Jalal duduk di hadapan Jodha. Jalal
bertanya, :”aku ingin berrtanya, apakah kau pernah merasa takut, Ratu Jodha?
meskipun tahu cangkir itu ada racunnya, kamu tetap meminumnya. bagaimana jika
terjadi sesuatu padamu?”
Jodha menjawab :” aku hanya ingin memastikan keselamatanmu, hanya itu yg penting
bagiku.”
Jalal :” tapi kamu
tidak harus mempertaruhkan nyawamu untuk membuktikannya”
Jodha, " aku sudah coba beberapa kali menjelaskan
kebenarannya padamu, tapi saat seseorang
sudah menutup diri dari kebenaran,
maka itu satu-satunya jalan yg bisa di lakukan. aku pikir daripada kehilangan
dirimu, lebih baik untuk membahayakan nyawaku"
Jalal :” kau itu
seperti sebuah teka-teki, Ratu Jodha. Jika kau ingat, aku pernah datang ke
kamarmu, dan ketika aku mendekatimu, kau mendorongku. Lagipula, aku tahu sangat sulit mengerti apa yg ada di
dalam pikiran wanita. kamu selalu bicara
menggunakan teka-teki. aku merasa, untuk
mengeti dirimu, sama seperti memenangkan sebuah perang”
Jodha membantah :” itu tidak benar! dalam
kasus Benazir, aku sudah memberitahumu secara jelas jika dia wanita beracun, tapi
kau tidak mau mendengarku”
Jalal membela diri :” itu karena aku mengira kau mengatakannya karena cemburu. cemburu karena Benazir semakin dekat
denganku, dan kamu takut kehilangan posisimu di istana ini, karena dia telah
menjadi spesial bagiku”
Jodha :” Tidak, kau
salah. aku tidak takut akan kehilangan posisiku di istana ini, ataupun cemburu
karena meningkatnya posisi Benazir.”
Jalal :” kalau
begitu, bisakah kau beritahu aku sesuatu, Ratu Jodha? mengapa kau menyelamatkan
nyawaku? “
“jika kau tanyakan pada dirimu sendiri, kau akan tahu mengapa aku
melakukan itu.” Jodha menunduk saat
menjawabnya
Jalal :” jika aku
menanyakan pertanyaan yg sama pada diriku, aku akan mengira kau melakukan ini
untukku, karena kau mulai menyukaiku”
Ruqaiya datang, namun Moti
mencegahnya. Ruqaiya marah karena Moti
berani menghentikannya, ia mengancam akan menghukum moti. Moti memberitahu kalau itu perintah Raja, sebagai ratu, ruqaiya bisa menghukumnya, tapi
dia hanya melaksanakan perintah raja.
Ruqaiya pergi dengan marah
di dalam kamar, Jalal bertanya. "apa yang membuatmu tidak
menyukai Benazir?"
Jodha :”aku membencinya
karena dia wanita beracun”
Jalal :” itu memang
benar, tapi kamu baru mengetahuinya belakangan ini. kamu membenci Benazir sejak
awal, apa alasannmu membencinya?”
Jodha : " aku membencinya karena
aku tisak suka cara berpakaiannya."
Jodha sedikit kesal saat memaparkan
alasannya :” apa kau liat pakaian seperti apa yg dia kenakan? dan itu jg di
depan suami orang! “
Jalal hanya diam saja, Jodha lalu
bertanya :” boleh aku bertanya?”
Jalal :” iya”
Jodha :” kenapa kau
begitu tertarik pada Benazir? apa yg membuatmu begitu menyukainya? di sana ada wanita lain yg jauh lebih cantik dari
Benazir”
Jalal :”itu benar,
Benazir memang cantik. Dia begitu cantik, hingaa memnuat wanita lainnya merasa
iri.”
Jodha kesal :” apa yg kau katakan Yang Mulia? dia tidak secantik itu”
Jalal :” aku bicara
yg sebenarnya, Ratu Jodha. jika kau tidak percaya, aku akan bersumpah dengan
nyawaku.”
Jalal meletakkan tangannya di kepala,
Jodha lalu menarik tangan Jalal
Jodha :” itu bukan
sesuatu yg bisa di pakai bercanda, Yang Mulia”
Jalal :” aku tidak
bercanda. aku tahu dia wanita beracun dan dia
berniat membunuhku. tapi kita tidak bisa menyangkal kebenarannya, dia
memang cantik.”
Jodha kesal, :” bagaimana jika dia berhasil membunuhmu?”
Jalal tertawa :” dia tidak akan bisa melakukan itu. Hanya seorang Rajput
tertentu yg punya keberanian dan keyakinan untuk membunuhku”
Jalal menatap Jodha, Jodha menunduk
malu karena Jalal terus memandanginya. Saat Jodha mengangkat wajahnya, Jalal
msih tettap menatapnya, Jodha lalu tertawa, Jalal ikut tersenyum melihat Jodha
tertawa.
Setelah beberapa saat, Jalal berrkata
:” ini sudah larut, aku pikir
aku harus pergi”jalal lalu berdiri
Jodha :” tidak.. aku
ingin keluar ke Angoon Bag”
Jalal melarangnya :” kau tidak boleh pergi kesana sekarang, ratu jodha. tabib menyarankan agar kau beristirahat. “
Jodha bersikeras :” aku merasa tidak nyaman di dalam terus. aku ingin pergi keluar
untuk jalan-jalan.”
Jalal :” tapi kau
tidak bisa pergi keluar pada jam seperti ini. kenapa kau begitu keras kepala?”
Jodha :” karena aku
seorang rajput. aku selalu teguh akan keinginanku, aku ingin pergi keluar”
Jalal :” tapi
kenapa?”
Jodha merajuk :” karena aku bosan mendengar seseorang memuji-muji wanita beracun. karena itulah aku ingin
keluar. katakan padaku, kau adalah suamiku. tidak bisakah kau menemaniku
keluar? ”Jalal sedikit terpana mendengar kata ‘suamiku’ keluar dari bibir Jodha
Jodha :” jika kau
tidak mau menemaniku, aku akan pergi sendiri”
Jodha berdiri, namun dia sempoyongan
hingga vas yg ada di dekatnya terjatuh. untunglah Jalal memegangnya, 1 tangan
menggenggam tangan dan tangan lainnya di letakkan di bahu jodha.
Jalal :” bukankah
aku sudah bilang padamu, ratu jodha? kau masih belum sepenuhnya sembuh. jika
aku tinggal terrus di dalam, aku tidak akan bisa sembuh, aku butuh udara segar”
Jalal :” dia ingin pergi
keluar”
Moti :” baik, aku
akan ikut menemanimu”
Jalal :” aku yg akan
menemaninya, jangan khawatir.”
Jalal memapah Jodha, ia sedikit
canggung saat menggenggam tangan Jodha
(jalal nya gak macho, masa cuma di papah,
gendong dong.. )
di kamar Maham, Resham memberitahu
Maham kalau Jalal melepas sandal sebelum memasuki kamar Jodha, selain itu raja
jg menemaninya jalan-jalan di taman.
Ruqaiya datang dengan marah-marah, Resham segera pergi. Ruqaiya berkata,
"aku
seharusnya tidak mendengarkan dirimu, Maham Anga."
Maham :” mengapa
kau marah padaku, ratu ruqaiya?”
Ruqaiya kesal karena Jodha berrhasil mengalahakannya lagi, lain
kali ruqaiya tidak akan mau lagi mendengar saran Maham.
Maham sengaja memberitahu Ruqaiya , kalau Jalal melepas
sandal saat masuk ke kamar Jodha. Jalal
banyak menghabiskan waktu dikamar Jodha. selain tu, Jalal jg menemani jodha
jalan-jalan.
Ruqaiya menjadi semakin marah dan berteriak, "cukup! aku
tidak ingin mendengar mu lagi. dan lain kali, simpan saja semua saranmu, aku
tidak akan mau melakukannya"
Ruqaiya lalu pergi. Resham masuk dan bertanya mengapa Ruqaiya dengan terburu-buru?
Maham berdiri :” kau salah
Resham. dia sedang terbakar rasa iri. aku tahu jika dia mencintai raja. namun
pada saat yg sama, dia bersyukur karena ratu Jodha sudah menyelamatkan nyawa
raja. namun dia jg tidak mau kehilangan jalal karena ratu jodha.”
maham tertawa :” inilah apa yg dilakukan oleh kekeuatan dan posisi seseorang,
resham. selama kau memiliki 2 hal itu, kau akan berada di langit ketujuh, namun
jika hal itu di rebut, orang tsb akan menjadi debu”
Jalal menuntun Jodha ketaman, Jalal
mendudukan Jodha lalu ia duduk di depan Jodha. suasana menjadi canggung,
mereka hanya saling tatap. Jodha lalu berkata :” Yang Mulia, aku ingin bertanya. kumohon jawabkah dengan sebenarnya, jangan menjawabnya sebgai seorang raja, jawab sebagai seorang pria. apa kau benar-benar menganggap Benazir cantik?”
(aduhhh masih aja jodha penasaran,
mungkin dia berharap jalal akan menjawab “ tidak ratu
Jodha, kau jauh lebih cantik dari Benazir, ckckk)
Jalal tersenyum :” aku rasa, kau sudah terobsesi pada Benazir, kau seperti tidak
bisa mengeluarkan dia dari pikiranmu. “
Jodha :” itu bukan
jawaban dari pertanyaanku. “
Jalal:” jika kau
ingin aku menjawab yg sejujurnya, maka aku akan mengatakan ..” jalal diam sejenak
Jodha mulai senang, ia memperbaiki
letak selendangnya
jodha kecewa saat mendengar jalal berkata :” aku rasa dia memang cantik”
Jalal tersenyum melihat reaksi Jodha.
Jalal melihat Jodha mulai
kedinginan,, ia mengambil bejana berisi
api lalu meletakkan di dekat kaki jodha. mereka lalu menghangatkan tangan di
perapian.
Jodha menatap Jalal, dalam hatinya :” aku harap kau berfikir yg sama tentangku.
jika saja kau mengatakan aku jauh lebih cantik daripada Benazir”
Dalam hati Jalal :”aku harap aku bisa
memberitahumu apa yg benar-benar ada di dalam hatiku. jika saja Benazir tidak
muncul di dalam hidup kita, aku berharap kau tidak membiarkan siapapun
menghalangi hubungan kita.”
Jalal menarik tangannya dari perapian
lalu pergi. Jodha melihat ke sekeliling mencari Jalal. Jalal muncul dari
belakang Jodha membawa sebuah selimut lalu menyelimuti pundak Jodha, lalu
kembali duduk di tempatnya semula. Jodha senang dengan perhatian Jalal.
Ratu Hamida dan Jiji Anga sedang
berjalan-jalan di balkon, mereka melihat Jalal dan Jodha sedang berduaan.
hamida menjadi senang :” lihatlah, Jiji Anga, badai sudah
berlalu. aku sangat senang melihat Jalal dan Jodha bersama-sama. “
Jiji :” akupun
sangat senang melihat mereka. raja mulai peduli terhadap ratu jodha. “
Hamida :” benar, sebelumnya mereka
bersama-sama, tapi mereka tidak dekat 1 sama lain, jarak diantara mereka mulai
menghilang. setiap harinya mereka menjadi semakin dekat.”
Ruqaiya yg kebetulan melintas, pergi
dengan wajah cemburu melihat kedekatan Jodha dan Jalal.
Di
penjara Sharifudin tertawa mendengar laporan dr anak buahnya . Sharifudin
menyuruh mengirim pesan pada sekutunya, mengabarkan jika sebentar lg ia akan
bebas.
Pengawal bertanya, "bagaimana
bisa, tuan ?"
Sharifudin menjelaskan, sekarang ratu Jodha telah selamat, benazir
telah dihukum. maka kini jodha akan membebaskannya
di ruang dewan, Jalal marah karena
Abu Mali berhasil melarikan diri. Atgah melapor jika dia sudah menyebarkan mata-mata
di kota untuk menangkap Abu mali.
Jalal meneruskan rapatnya..
pengawal masuk melaporkan jika Mirza
Hakim sudah kembali membawa kemenangan.
Jalal menjadi senang, para menteri
mengucapkan selamat. Jalal menyuruh pengawal memanggil Mirza.
Pengawal memberitahu Jalal jika mirza
hakim sedang menjenguk jodha di temani hamida.
Jalal tidak marah, ia malah terkesan dengan tindakan Mirza.
Di kamar Jodha, Maansingh menyesal
karena tidak ada saat Jodha mendapat musibah :” Bibi Jodha,
aku sudah berjanji pada kakek untuk selalu melindungimu. tapi aku gagal
memenuhi janjiku”
Jodha menghiburnya :” tp kau jg membuat janji yg lain, Maansingh. kau sudah berjanji
untuk selalu membela raja. dank au talah memenuhi janji itu.”
Mirza yg berdiri di dekat tempat
tidur berkata :” aku sudah menduga jika seorang wanita beracun sudah memasuki
istana. ular-ular memasuki istana, dan saat maksood khan meninggal, aku sudah
berfikir ada hal yg terlewatkan. aku sudah mencurigai Benazir, dia itu sangat
cantik sekali. tapi kepribadiannya menggangguku. dan jg saat menemukan surat yg
di tulis mengandung kode. tapi dia berhasil lolos dari masalah itu. bagaimanapun
aku meras lega karena sekarang dia tidak bisa lagi membahayakan kita”
Jodha menyahut :” dan aku sangat senang mendengar kalian berdua memenangkan
pertermpuran di Chanden.. aku sangat bangga pada kalian berdua”
Maansingh berdiri saat melihat Jalal
memasuki kamar.
Jalal memuji maansingh dan mirza
hakim :’ aku sangat bangga pada kalian berdua.”
pada Mirza Hakim, jalal berkata :” saat aku mendengar kedatanganmu, aku tidak sabar untuk segera
bertemu”
Mirza hakim :” aku minta maaf, yang mulia. kami seharusnya menemuimu lebih
dulu. tapi saat kami mendengar tentang kondisi ratu jodha, kami tidak bisa
menghentikan diri untuk datang menemuinya. aku tahu jika pria dilarang memasuki
harem”
Hamida menyela :” Mirza, aku memberimu ijin untuk datang kemari. seorang kakak
ipar atau bibi itu sama seperti seoran g ibu. siapa yg bisa menghemtikan
seseorang menemui ibunya? kamu datang kemari untuk melihat keadaan ratu jodha,
dan aku ikut menemani. siapa yg bisa menyalahkanmu? kau tidak melanggar
peraturan harem.”
Jalal tersenyum :’ ibu, kita semua keluarga. maansing datang untuk menemui bibinya
dan mirza datang untuk menemui kakak iparnya. mereka berdua sangat peduli pada
Ratu jodha. aku sangat bangga mereka
menunjukkan keberaniannya di Chanden, dan ratu jodha menunjukkan nya di agra. aku
sangat senang semuanya sudah membaik. pada hari yg berbahagia ini, aku ingin
mengumumkan sesuatu. aku meminta kalian semua menemuiku di persidangan. “
Pada Jodha, Jalal berkata :” jika mungkin, aku ingin kau jg pergi kesana.”
Jodha mengangguk.
1 Komentar untuk "JODHA AKBAR EPISODE 169"
Anda butuh angka 4d 5d 6d silahkan tlpon eyang woro manggolo di 0823,9177,2208.trimakasih
Terimakasih atas kunjungan anda. Mohon tidak copy paste artikel yg ada di blog ini, terimakasih