JODHA AKBAR EPISODE 219






jalal menggosok rambutnya dengan kain, ia tidak melihat jodha dan shenaz melewatinya. setelah jodha lumayan jauh, jalal seperti merasakan kehadiran jodha, ia terus menatap punggung jodha, namun tidak mengenalinya. jodha berjalan semakin jauh.

Di Agra, maham lagi-lagi keluar di malam hari, ia pergi dengan obor di tangannya. ia merasa khawatir, dalam hatinya :” , "Javeda pernah melihatku saat aku kesini, aku harap tak ada orang lain yang melihatnya”
maham tiba di goa, penjaga memberri salam. maham bertanya :” apa semuanya baik-baik saja?”
penjaga :” iya nyonya”
maham terus berjalan, ia membuka pintu geser. :” apakah dia sudah makan?”
penjaga :” belum, dia bahkan tidak mau minum”
maham tertawa keras :”  "kau harus makan dan minum. Jika kau tak mau kami akan memaksamu. Hingga aku menyelesaikan, hingga aku mendapatkan tujuanku, aku tidak akan membiarkanmu mati. Aku bisa lakukan apapun demi mencapai tujuanku. Surat itu…”
 maham jongkok :” aku akan mendapatkan surat itu dengan cara apapun, aku akan mendapatkannya.  Kau harus membuka mulutmu meski kau tak mau. Kau harus melakukannya karena kauu tak punya pilihan. Bukankah begitu?”

maham memberi perintah pada penjaga :” awasi dia”
penjaga :” baik, nyonya” maham memberi tanda agar pintu di tutup kembali

Di Mathura, jalal terus berjalan mencari Jodha, ia berrtanya pada setiap orang yg lewat, :” apa kau melihat wanita yg membawa patung khrisna?”
ia merasa kecewa tiap kali mendapat jawaban tidak. jalal terus mencari
Dalam hati dia berkata, "Kurasa ini adalah hukumanku. Aku hanya bisa mencari dan merindukannya seumur hidupku. Dia selalu peduli padaku dan memahamiku, tapi aku lakukan dosa besar. Aku di hukum karena lakukan itu. Dimana kau ratu Jodha? Aku tahu aku tak pantas di maafkan, namun maafkanlah aku. Kembalilah padaku, ratu Jodha. Kumohon, jangan menghukumku.”

jalal memasuki sebuah pasar, ia bertanya-tanya pada orang  di jalal. pada seorang pendeta, jalal berkata  :” " Permisi, pendeta, aku butuh bantuan.”
Pendeta bertanya, "apa yang bisa ku bantu?"
jalal menjawab "kami mencari wanita yang membawa patung dewa krishna. Aku adalah kerabatnya, aku yakin dia datang kesini."
Pendeta :” kau berada  di mathura. Ribuan pria dan wanita datang setiap hari kesini. Sangat sulit untuk tahu siapa yang kau maksud. Aku permisi dulu, sudah saatnya untuk memuja Dewa Krishna."

pendeta melangkah pergi, sesaat kemudian dia menoleh kembali . " di dekat sini ada banyak penginapan dan tempat pertapaan. yg di huni wanita. sebaiknya kau mencari di tempat itu, kau mungkin akan menemukannya di sana.Lurus saja setelah gerbang utama, disitu ada tempat pertapaan."

jalal :” terima kasih”
pendeta :” sama-sama”
jalal bergegas pergi ke sana

di istana, hamida sedang murung  di kamarnya. ia sedang memikirkan Jodha.
flashback : jodha menggenggam tangan hamida dan berjanji :” "aku janji, apapun rintanganya, aku akan selalu menjaga martabat karajaan mughal. Aku akan menjadi seperti yang ibu harapkan."
Flashback end

dalam hati hamida :"Anak ku Jodha, dimana kau? Semenjak kau pergi, diriku tak bisa tenang. Aku tahu Jalal menyakitimu, tapi mengapa kau menghukumku? Aku sudah menganggapmu sebagai putriku sendiri. Tapi kau bahkan tidak memikirkan diriku. Mengapa kau lakukan itu?"

pelayan menyela lamunan hamida, pelayan melapor jika atgah khan minta izin bertemu. hamida mengijinkan

Atgah :” salam ibu ratu”
hamida :” salam. ada apa kau kesini?”
 Atgah :”maaf  karena sudah mengganggu anda. aku terpaksa mengganggu karena ada  masalah serius “
 Hamida bertanya :” masalah serius apa?”
Atgah :”  ada masalah dalam pembukuan harta kerajaan. aku tidak tahu bagaiamana memberitahu anda.”
hamida :” ada apa? katakan, jangan ragu-ragu”

“Ada banyak kesalahan pada pajak religius dan tanah, beberpa pemberian bahkan ada yang tidak disebutkan. Bahkan ada dokumen yang hilang.  kurasa aku akan  memberitahu raja saat dia pulang nanti. Tapi keadaannya berubah, aku harus minta saran anda.”
 Hamida berkata :” jika  Jalal sudah memberi mu tanggung jawab, maka kau tak perlu ragu mengambil tindakan. kau boleh minta bantuan pada Maham Anga.Dia akan memberinya saran.”

Atgah khan  diam , ia terlihat gelisah. hamida lalu bertanya "ada apa ? apakah ada masalah  meminta jika meminta bantuan maham anga?"

atgah :” benar,  sekarang saya tahu siapa yang buat masalah ini, saya rasa saya tidak bisa meminta saran padanya."
Hamida bertanya :” kenapa? siapa tersangkanya hingga kau tidak bs katakan pada maham anga?”
 Atgah menjawab, "adham khan."
Hamida kaget, "apa?"
 Atgah :” karena itu saya  meminta saran pada anda”

Hamida berkata dengan tegas:" kau tahu mengapa Jalal menyerahkan tanggung jawab ini padamu? Jalal menghormati kejujuran dan kesetiaanmu. laksanakan tugasmu, atgah khan. Bahkan jika aku yang melakukannya dan bukan adham, kau tetap harus melaksanakan tugasmu. Tugasmu tidak berubah walaupun pelakunya berubah. Kau harus menghukum mereka” atgah mengangguk mengerti
hamida meneruskan :”  Jalal sangat mempercayaimu. Lakukan apa yang kau anggap benar. Aku yakin, Jalal akan mendukung keputusanmu."

Atgah :”terima kasih, ibu ratu. terimakasih atas saran anda.  sampai jumpa”
setelah atgah pergi, hamida kembali duduk melamun.

di Mathura, jalal mendatangi semua penginapan yg ada dan menanyakan jodha, mereka semua menjawab tidak tahu. jalal terus mencari

di kamarnya, jodha sedang mengalungkan kalung bunga ke patung khrisna.  di luar, jalal sedang bertanya pada pendeta :” kami sedang mencari pengembara wanita, dia mungkin tinggal di pertapaan anda”
pendeta :” banyak orang yang tinggal di sini, siapa yang anda maksud?"

 Jalal menjelaskan, "sekitar 10 - 12 hari yang lalu dia mungkin datang kesini, dia membawa patung krishna."
Pendeta memberitahu Jalal bahwa memang ada wanita muda yang datang kesini, dia membawa patung krishna. Jalal senang, ia bertanya, "dimana dia? apa aku bisa menemuinya?"
Pendeta mengamati Jalal dengan khawatir. Jalal lalu berrkata :” aku adalah kerabatnya dan sangat kuatir padanya, aku datang untuk membawanya pulang”

Pendeta menyuruh  Jalal mengikutinya, Jalal mengikuti pendeta itu. Dalam hati dia berkata, "kurasa pencarianku akan berakhir sekarang."
Jalal bertanya :”  di mana pondoknya?”  Pendeta menunjuk ke depan  dan berkata, "itu, dia pasti berada di sana." Pendeta memanggil seorang wanita bernama tulsi dan menyuruhnya  mengantar Jalal ke pondok Jodha. Jalal mengucapkan terima kasih pada pendeta dan mengikuti tulsi.
dari luar, jalal mengenali patung Krishna. seorang wanita duduk di depannya.  Jalal memanggil, "ratu Jodha.."
namun Shehnaz yg menoleh, "kau siapa? Apa yang kau lakukan di sini?"

Jalal kecewa dan berkata, "maaf aku sedang mencari seseroang, ku kira dia ada di sini. Patung ini..."
Shehnaz segera berdiri dan mendekap patung itu dengan erat,  Shehnaz berkata, "ini milik ku. Aku tak kan berikan pada siapapun, bahkan kau sekalipun!"

 Jalal : "jangan kuatir, aku takkan memgambilnya darimu. Aku hanya mencari seseorang."
Shehnaz tersenyum, "sungguh? Kau mencari orang ? jadi kau tak butuh patung ini? Karena dia berada di mana-mana, dia berada di dekatmu,  dia berada di atasmu, mungkin di sebelahmu.."
Jalal mengangguk sedih lalu pergi. Pendeta menghampiri Jalal dan bertanya:”  apakah dia yang anda cari? “
Jalal menjawab :"bukan.” Jalal menatap ke langit :”  Kurasa Dia ingin menghukumku lebih berat."

 Pendeta :”  aku  tidak paham, ada apa?"
Jalal :”  tidak apa-apa.  terima kasih banyak karena sudah membantuku. Jalal lalu melangkah pergi. jalal dan jodha lagi-lagi selisih jalan, jodha datang saat jalal sudah pergi.

 Jodha melihat Shehnaz mengendong patung krishna. Jodha bertanya, "Ada apa shehnaz?  Mengapa kau ketakutan?"
 Shehnaz :” saat kau  pergi mengambil air ada pria datang ingin mengambil patung ini”
jodha melihat sekeliling, ia tidak menemukan siapapun  Jodha menyuruh shehnaz meletakan patung itu kembali ke meja pemujaan. Shehnaz menurut. lalu shehnaz bertanya , "laksmi, apakah kau mau menyaksikan Holika Danan Puja malam ini?" Jodha berpikir sebentar dan menjawab :”  ya, kita akan pergi”

Farhaad khan melihat jalal datang sendirian, ia menghibur jalal :” yang mulia, jangan hilang harapan. Kita akan segera menemukannya. Ratu Jodha akan segera bersama anda."
 Jalal :” terima kasih karena telah menghiburku,  aku perlu di hibur saat ini. Aku ingin kalian berpencar mencarinya, aku akan pergi kearah sana."

Tapi pengawal keberatan. Jalal :”  jangan kuatir dengan keselamatanku. Jika kita berpencar kita takkan buang waktu, kita bisa menjangkau banyak tempat." Pengawal menurut. Mereka kemudian berpencar. Jalal  menggumam "dimana kau ratu jodha?"

Di Agra, Atgah sedang memeriksa pembukuan. Adham datang mendekat, ia bertanya :”  kenapa kau memanggilku? katakan padaku”
 Atgah menjawab :”ada yang ingin  ku bicarakan denganmu”
Adham berkata angkuh,"ada apa sampai kau merepotkan aku?"
Atgah menjawab, "bukan aku yang bermasalah, Adham khan. Ini soal pembukuan harta kerajaan."
Adham bertanya, "lalu apa yang bisa kulakukan? Bagaiman aku bisa terkait?" Atgah  "aku memanggilmu karena kau terkait dalam hal ini."

Adham marah, ia menuding atgah "kau bilang apa? Aku bukan bawahanmu. Hormatilah aku."
Atgah balik menuding adham :”  aku sudah cukup mennghormati  mu, adham. itu sebabnya aku sendiri yang memanggilmu, jika tidak aku akan menyuruh prajurit. Ada masalah dalam pembukuan harta kerajaan berbagai pajak dan tanah."

Atgah menyerahkan buku kas  pada adham. Tapi adham membuang buku itu berkata, ia menuding petugas :"itu adalah petugas pembukuan. Itu salahnya!" Petugas pembukuan membantah, "maaf tuan, aku tak buat kesalahan. Aku sudah memeriksanya beberapa kali." Adham memandang tajam si petugas

Atgah berkata, "Kau belum memasukkan harta dan pajak yang kau kumpulkan.Ada perbedaan yang besar diantara kedua itu." Adham bertanya dengan marah, "apa maksudmu aku melakukan korupsi? kau tahu siap aku? Aku adalah putra perdana menteri Maham anga." Maham melihat keributan itu dari jauh.

Atgah membalas kata-kata adham, "dan aku adalah penasehat yang mulia. Jangan katakan kedudukanmu. Jawab pertanyaanku!"
Adham membentak :” kau  tak berhak bertanya padaku”.
Atgah :” yang mulia menugaskanku  bertanggung jawab atas harta kerajaan, itu yang sedang kulakukan!"
Adham berkata, "baiklah, aku akan bicara dengan yang mulia." adham melangkah pergi, tapi maham mengejarnya dan memegang tangannya, "adham, tunggu! ada apa? “
Maham berbalik pada atgah, ia bertanya :” Atgah khan ada apa?"
Atgah :”perdana menteri, ajarkan  sopan santun pada putramu! aku ingin bicara dengannya agar aku bisa memahami masalah ini. tapi dia tak mengerti maksudku, dia bahkan tak menjawab pertanyaanku."

 Maham , ia mnencoba meredakan amarah atgah: “ atgah khan, bisa kita bicara berdua?” Maham manyuruh semua orang pergi.
Maham :” ada apa?”
 Atgah :” katakan padanya agar membantu penyelidikanku, jika tidak.."

Adham menantang Atgah, "jika tidak, apa?"
 Maham membentak :"adham!  aku yang akan bicara, biarkan aku yang bicara. Katakan padaku ada masalah apa?" maham meliah adham dan atgah bergantian.
Atgah :”  ada perbedaan yang mencolok dalam pembukuan harta kerajaan. Itu terjadi di wilayah yang dia pimpin."
Adham :” dia salah menuduhku, ibu”
 Adham mengancam Atgah, "aku memberitahumu  untuk yang terakhir kali.." Maham mebentak adham, "cukup!"
 pada atgah khan, Maham minta maaf atas sikap adham. “ aku berjanji akan bicara dengan adham, percayalah padaku”
Atgah itu bagus,  yakinkan dia agar menjawab pertanyaan ku, atau yang mulia akan bertanya pertanyaan yang sama. Dan itu  tidak akan baik . jika itu terjadi, adham khan dank au akan di permalukan di depan yang mulia”

Atgah berjalan pergi , adham marah dan menghunus belatinya. maham menahan belati hingga tangannya berdarah. kemarahan adham mereda melihat tangan ibunya berdarah. adham :” apa yg ibu lakukan? tangan ibu berdarah”
maham :” aku rela mengeluarkan sedikit darah untuk menyelamatkan mu.”
Adham :” aku kan membunuhnya.  dia pikir siapa dia?”
Maham berteriak :” dia adalah penjaga yang mulia! setelah bhairam khan, raja menganggap atgah khan sebagai penjaganya. apa kau tidak tahu itu? mengapa kau tetap melakukan ini?” maham menangis :” kau tidak bs menyakitinya, jalal akan menghukummu. kau sudah berjanji padaku, kalau kau akan bersabar. apakah ini yg namanya bersabar?  apakah begini cara mu menepati janji mu? kau bs membahayakan dirimu. aku sudah tidak memiliki siapa-siapa, kumohon patuhilah perintahku. kumohon pastikan nama mu tidak terlibat dalam penggelapan ini”

adham terenyuh melihat air mata ibunya :” baik ibu, duduklah aku akan memanggil tabib”

malam harinya, di sebuah tanah lapang sedang ada penghakiman. Seorang wanita yang telah d tinggal mati suaminya jatuh cinta pada pria lain. Dalam tradisi di tempat itu, itu merupakan perbuatan dosa. Mereka akan membunuh wanita itu dengan membakarnya hidup-hidup. Tangan wanita itu sudah terikat, dan dia terduduk di tanah menanggis pasrah. Jodha dan Shehnaz tiba di tanah lapang itu dan melihat kalau orang-orang akan menghukum wanita itu. Shehnaz segera berlari menolongnya. Warga marah karena shehnaz membela wanita itu dan mengatakan kalau mereka jg seharusnya di bakar.

Mereka memutuskan akan menghukum shehnaz terlebih dulu baru membunuh wanita itu. Mereka melemparai shehnaz dengan batu. Jodha yang melihat hal itu tak bisa tinggal diam saja. Dia berlari melindungi shehnaz. Dan menyuruh warga berhenti melempari mereka dengan batu. Tapi warga sepertinya tidak peduli. Mereka terus menghujani Jodha den shehnaz dengan batu. Tiba-tiba muncul Jalal dan berlari melindungi Jodha dan Shehnaz sambil berteriak menyuruh warga menghentikan aksinya. Tapi tak ada dari mereka yang berhenti. Lemparan batu malah semakin gencar. Sebuah batu mengenai kepala Jalal, hingga mengalirkan darah. Darah itu jatuh ke kening Jodha
 Jalal membentak , "hentikan! Bagaimana kalian bisa menyakiti wanita?" Jodha mengenali suara Jalal, berkata dalam hati, "yang mulia kau di sini?"
Top of Form


Bagikan :
+
Previous
Next Post »
1 Komentar untuk "JODHA AKBAR EPISODE 219"

Lanjut lgi donk admin.. episode 220.. Di tunggu ya mimin ya baik..

Terimakasih atas kunjungan anda. Mohon tidak copy paste artikel yg ada di blog ini, terimakasih

 
Copyright © 2015 HimE aiMe - All Rights Reserved
Template By Kunci Dunia
Back To Top