agra sekarang termasuk dalam wilayah negara bagian Uttar Pradesh, India. Seperti yang dapat kita lihat di peta, ternyata letak Agra sangat dekat dengan New Delhi, Ibukota Negara India. Jarak antar dua kota itu kurang lebih sama seperti jarak Jakarta-Bandung. Dari Delhi menuju Agra bisa ditempuh dengan perjalanan darat menggunakan kereta api atau bila menggunakan mobil bisa melewati tol panjang yang menghubungkan kedua kota ini. Bisa juga ditempuh dengan menggunakan penerbangan, tapi tentu bagi para backpacker ini jelas akan menguras kantong.
Kota Agra ini termasuk tempat tujuan wisata di India yang paling banyak dikunjungi oleh wisatawan domestik dan mancanegara. Di Agra ada 3 tempat wisata utama termasuk warisan dunia yang diakui dan dilindungi oleh UNESCO, di antaranya Taj Mahal, Agra Fort, dan Fatehpur Sikri (Akdha lovers yg menonton JA pasti masih ingat bahwa Fatehpur Sikri adalah tempat yang dihadiahkan raja Jalal untuk Jodha sebagai penghargaan atas pengorbanan dan kesetiaan Jodha). Oh ya ada yang tertinggal, Agra juga termasuk daerah wisata segitiga emas bersama Delhi dan Jaipur yang harus dikunjungi bila jalan-jalan ke India, kalau tidak ingin menyesal hehe..
Dalam takdir-Nya telah tertulis bahwa Agra dan Kerajaan Mughal adalah pasangan sepanjang masa (layaknya Jodha Akbar kiki emoticon ) sehingga saat ini dalam sejarah nama mereka tak terpisahkan. Agra terkenal menjadi tujuan pariwisata internasional di India karena menyimpan banyak jejak peninggalan kebesaran Kerajaan Islam Mughal. Dan mari melanjutkan jelajah pikiran menikmati keindahan Taj Mahal, bukti kejayaan kerajaan Mughal yang paling fenomenal sekaligus ikon utama kota Agra. Siapa yang tak pernah mendengar kemasyuran Taj Mahal. Sudah sejak lama Taj Mahal dikenal sebagai keajaiban dunia. Yang belum banyak diketahui orang (termasuk saya dulu) adalah fakta bahwa ternyata Taj Mahal merupakan salah satu jejak berharga dari kerajaan Mughal. Bahkan bila tidak menonton JA, mungkin sampai sekarang saya belum tahu bila pernah berdiri kerajaan Islam yang berjaya di tanah Hindustan. (Terima kasih buat tante Ekta dan Antv sudah menayangkan JA yang telah membangkitkan rasa penasaran akan sejarah India. grin emoticon )
Sepanjang sejarah, Taj Mahal dikenang oleh dunia sebagai lambang keabadian cinta. Ada beraneka cara untuk mengungkapkan cinta kepada pasangan hidup, dan Shah Jahan Raja kelima dari Kerajaan Dinasti Mughal (cucunya Jodha-Akbar, anak ke tiga Pangeran Salim) memilih membangun Taj Mahal untuk mengungkapkan rasa cintanya kepada Arjumand Banu Begum. Mumtauz-ul Zamani atau Mumtaz Mahal (gelar untuk Arjumand Banu Begum), istri ketiga Shah Jahan sekaligus yang paling dicintainya ini meninggal pada tahun 1631 ketika berusia 39 tahun sesaat setelah melahirkan buah hati mereka yang ke-14, Gauhara Begum. Masih dalam suasana berduka, pada tahun itu juga Shah Jahan memulai membangun Taj Mahal. Walau demikian kesedihan tidak mudah dihapus begitu saja. Selama dua tahun pertama paska wafatnya sang permaisuri, Shah Jahan lebih banyak menghabiskan waktu di kamar menangisi kepergian istri tercintanya hingga di tahun 1633 beliau mulai pulih dan menyegerakan proses pembangunan Taj Mahal.
Taj Mahal, bangunan megah nan memukau tersebut berdiri di atas lahan seluas 22, 44 Ha dan menghabiskan waktu sekitar 22 tahun dengan 20 ribu orang pekerja untuk menyelesaikan pembangunannya. Dari segi arsitektur, Taj Mahal dinobatkan sebagai contoh terbaik seni arsitektur Mughal. Desain arsitektur Mughal mempunyai ciri khas Islam dengan perpaduan corak arsitektur India, Persia, dan Turki. Desain arsitektur Mughal sekilas mirip arsitektur Persia, bedanya terletak pada penggunaan batu pualam. Bila arsitektur khas Persia menggunakan batu pualam berbagai warna, maka arsitektur Mughal cenderung hanya menggunakan satu atau dua jenis warna saja. Hadirnya ‘copula’, yaitu kubah kecil yang hanya disangga pilar tanpa dinding ikut berperan membedakan arsitektur Mughal dari arsitektur Persia. Keunikan lain adalah bangunan arsitektur Mughal memiliki kesimetrisan yang luar biasa, hampir mendekati sempurna. Satu lagi keistimewaannya adalah hiasan khas berbentuk bunga teratai pada bagian puncak kubah. Teratai diketahui adalah bunga yang dianggap suci dalam agama Hindu dan Budha. Arsitektur Mughal merupakan bukti akulturasi agama Islam dengan kebudayaan Hindu dan Budha.
Hal yang mengagumkan ternyata penggunaan desain Arsitektur khas Mughal ini pertama kali dirintis oleh Raja Jalalludin Muhammad Akbar. Sungguh luar biasa, seseorang yang diketahui tidak dapat membaca serta menulis karena mungkin mengidap disleksia ternyata memiliki minat dan cita rasa tinggi terhadap seni, sastra, dan kebudayaan. Four thumbs up for our Shahenshah..
penulis : Joyce
0 Komentar untuk "Pesona Agra"
Terimakasih atas kunjungan anda. Mohon tidak copy paste artikel yg ada di blog ini, terimakasih