maham datang ke sebuah
tempat gelap seperti goa, dia duduk dan melihat seorang bayi. ia menggendong
bayi itu di tangannya dan berkata :” kau harus bangun dan makan sesuatu. kau
akan makan suatu hari nanti, kau harus menjawab pertanyaanku. aku sudah
menunggu lama, aku tidak keberatan menunggu lagi. tapi aku tidak akan menyerah,
aku akan mendapatkan apa yg ku mau, bagaimanapun caranya” maham menyeringai
pada bayi (wajah bayi tidak kelihatan) “ apa kau mengerti?”
Di Amer, tubuh Jalal di
balut perban, ia minum susu dan berfikir :” aku
tahu ratu jodha peduli padaku dan aku jg tahu kenapa dia tak siap dekat
denganku. tapi, aku sama keras kepalanya dengan dia, aku akan berhasil membujuk
dia memaafkanku”
Jodha sedang menumbuk obat
di kamar yg sama dengan Jalal. setelah selesai, ia menyuruh pelayan membalurkannya
di luka Jalal.
Jalal :” aku tidak
membutuhkannya”
Jodha :” tabib bilang kau
membutuhhkannya” Jodha membubarkan para pelayan
Jodha mengambil mangkuk
obat :” kau membutuhkan ini”
Jalal mengulurkan
tangannya :” baiklah, kau bisa oleskan.”
Jodha memanggil pelayan,
jalal merasa kecewa, dalam hatinya :” aku
fikir dia akan mengoleskan obat itu padaku, tapi dia..”
Jodha menyuruh pelayan
mengoleskan obat ke luka Jalal, jalal menolak :” itu tidak perlu. aku bisa mengobati
luka ku sendiri.”
Jodha memberi isyarat agar
pelayan pergi, jalal berusaha mengobati luka di lengannya, jodha kasihan
melihat jalal kesulitan. ia lalu duduk dan mulai mengoleskan obat di luka
Jalal.
Jalal :” jika kau masih
marah padaku…”
Jodha :” kau butuh
istirahat, tidurlah!”
Jalal :” aku sudah menelan
harga diriku, aku datang kemari untuk minta maaf padamu, aku tidak beristirahat
hingga aku menemukanmu. tapi kau bahkan
tidak mau melihat wajahku.”
Jodha mengalihkan
pembicaraan, :” aku sudah mengoleskan
obat, lukamu akan segera sembuh. aku akan mengantarmu pergi”
Jodha berjalan perrgi,
jalal berdiri mencegahnya. namun ia sempoyongan, jodha berbalik dan menyangga
tubuh jalal, :” hati-hati. “ dan mereka pun akhirnya saling tatap. jodha
membantu jalal kembali ke tempat tidur, lalu menyelimutinya. jodha duduk di
sisi lain tempat tidur, ia melepas perhiasannya. jalal memandangi jodha, dalam
hatinya :” harga dirimu begitu besar,
namun cintaku lebih besar. aku akan memenangkan hatimu. terimakasih sudah
merawatku”
Jodha dengan judesnya
menurunkan tirai pembatas, ia lalu berbaring di kasur.
di Agra, Ruqaiya sedang
bersantai, :” ini malam yg indah, jalal ayo kita pergi berlayar dengan perahu.
pasti sangat menyenangkan” senyum ruqaiya menghilang saat sadar Jalal tidak di
istana. ruqaiya duduk, pelayan datang membawakan hookah, namun ruqaiya menyuruh
membawanya kembali.
Ruqaiya merasa sedih dan
kesepian, dalam hatinya ia bertanya-tanya :”
kapan Jalal akan kembali? apakah
dia merindukanku? tanpa dia, tempat ini seperti tempat sunyi. tidak ada
siapapun selain maham anga dan beberapa orang pelayan. dengan siapa aku bisa
berbagi perasaanku?”
Ruqaiya menemui Salima.
salima bertanya :” apa yg membawamu kemari, ratu jodha? “
Ruqaiya :” tidak ada hal
yg penting. aku merasa bosan sendirian, jd aku datang kemari.”
Salima :” itu mengejutkan,
biasanya kau selalu di sibukkan dengan masalah harem, hingga kau tak punya
waktu luang”
Ruqaiya :” sebenarnya aku
sangat merindukan raja”
Salima :” jangan khawatir,
aku yakin raja akan segera kembali bersama ratu jodha. perasaan ratu jodha
terluka, ia tidak akan memaafkan raja dengan mudah.”
Ruqaiya kesal ia lalu
berdiri :” sebenarnya aku..”
Salima :” aku senang kau
datang kemari, kau jarang kemari mengunjungiku”
Ruqaiya :” aku akan pergi
sekarang. kau pasti lelah dan ingin tidur”
Salima mencegah, :” tidak,
aku tidak merasa mengantuk. “
Ruqaiya :” aku tidak mau
mengganggu tidur rahim, aku akan pergi. selamat malam”
di Amer, jalal terbangun
karena jodha membungkuk hingga wajah mereka begitu dekat. jalal mengerjapkan
mata, mengira dirinya bermimpi. perlahan
jodha menurunkan tubuhnya, jalal heran,
ia bertanya :” ratu jodha apa..”
Jodha menyuruh jalal diam,
ia menarik sesuatu dari kasur lalu melemparnya.
jalal kaget melihat itu
adalah seekor ular. jodha terngah-engah, ia lalu melirik jalal, ia kembali
terlihat angkuh. jodha lalu kembali ke tempat tidur. jalal terus memandangi
jodha dari balik tirai pembatas.
Jodha :” aku hanya
menyelamatkan hidupmu, kenapa kau berteriak? apa ular itu sudah menggigitmu?”
jalal :” aku merasa aneh,
apa di amer sudah biasa menemukan seekor ular di ranjang? “
Dengan angkuh jodha
menjawab :” benar! bahaya berada di setiap sudut Amer. jadi kau harus
berhati-hati”
Jalal tersenyum :” kasihan
ularnya di paksa pergi”
Jodha :” jika aku
tidak menariknya, dia akan menggigitmu”
Jalal :” kau sepertinya
sangat ahli dalam menangani racun, dulu kau menyelamatkan aku dari racun Benazir,
dan sekarang dr ular ini. boleh aku tahu kenapa?”
Jodha :” kau adalah tamu
di Amer, karena itu aku melakukannya” jodhaberbaring membelakangi jalal.
Jalal menggumam :’ kasihan
ular itu. setidaknya ular itu merasa senang berbagi ranjang denganku”
Jodha berbalik karena
kesal, namun jalal tersenyum lebar.
Salima dan Hamida pergi ke
Dargah. Doa Hamida :” Ya Allah, ku mohon bawa kemari Jodha-ku”.
Doa Salima :” cinta adalah hadiah terbesar, Ya Allah. Semoga
cinta antara ratu jodha dan raja tetap terikat.”
dalam perjalanan kembali
ke istana, Hamida dan Salima melewati pasar. mereka bercakap-cakap di sepanjang
jalan. mereka membagi-bagikan sedekah untuk
orang yg tidak mampu. Hamida menyuruh salima pulang ke istana
duluan, setelah salima pergi, tanpa
sengaja hamida melihat maham. hamida heran karena maham menutupi dirinya dengan
mantel. dalam hatinya :” kemana maham anga pergi? dan kenapa dia
menutupi wajahnya? apa dia punya rahasia? aku harus mencaritahu” hamida lalu mengikuti maham.
Di amer, saat bangun tidur,
jalal kebingungan karena jodha tidak ada di tempat tidur. jalal duduk, ia
meringis kesakitan. pelayan datang bertanya apa dia butuh sesuatu? jalal
menggeleng.
jalal mengambil jubah
kamar lalu memakainya, Ia keluar untuk
mencari jodha. ia berhenti saat mendengar denting pedang beradu. jalal
tersenyum melihat jodha berlatih tanding melawan 2 orang prajurit sekaligus, ia
menggumam :” bertarung. ratu jodha ahli menggunakan pedang. setelah beberapa hari,
akhirnya aku bisa melihat wajah senang ratu jodha”.
Jalal senyum-senyum
sendiri saat memandang jodha, :” benar!
saat senang, wajahnya bersinar. sayangnya akulah alasan senyum menghilangg dari
wajahnya”
pelayan berdiri di
belakang Jalal membawa nampan obat, sudah waktunya jalal di obati lagi. jalal tersenyum :’ ada hal lain ya akan
membuatku sembuh lebih cepat”
di halaman, jodha msh
bertarung dengan 2 orang prajurit, ia bs menandingi mereka berdua. Shenaz
bersorak memuji. pertarungan terhenti
karena kedatangan jalal, jalal sudah mengganti jubahnya dengan pakaian yg biasa
dia kenakan. jalal mengambil sebilah pedang. dua orang prajurit lawan tanding
jodha undur diri.
setelah saling bertukar
salam, jalal memuji jodha :” aku harus akui, kau hebat dalam seni bertarung. “
Shenaz dan pelayan yg
berdiri di dekat situ bertanya-tanya apakah jalal akan berlatih dengan jodha
atau tidak.
jalal meneruskan basa
basiinya :” bukankah ini hari yg indah?bukankah begitu ratu jodha?”
Jodha dengan dingin
menjawab :’ orang yg sedang terluka seharusnya beristirahat, bahkan di pagi yg
indah”
Jalal menyentuh pundaknya
yg terluka dan berkata :” singa yg
terluka bahkan lebih berbahaya, ratu jodha. kau harus percaya jika aku akan
mengalahkanmu”
jalal memainkan pedangnya.
Jodha terpancing :” jangan
pikir aku akan mengasihanimu hanya karena kau sedang terluka.”
Jalal menantang :” kenapa
kau tidak mulai bertarung?”
Jodha menyerang jalal
dengan sengit, setelah beberapa sabetan, jalal berrhasil menahan pedang jodha :”
mengesankan! pukulanmu tanpa ampun. aku kemari hanya untuk latihan, tapi kau
menyerangku tanpa ampun, seolah aku ini musuhmu. “
Jodha :” dalam duel
apapun., seorang lawan adalh musuh”
jalal tersenyum :” apa kau
berfikir begitu?”
Jodha :” iya”
jodha kembali menyerang.
pelayan yg menonton ikut
berkomentar :” raja hanya mencoba mempertahankan diri, namun ratu jodha
menyerang dengan agresif”
Jodha terus menyerrang
dengan membabi buta, jalal hanya menghindar dan menangkis. pelayan mengingatkan
jodha :” hati-hati, ratu! raja sedang terluka.”
jalal senyam senyum sambil
memegang pundaknya yg terluka, jodha kesal :” jika begitu, seharusnya dia tidak
memulai duel denganku”
Jalal :” ini kesempatanmu,
ratu jodha kau bs menghukum ku atas apa yg sudah kulakukan. potong leherku, aku
janji aku tidak akan protes ( ya ialah, leher di potong = mati. kalo mai gmana
mau protes X_X)
jodha menjawab sengit :”
aku bukan pembunuh” jalal cm senyam senyum aja
jalal dan jodha kembali
bertarung. raja dan ratu amer menonton dr atas balkon. Bharmal ketakutan :” apa
yg sedang jodha lakukan? tidakkah dia sadar raja sedang terluka? dia menyerang
seperti sedang menyerang musuh. “
mainawati :’ terkadang
kami (wanita) melampiaskan amarah kami pada orang yg kami cintai. kumohon,
jangan khawatirkan raja. dia memang sedang terluka, tapi dia adalah pendekar
pedang yg hebat. dia tidak akan terluka”
Bharmal :” ini bukan
lelucon, mainawati. aku akan menghentikan Jodha.”
mainawati mencegahnya, :’
ini adalah masalah suami – istri. mereka yg memulai, mereka pula yg harus menyelesaikannya.
jodha melakukan itu karena dia marah, dan raja melakukan itu karena dia
menyesali perbuatannya. jangan khawatir, tidakkah kau mempercayai putrimu? dia
tidak akan melukai raja. dia sedang terluka, biarkan dia melepaskan amarahnya,
biarkan dia menunjukkan lukanya”
jodha dan jalal terus
saling menyerang, di tengah-tengah pertarungan, jalal berkata:” kau seharusnya
tidak lupa jika kita sedang di istana ayah mu”
Jodha :” lalu kenapa?”
Jalal :’ semua orang
melihatmu. pelayanmu, ibu dan ayahmu” gerakan jodha terhenti.
Jalal :” semua orang
melihat ini, kuharap mereka tidak berfikir kau ingin membunuhku” jodha melihat
sekeliling, ia akhirnya menyadari para penonton,
jalal menyerang di saat
jodha sedang lengah, ia berhasil menjatuhkan
pedang jodha dan menyarangkan pedang di leher jodha.
jalal melepas jodha :” aku
mengalahkanmu. aku akan melepaskanmu kali ini”
jodha marah :” kau curang!
kau meneipuku, seperti yg kau lakukan setiap waktu apa kau tahu cara menang
tanpa menipu?”
jalal tertawa, ia berjalan
mendekati jodha, :” segalanya adil dalam cinta dan perang, ratu jodha.”
jodha kesal, ia mengajak
shenaz pergi. shenaz berlari menghampiri jodha, ia bertanya :” apakah kau sudah
memaafkan raja?”
Jodha :” aku bilang ayo
pergi!”
jalal berteriak :’ dmana
sopan santunmu, ratu jodha? aku sudah mengampuni hidupmu, tapi kau bahkan tidak
mengucapkan terimakasih”
jodha pergi dengan dongkol, meninggalkan jalal yg berpuas
diri atas kemenangannya.
0 Komentar untuk "JODHA AKBAR EPISODE 225"
Terimakasih atas kunjungan anda. Mohon tidak copy paste artikel yg ada di blog ini, terimakasih