Jodha Akbar Episode 243



sinopsis jodha akbar episode 243 by Ellis

Shehnaz masih tertawa2 diatas balkon. Semua orang geram melihatnya. Jalal dibawah menatap shehnaz dengan sangat marah. Tetapi shehnaz masih berteriak
Shenaz : ”bonekamy ada ditanganku Rahim” ..dia pun tertawa lagi.. 
Jodha membujuk shehnaz agar kembali ke kamar, Ruqaiya menatapnya dengan tersenyum sinis

JalaL sedang bersama para Ratu dan membahas masalah ini 
Ruqaiya : ”yaa khuda.. Beraninya shehnaz melakukan hal seperti itu!!”
Jalal : ”orang seperti Dia seharusnya tidak melakukan hal berbahaya seperti itu” 
Ruqaiya : ”saat aku datang, kelihatannya dia sengaja mendorong anak itu” 
Salima : ”jangan begitu Ruqaiya, dia tidak bermaksud buruk, dia hanya seperti anak2, kalau tidak, Ratu Jodha takkan membiarkannya bermain-main”. 
Yanng mulia, dia tidak berniat seperti itu
Ratu Hamida pun datang. Semua memberi salam padanya. Hamida lalu menghampiri Rahim yg sedang duduk. 
Hamida : ”bagaimana keadaan Rahim?”
Salima : ”Rahim adalah anak yg kuat, kau tidak apa-apa kan Rahim?”
Hamida lalu bertanya pada Rahim
Hamida : ” bagaimana kau bisa Jatuh Nak?”
Rahim : ”karena mengejar boneka”
Hamida : ”kok bisa begitu?”
Rahim : ” shehnaz mengambil bonekaku, saat mengejarnya, aku terjatuh”

mendengar itu Jalal menghampiri Jodha, yang hanya terdiam disana
Jalal : ” kalau kau tahu Shehnaz tidak waras, begaimana kau bisa mengizinkannya bermain-main dengan Rahim, Ratu Jodha?”
Ruqaiya tidak menyia-nyiakan kesempatan itu dan mencoba memojokan Ratu Jodha
Ruqaiya : ”Syukurlah Rahim tidak apa-apa. Jika dibiarkan terus, apalagi yang akan dilakukan orang gila itu?” 
Jodha : ”Shehnaz tidak gila, Rahim sangat penting bagiku, shehnaz seperti anak-anak. Dia tidak bisa disalahkan . Anak2 suka bermain seperti itu yang Mulia. Meski seperti itu, aku tidak tau percis kalau dia tidak bersalah.”
Jalal : ”cukup, Ratu Jodha. Kau bertemu satu orang gila diMathura, hanya karena dia berkata-kata indah. Kau membawanya ksni. Hari ini terjadi kecelakaan dan kau masih membelanya, aku lihat Rahim terjatuh dan dia malah tertawa-tawa. Hanya orang gila yg seerti itu”
Jalal bicara dengan sangat kesal. Jodha hanya terdiam mendengarkan.
Salima :” yang Mulia, Rahim baik2 saja. Tak ada masalah”
Ruqaiya :”jika yang Mulia tidak sempat meraihnya. Apa kau kira tak akan ada apa-apa Ratu Salima?”
Jodha : ” dia tidak mempunyai maksud seperti itu. Dia hanya ingin bermain-main”
Jalal : ”apa maksudmu Ratu Jodha? Apa kaukira Rahim berbohong mengatakan dia mengambil bonekanya dan dia jatuh?”
Jodha : ”yang Mulia, hal itu terjadi tidak di sengaja”
Jalal : ”jika sengaja, dia benar-benar gila. Pemikirannya tidak waras. Aku akan mengirimkannya kembali ke Mathura”
Ruqaiya : ” yang Mulia sudah berbaik hati, akau akan melakukan apapun agar dia segera pergi dari sini”
Jalal : ” Ratu Jodha, jika dia tidak waras dia tidak boleh ada dsni”
Mendengar nya Jodha merasa cemas dan sedih kemudian dia segera beranjak pergi meninggalkan mereka, Jalal menatap kepergian Jodha dengan perasaan cemas

Dikamar Shehnaz masih saja menangis. Jodha dan Moti menenangkannya dan menghiburnya
Moti : ” Shehnaz sudahlah, sudahlah ”
Shehnaz : ” Jodha, aku tak bermaksud begitu pada Rahim, aku hanya mau bermain-main denga boneka-boneka ini”
Jodha : ”kau jangan lagi merebut milik orang seperti itu. Jika terjadi lagi hal seperti ini, kan semua jadi bersedih”
Shehnaz : ”maafkan aku, Jodha. Karena ini, kau jadi dibentak-bentak yang Mulia”
Jodha : ” tidak apa-apa, yang Mulia marahnya cepat reda”
Shehnaz :”benarkah? Kalau begitu aku akan meminta maaff pada yang mulia.”

Jalal masih mengobrol dengan Ratunya kecuali Jodha yg tadi meninggalkan ruangan itu
Jalal : ”jadi, Ratu Salima. Apa aku akan membiarkan Rahim jatuh dan akan menjadi masalah?”
Salima : ”aku tidak bermaksud begitu, yang Mulia”
Jalal : ”lalu kenapa kau menganggap enteng masalah ini?”
Salima: ”maafkan aku yang Mulia, Shehnaz keadaannya tidak normal. Dia harus sering dibimbing supaya hati-hati”
Ruqaiya : ”tunggu Ratu Salima, sangat aneh. Shehnaz sudah jelas gila. Apa karena Ratu Jodha yang membawanya kesini”
Jalal : ”Ruqaiya, aneh rasanya. Tapi buat apa Ratu Jodha membawanya kesini?”
Salima : ”yang Mulia, kita harus melihatnya dari sudut pemikiran Ratu Jodha. Menurutku, saat Ratu Jodha meninggalkan Agra. Dia sedang patah hati, shehnaz berbagi kesusahan dengannya. Karena itulah Jodha terikan secara emosional dengannya. Jodha tidak bisa membiarkannya dsna, kita tidak tahu seberapa kesusahan yang telah mereka derita.” 
Jalal hanya terdiam mendengar semua penjelasan dari Ratu Salima

Dikamar Jodha, Shennaz masih belum berhenti menangis. Moti kewalahan menenangkannya
Shehnaz: ”apa yang harus kulakukan? Aku tidak ada lagi tempat, tak ada lagi..”
Jodha : ” jangan menangis lagi Shehnaz, jika kau menangis. Aku jadi makin khawatir”
Shehnaz : ”benarkah? Jodha, hanya kau yang mengerti aku. Hanya kau yang sangat baik padaku. Jangan tinggalkan aku yaa ”
Shehnaz memeluk Jodha 
Jodha : ”tidak akan..” Jodha mengusap air mata shehnaz
Shehnaz: ”benarkah..” Jodha tersenyum ...
Jodha : ”Moti, tolong temani Shehnaz”
Moti : ” baiklah.. Mari Shehnaz”
Shehnaz dan Moti kembali kekamar mereka, dan tidak lupa Shehnaz membawa serta bonekanya 

Salima masih berbicara pada Jalal, dia mencoba menjelaskan keadaannya pada Jalal
Salima : ”yang Mulia, shehnaz itu seerti Rahim. Kau bisa memaafkan Rahim karena dia anak-anak. Shehnaz juga sama. Kau marah pada Ratu Jodha saat luka Jodha mulai sembuh, aku khawatir Jodha akan sakit lagi”
Ruqaiya : ”benar, tapi Jodha membantu Shehnaz yang salah. Itu adalah tindakan yang tidak benar”
Salima : ”tidak Ratu Ruqaiya, Jodha sangat menyayangi Rahim. Dia takkan membiarkan sesuatu terjadi padanya. Bertengkar itu tidak baik yang Mulia, sebaiknya kau berbicara baik-baik dengan Ratu Jodha. Besok adalah hari jadi pernikahanmu. Jika kau bertengkar sekarang, apa akibatnya? Seharusnya dirayakan, bukan malah bertengkar.”
Mendengar itu Ruqaiya sangat cemas. Dia kesal mendengar Salima membela Ratu Jodha
Jalal : ”kau benar Salima, aku akan segera menemui Ratu Jodha. Aku akan membicarakannya dengan Ratu Jodha.
Jalal bergegas pergi dr sana dan menemui Ratu Jodha

Ditaman Moti sedang menemani Shehnaz bermain
Moti : ” Shehnaz, boneka-boneka ini memang lucu. Tapi ini punya Rahim. Mengaa kau mengambilnya? ”
Shehnaz : ”ini lucu. Bentuknya seperti Jalal dan Jodha”
Moti : ”ooh ya, aku ada yang tertinggal. Aku harus mengambilnya. Jangan kemana-mana ”
Shehnaz : ” baik, Moti”

Jodha dikamarnya dia sedang membuka ikatan rambutnya dengan perasaan sangat kesal dia bicara pada hatinya : ” kenapa selalu begini, saat masalah baru selesai. Yang mulia selalu memulai pertengkaran. Saat yang Mulia marah, dia tidak memandang siapapun. Seharusnya dia tahu kalau Shehnaz menyukai Rahim.”
Jalal masuk kekamar Jodha. Dia melihat Jodha seperti sedang kesal. Jalal terdiam dia bingung bagaimana memulai percakapannya.
Jalal : ”Ratu Jodha”
Jodha : ” ada apa yang Mulia?ada sesuatu?” Jodha menjawabnya tetapi dia memalingkan mukanya. Jalal lalu menghampirinya
Jalal : ” aku mau membicarakan tentang masalah hari ini”
Jodha : ” apalagi yang mau dibicarakan? Kau sudah menganggap aku salah dan membentakku ” Jodha menjawabnya dengan ketus
Jalal : ”ini harus dibicarakan. Mari..” 
Jalal lalu memegang dagu Jodha, dan dengan sangat lembut Jalal membalikan wajah Jodha. Jalal lalu berbicara dengan sangat hati-hati pada Jodha.
Jalal : ”aku tahu, aku sedang marah saat itu. Kau tahu, saat ini aku adalah penjaga Rahim. Aku melihat Shehnaz tertawa dan bertepuk tangan saat melihat Rahim jatuh. Aku tidak bisa menahan amarahku”
Jodha : ” yang Mulia, aku snagat mencintai Rahim. Tapi dengan keadaannya, Shehnaz sama seperti Rahim”

Ditaman Shehnaz menatap kedua Boneka itu. Dia bebicara sendiri ” satunya Raja, satunya Ratu. Raja Jalal dan Ratu Jodha mereka menikah dan saling mencintai.aku sangat menghargainya..” Shehnaz lalu tertawa.. Dia menatap boneka Ratu dan berkata :” Ratu jodha salam..” Lalu gantian dia menatap boneka Raja. Dengan penuh amarah dan dendam Shehnaz mematahkan kepala boneka itu dan dia berkata pada dirinya sendiri : ”kau benar Moti, aku tidak gila. Aku kesini Jalal. Untuk mengambil apa yang jadi milikku. Apakah itu?.. Tentu saja, Tahta.

Dikamar Jodha, Jalal berbicara dengan hati2 pada Jodha. Dia tidak ingin membuat Jodha terluka kembali
Jalal : ”aku merasa cukup dengan semua pertengkaran ini. aku tidak mau bertengkar, tidak mau mencela, dan segala ribut-ribut. Kita akan merayakan hari Jadi besok, aku melakukan kesalahan saat marah. Kau tidak salah tak mau bicara padaku, mari lupakan semua masalah ini. Aku sudah minta maaff kepadamu ”
Jodha : ”sudahlah yang Mulia, tak perlu minta maaff. Suami tak terlihat baik kalau minta maaff pada istrinya terus menerus”
Jalal : ”apa aku minta maaff seperti itu?”
Jodha : ”tanya pada dirimu kenapa begitu”
Jodha lalu bangun dan berdiri didepan cermin. Jalal mengikuti dan berdiri dibelakang Jodha
Jalal : ”kukira kau masih marah dan belum melupakannya”
Jodha : ”aku tidak berhak marah kepadamu”
Jalal : ”Ruqaiya keras perkataannya, Ratu Jodha. Aku khawatir kau masih marah, dan itu sangat melukaiku. oleh karena itu aku minta maaff sekali lagi Ratu Jodha.”
Jodha hanya terdiam mendengarkan. Kemudian Jalal beranjak pergi meninggalkan kamar Jodha

Shehnaz menatap boneka Ratu dan berbicara dengan bonekanya : ”Jodha, kau adalah Ratu. Yang akan membantuku mendapatkan apa yang kumau. Jadi apa sebutanmu. Jodha yang cantik atau Jodha yang bodoh?” Shehnaz tertawa dan melempar boneka itu ke lantai
Shehnaz berbicara dlm hatinya : ”aku akan mendapatkan apa yang kumau, kau dapat apa yang kau mau. Keinginanmu untuk bersama dengan Jalal akan segera terpenuhi. Tidak ada yang akan memisahkan kalian berdua setelah kematianmu. Tidak ada....”

Fajarpun tiba. Dikamarnya Ratu ruqaiya sedang kesal . Dia membuang bunga hingga berceceran dilantai. Dia berkata pada dirinya sendiri : ”sialan, kenapa semua yang ada di istana ini memihak kepada Ratu Jodha. Aku senang bahwa masalah Rahim akan membuat Jalal bertengkar dengan Jodha. Tapi pada akhirnya malah Salima mengingatkan akan cinta Jalal. Jika Salima berusaha mendekatkannya, aku akan berusaha memisahkan mereka!! Jodha harus jauh dari Jalal. Jalal adalah milikku, aku benci Jodha” Ruqaiya semakin kesal, dia menghancurkan bunga yang ada divasnya, dan dia mulai berteriak. ” Benciiii...”
Hosyiar menghampiri Ruqaiya
Hosyiar : ”kenapa Ratu?” Dia lalu mulai membereskan kamar Ruqaiya
Hosyiar : ”apa kau tidak tahu, ada perayaan di istana? Hari ini ada perayaan hari jadi pernikahan yang Mulia dan Ratu Jodha”
Ruqaiya : ” apa maksudmu? Kau mau mengejekku? Apa kau sekarang membela Ratu Jodha”
Hosyiar : ”ini tidak ada urusan dengan Ratu Jodha, kita hanya ikut perayaannya”
Ruqaiya : ”tidak, aku tidak akan hadir. Kau saja jika kau mau”
Hosyiar : ” aku akan membawakannya mawar, aku tahu kau menyukainya”
Mendengar mawar, Ruqaiya lalu teringat kalau Jalal sangat menyukai bunga mawar, Ruqaiya pun tersenyum licik, dia mempunyai ide setelah teringat bunga mawar.
Hosyiar : ”kenapa Ratu ?”
Ruqaiya : ”baiklah Hosyiar, aku akan bawa hadiah. Tapi pastikan itu untuk yang mulia. dan aku akan memberinya sesuatu yang spesial”
Hosyiar : ”yang Mulia akan menerimanya?”
Ruqaiya : ”tentu saja, aku tahu kesukaan Jalal. Dengan amarah Ruqaiya melanjutkan perkataannya lagi pada Hosyiar
Ruqaiya :”aku benci Ratu Jodha, tapi tidak pada Jalal, aku akan memberinya sesuatu, pergilah... Hosyiar pun segera keluar dari kamar Ruqaiya.

Jodha keluar dari kamarnya, Rambutnya terurai walaupun tanpa hiasan dia terlihat sangat cantik. Jodha berjalan menghampiri bunga tulsi, dari kejauhan. Jalal melihatnya dan menghampirinya.
Jodha tidak menyadari Jalal ada dibelakangnya. Jodha dan Jalal pun berdoa.
Jodha berdoa didepan pohon tulsi Jalal mendengarkannya dengan tersenyum :”satu tahun telal berlalu, benci telah berubah menjadi cinta tahun ini. Aku melihat banyak yang terjadi di tahun ini, banyak baik turun tapi pada akhirnya, semua baik-baik saja. Aku hanya punya satu permintaan, agar hidup Jalal akan selalu baik baik saja ”...
Setelah berdoa Jodha pun berbalik, dia kaget ketika melihat Jalal ternyata dibelakangnya
Jodha : ”ada apa, yang mulia?”
Jalal : ”hari ini indah sekali, Ratu Jodha, apa yang kau pikirkan?”
Jodha tersenyum...
Jodha : ”aku datang pada hari pertama tahun baru, kuharap kau akan selalu bahagia. Selamat hari jadi yang Mulia.”
Jalal : ”hari jadi kita akan dirayakan banyak orang. Tapi aku akan memberikan ucapan hari jadi padamu.
Jalal lalu memeluk Jodha, Jodha pun menyambut pelukan Jalal. 
Jalal : ”kau adalah teman hidupku, istriku yang paling spesial. Aku harap tuhan memberimu kebahagiaan, Ratu”
Jodha tersenyum. Kemudian Jodha bersandar didada Jalal, Jalal memeluk Jodha dan membelai Rambut Jodha dengan lembut.

Bagikan :
+
Previous
Next Post »
0 Komentar untuk "Jodha Akbar Episode 243"

Terimakasih atas kunjungan anda. Mohon tidak copy paste artikel yg ada di blog ini, terimakasih

 
Copyright © 2015 HimE aiMe - All Rights Reserved
Template By Kunci Dunia
Back To Top