jalal menggosok rambutnya
dengan kain, ia tidak melihat jodha dan shenaz melewatinya. setelah jodha
lumayan jauh, jalal seperti merasakan kehadiran jodha, ia terus menatap
punggung jodha, namun tidak mengenalinya. jodha berjalan semakin jauh.
Di Agra, maham lagi-lagi
keluar di malam hari, ia pergi dengan obor di tangannya. ia merasa khawatir,
dalam hatinya :” , "Javeda pernah melihatku saat
aku kesini, aku harap tak ada orang lain yang melihatnya”
maham tiba di goa, penjaga memberri
salam. maham bertanya :” apa semuanya baik-baik saja?”
penjaga :” iya nyonya”
penjaga :” iya nyonya”
maham terus berjalan, ia membuka
pintu geser. :” apakah dia sudah makan?”
penjaga :” belum, dia bahkan tidak
mau minum”
maham tertawa keras :” "kau harus makan dan minum. Jika kau tak
mau kami akan memaksamu. Hingga aku menyelesaikan, hingga aku mendapatkan
tujuanku, aku tidak akan membiarkanmu mati. Aku bisa lakukan apapun demi
mencapai tujuanku. Surat itu…”
maham jongkok :” aku akan mendapatkan surat
itu dengan cara apapun, aku akan mendapatkannya. Kau harus membuka mulutmu meski kau tak mau.
Kau harus melakukannya karena kauu tak punya pilihan. Bukankah begitu?”
maham memberi perintah pada penjaga
:” awasi dia”
penjaga :” baik, nyonya” maham
memberi tanda agar pintu di tutup kembali
Di Mathura, jalal terus berjalan
mencari Jodha, ia berrtanya pada setiap orang yg lewat, :” apa kau melihat
wanita yg membawa patung khrisna?”
ia merasa kecewa tiap kali mendapat
jawaban tidak. jalal terus mencari
Dalam hati dia berkata, "Kurasa ini adalah hukumanku. Aku hanya
bisa mencari dan merindukannya seumur hidupku. Dia selalu peduli padaku dan
memahamiku, tapi aku lakukan dosa besar. Aku di hukum karena lakukan itu.
Dimana kau ratu Jodha? Aku tahu aku tak pantas di maafkan, namun maafkanlah
aku. Kembalilah padaku, ratu Jodha. Kumohon, jangan menghukumku.”
jalal memasuki sebuah pasar, ia
bertanya-tanya pada orang di jalal. pada
seorang pendeta, jalal berkata :” "
Permisi, pendeta, aku butuh bantuan.”
Pendeta bertanya, "apa yang
bisa ku bantu?"
jalal menjawab "kami mencari
wanita yang membawa patung dewa krishna. Aku adalah kerabatnya, aku yakin dia
datang kesini."
Pendeta :” kau berada di mathura. Ribuan pria dan wanita datang
setiap hari kesini. Sangat sulit untuk tahu siapa yang kau maksud. Aku permisi
dulu, sudah saatnya untuk memuja Dewa Krishna."
pendeta melangkah pergi, sesaat
kemudian dia menoleh kembali . " di dekat sini ada banyak penginapan dan
tempat pertapaan. yg di huni wanita. sebaiknya kau mencari di tempat itu, kau
mungkin akan menemukannya di sana.Lurus saja setelah gerbang utama, disitu ada
tempat pertapaan."
jalal :” terima kasih”
pendeta :” sama-sama”
jalal bergegas pergi ke sana
di istana, hamida sedang murung di kamarnya. ia sedang memikirkan Jodha.
flashback
: jodha menggenggam tangan hamida dan berjanji :” "aku janji, apapun
rintanganya, aku akan selalu menjaga martabat karajaan mughal. Aku akan menjadi
seperti yang ibu harapkan."
Flashback
end
dalam hati hamida :"Anak ku Jodha, dimana kau? Semenjak kau
pergi, diriku tak bisa tenang. Aku tahu Jalal menyakitimu, tapi mengapa kau
menghukumku? Aku sudah menganggapmu sebagai putriku sendiri. Tapi kau bahkan
tidak memikirkan diriku. Mengapa kau lakukan itu?"
pelayan menyela lamunan hamida,
pelayan melapor jika atgah khan minta izin bertemu. hamida mengijinkan
Atgah :” salam ibu ratu”
hamida :” salam. ada apa kau
kesini?”
Atgah :”maaf
karena sudah mengganggu anda. aku terpaksa mengganggu karena ada masalah serius “
Hamida bertanya :” masalah serius apa?”
Atgah :” ada masalah dalam pembukuan harta kerajaan.
aku tidak tahu bagaiamana memberitahu anda.”
hamida :” ada apa? katakan, jangan
ragu-ragu”
“Ada banyak kesalahan pada pajak
religius dan tanah, beberpa pemberian bahkan ada yang tidak disebutkan. Bahkan
ada dokumen yang hilang. kurasa aku
akan memberitahu raja saat dia pulang
nanti. Tapi keadaannya berubah, aku harus minta saran anda.”
Hamida berkata :” jika Jalal sudah memberi mu tanggung jawab, maka
kau tak perlu ragu mengambil tindakan. kau boleh minta bantuan pada Maham Anga.Dia
akan memberinya saran.”
Atgah khan diam , ia terlihat gelisah. hamida lalu
bertanya "ada apa ? apakah ada masalah meminta jika meminta bantuan maham anga?"
atgah :” benar, sekarang saya tahu siapa yang buat masalah
ini, saya rasa saya tidak bisa meminta saran padanya."
Hamida bertanya :” kenapa? siapa
tersangkanya hingga kau tidak bs katakan pada maham anga?”
Atgah menjawab, "adham khan."
Hamida kaget, "apa?"
Atgah :” karena itu saya meminta saran pada anda”
Hamida berkata dengan tegas:"
kau tahu mengapa Jalal menyerahkan tanggung jawab ini padamu? Jalal menghormati
kejujuran dan kesetiaanmu. laksanakan tugasmu, atgah khan. Bahkan jika aku yang
melakukannya dan bukan adham, kau tetap harus melaksanakan tugasmu. Tugasmu
tidak berubah walaupun pelakunya berubah. Kau harus menghukum mereka” atgah
mengangguk mengerti
hamida meneruskan :” Jalal sangat mempercayaimu. Lakukan apa yang
kau anggap benar. Aku yakin, Jalal akan mendukung keputusanmu."
Atgah :”terima kasih, ibu ratu.
terimakasih atas saran anda. sampai
jumpa”
setelah atgah pergi, hamida kembali
duduk melamun.
di Mathura, jalal mendatangi semua
penginapan yg ada dan menanyakan jodha, mereka semua menjawab tidak tahu. jalal
terus mencari
di kamarnya, jodha sedang
mengalungkan kalung bunga ke patung khrisna. di luar, jalal sedang bertanya pada pendeta :”
kami sedang mencari pengembara wanita, dia mungkin tinggal di pertapaan anda”
pendeta :” banyak orang yang tinggal
di sini, siapa yang anda maksud?"
Jalal menjelaskan, "sekitar 10 - 12 hari
yang lalu dia mungkin datang kesini, dia membawa patung krishna."
Pendeta memberitahu Jalal bahwa
memang ada wanita muda yang datang kesini, dia membawa patung krishna. Jalal
senang, ia bertanya, "dimana dia? apa aku bisa menemuinya?"
Pendeta mengamati Jalal dengan
khawatir. Jalal lalu berrkata :” aku adalah kerabatnya dan sangat kuatir
padanya, aku datang untuk membawanya pulang”
Pendeta menyuruh Jalal mengikutinya, Jalal mengikuti pendeta
itu. Dalam hati dia berkata, "kurasa
pencarianku akan berakhir sekarang."
Jalal bertanya :” di mana pondoknya?” Pendeta menunjuk ke depan dan berkata, "itu, dia pasti berada di
sana." Pendeta memanggil seorang wanita bernama tulsi dan menyuruhnya mengantar Jalal ke pondok Jodha. Jalal
mengucapkan terima kasih pada pendeta dan mengikuti tulsi.
dari luar, jalal mengenali patung
Krishna. seorang wanita duduk di depannya.
Jalal memanggil, "ratu Jodha.."
namun Shehnaz yg menoleh, "kau
siapa? Apa yang kau lakukan di sini?"
Jalal kecewa dan berkata, "maaf
aku sedang mencari seseroang, ku kira dia ada di sini. Patung ini..."
Shehnaz segera berdiri dan mendekap
patung itu dengan erat, Shehnaz berkata,
"ini milik ku. Aku tak kan berikan pada siapapun, bahkan kau
sekalipun!"
Jalal : "jangan kuatir, aku takkan
memgambilnya darimu. Aku hanya mencari seseorang."
Shehnaz tersenyum, "sungguh? Kau
mencari orang ? jadi kau tak butuh patung ini? Karena dia berada di mana-mana,
dia berada di dekatmu, dia berada di
atasmu, mungkin di sebelahmu.."
Jalal mengangguk sedih lalu pergi.
Pendeta menghampiri Jalal dan bertanya:”
apakah dia yang anda cari? “
Jalal menjawab :"bukan.” Jalal
menatap ke langit :” Kurasa Dia ingin
menghukumku lebih berat."
Pendeta :”
aku tidak paham, ada apa?"
Jalal :” tidak apa-apa. terima kasih banyak karena sudah membantuku.
Jalal lalu melangkah pergi. jalal dan jodha lagi-lagi selisih jalan, jodha
datang saat jalal sudah pergi.
Jodha melihat Shehnaz mengendong patung krishna. Jodha
bertanya, "Ada apa shehnaz? Mengapa
kau ketakutan?"
Shehnaz :” saat kau pergi mengambil air ada pria datang ingin
mengambil patung ini”
jodha melihat sekeliling, ia tidak
menemukan siapapun Jodha menyuruh
shehnaz meletakan patung itu kembali ke meja pemujaan. Shehnaz menurut. lalu
shehnaz bertanya , "laksmi, apakah kau mau menyaksikan Holika Danan Puja
malam ini?" Jodha berpikir sebentar dan menjawab :” ya, kita akan pergi”
Farhaad khan melihat jalal datang
sendirian, ia menghibur jalal :” yang mulia, jangan hilang harapan. Kita akan
segera menemukannya. Ratu Jodha akan segera bersama anda."
Jalal :” terima kasih karena telah
menghiburku, aku perlu di hibur saat
ini. Aku ingin kalian berpencar mencarinya, aku akan pergi kearah sana."
Tapi pengawal keberatan. Jalal :” jangan kuatir dengan keselamatanku. Jika kita
berpencar kita takkan buang waktu, kita bisa menjangkau banyak tempat."
Pengawal menurut. Mereka kemudian berpencar. Jalal menggumam "dimana kau ratu jodha?"
Di Agra, Atgah sedang
memeriksa pembukuan. Adham datang mendekat, ia bertanya :” kenapa kau memanggilku? katakan padaku”
Atgah menjawab :”ada yang ingin ku bicarakan denganmu”
Atgah menjawab :”ada yang ingin ku bicarakan denganmu”
Adham berkata angkuh,"ada
apa sampai kau merepotkan aku?"
Atgah menjawab,
"bukan aku yang bermasalah, Adham khan. Ini soal pembukuan harta
kerajaan."
Adham bertanya, "lalu
apa yang bisa kulakukan? Bagaiman aku bisa terkait?" Atgah "aku memanggilmu karena kau terkait dalam
hal ini."
Adham marah, ia menuding
atgah "kau bilang apa? Aku bukan bawahanmu. Hormatilah aku."
Atgah balik menuding adham
:” aku sudah cukup mennghormati mu, adham. itu sebabnya aku sendiri yang
memanggilmu, jika tidak aku akan menyuruh prajurit. Ada masalah dalam pembukuan
harta kerajaan berbagai pajak dan tanah."
Atgah menyerahkan buku kas
pada adham. Tapi adham membuang buku itu
berkata, ia menuding petugas :"itu adalah petugas pembukuan. Itu
salahnya!" Petugas pembukuan membantah, "maaf tuan, aku tak buat
kesalahan. Aku sudah memeriksanya beberapa kali." Adham memandang tajam si
petugas
Atgah berkata, "Kau
belum memasukkan harta dan pajak yang kau kumpulkan.Ada perbedaan yang besar
diantara kedua itu." Adham bertanya dengan marah, "apa maksudmu aku
melakukan korupsi? kau tahu siap aku? Aku adalah putra perdana menteri Maham
anga." Maham melihat keributan itu dari jauh.
Atgah membalas kata-kata
adham, "dan aku adalah penasehat yang mulia. Jangan katakan kedudukanmu.
Jawab pertanyaanku!"
Adham membentak :”
kau tak berhak bertanya padaku”.
Atgah :” yang mulia
menugaskanku bertanggung jawab atas
harta kerajaan, itu yang sedang kulakukan!"
Adham berkata,
"baiklah, aku akan bicara dengan yang mulia." adham melangkah pergi,
tapi maham mengejarnya dan memegang tangannya, "adham, tunggu! ada apa? “
Maham berbalik pada atgah,
ia bertanya :” Atgah khan ada apa?"
Atgah :”perdana menteri,
ajarkan sopan santun pada putramu! aku
ingin bicara dengannya agar aku bisa memahami masalah ini. tapi dia tak
mengerti maksudku, dia bahkan tak menjawab pertanyaanku."
Maham , ia mnencoba meredakan amarah atgah: “
atgah khan, bisa kita bicara berdua?” Maham manyuruh semua orang pergi.
Maham :” ada apa?”
Atgah :” katakan padanya agar membantu
penyelidikanku, jika tidak.."
Adham menantang Atgah,
"jika tidak, apa?"
Maham membentak :"adham! aku yang akan bicara, biarkan aku yang bicara.
Katakan padaku ada masalah apa?" maham meliah adham dan atgah bergantian.
Atgah :” ada perbedaan yang mencolok dalam pembukuan
harta kerajaan. Itu terjadi di wilayah yang dia pimpin."
Adham :” dia salah menuduhku,
ibu”
Adham mengancam Atgah, "aku memberitahumu
untuk yang terakhir kali.." Maham
mebentak adham, "cukup!"
pada atgah khan, Maham minta maaf atas sikap
adham. “ aku berjanji akan bicara dengan adham, percayalah padaku”
Atgah itu bagus, yakinkan dia agar menjawab pertanyaan ku, atau
yang mulia akan bertanya pertanyaan yang sama. Dan itu tidak akan baik . jika itu terjadi, adham
khan dank au akan di permalukan di depan yang mulia”
Atgah berjalan pergi ,
adham marah dan menghunus belatinya.
maham menahan belati hingga tangannya berdarah. kemarahan adham mereda melihat
tangan ibunya berdarah. adham :” apa yg ibu lakukan? tangan ibu berdarah”
maham :” aku rela mengeluarkan
sedikit darah untuk menyelamatkan mu.”
Adham :” aku kan membunuhnya. dia pikir siapa dia?”
Maham berteriak :” dia adalah
penjaga yang mulia! setelah bhairam khan, raja menganggap atgah khan sebagai
penjaganya. apa kau tidak tahu itu? mengapa kau tetap melakukan ini?” maham
menangis :” kau tidak bs menyakitinya, jalal akan menghukummu. kau sudah
berjanji padaku, kalau kau akan bersabar. apakah ini yg namanya bersabar? apakah begini cara mu menepati janji mu? kau
bs membahayakan dirimu. aku sudah tidak memiliki siapa-siapa, kumohon patuhilah
perintahku. kumohon pastikan nama mu tidak terlibat dalam penggelapan ini”
adham terenyuh melihat air mata
ibunya :” baik ibu, duduklah aku akan memanggil tabib”
malam harinya, di sebuah tanah
lapang sedang ada penghakiman. Seorang
wanita yang telah d tinggal mati suaminya jatuh cinta pada pria lain. Dalam
tradisi di tempat itu, itu merupakan perbuatan dosa. Mereka akan membunuh
wanita itu dengan membakarnya hidup-hidup. Tangan wanita itu sudah terikat, dan
dia terduduk di tanah menanggis pasrah. Jodha dan Shehnaz tiba di tanah lapang
itu dan melihat kalau orang-orang akan menghukum wanita itu. Shehnaz segera
berlari menolongnya. Warga marah karena shehnaz membela wanita itu dan
mengatakan kalau mereka jg seharusnya di bakar.
Mereka memutuskan akan
menghukum shehnaz terlebih dulu baru membunuh wanita itu. Mereka melemparai
shehnaz dengan batu. Jodha yang melihat hal itu tak bisa tinggal diam saja. Dia
berlari melindungi shehnaz. Dan menyuruh warga berhenti melempari mereka dengan
batu. Tapi warga sepertinya tidak peduli. Mereka terus menghujani Jodha den
shehnaz dengan batu. Tiba-tiba muncul Jalal dan berlari melindungi Jodha dan
Shehnaz sambil berteriak menyuruh warga menghentikan aksinya. Tapi tak ada dari
mereka yang berhenti. Lemparan batu malah semakin gencar. Sebuah batu mengenai
kepala Jalal, hingga mengalirkan darah. Darah itu jatuh ke kening Jodha
Jalal membentak , "hentikan! Bagaimana
kalian bisa menyakiti wanita?" Jodha mengenali suara Jalal, berkata dalam
hati, "yang mulia kau di sini?"
1 Komentar untuk "JODHA AKBAR EPISODE 219"
Lanjut lgi donk admin.. episode 220.. Di tunggu ya mimin ya baik..
Terimakasih atas kunjungan anda. Mohon tidak copy paste artikel yg ada di blog ini, terimakasih