Jalal terus gelisah dan mondar-mandir.
Ruqaiya melihatnya dan ia tidak senang melihat hal itu, “Orang yang meninggalkanmu, namun kau sedang menunggunya. Dan
aku adalah temanmu sejak kecil tapi kau mengabaikanku.”
Ruqaiya memaksakan senyumnya dan menghampiri
Jalal, “Apa yang kau lakukan disini Jalal?”
Jalal: “Aku menunggu Ratu Jodha.”
Ruqaiya: “Aku tahu kau sangat bahagia
mengetahui ia akan datang kembali, aku juga bahagia mengetahui Ratu Jodha akan
kembali. Tetapi dengan menunggu seperti ini akankah dia datang lebih cepat?”
Jalal: “Kau benar tetapi aku tidak
mengendalikan hatiku. Aku hanya ingin melihat Ratu Jodha, aku tidak ingin
melakukan apapun bahkan untuk beristirahat. Aku hanya berharap aku bisa melihat
Ratu Jodha.” Jalal terus tersenyum bahagia tanpa memperhatikan Ruqaiya yang
tampak kesal. Prajurit datang dan mengatakan kepadanya bahwa Jodha telah sampai
di Agra dan berjarak beberapa ratus kilometer dari istana dan dia akan berada
sampai besok. Jalal sangat bahagia dan memberikan melepaskan cincinnya sebagai
hadiah untuk prajurit tersebut.
Jalal: “Lihat Ruqaiya hanya satu malam dan
besok pagi dia akan berada disini.”
Ruqaiya: “Itu bagus Jalal, aku harus pergi
dan melakukan persiapan.”
Jalal: “Aku senang kau mau melakukan semua
ini.”
Ruqaiya: “Aku senang melihatmu bahagia
Jalal.”
Sesaat Jalal terdiam mendengar ucapan Ruqaiya
yang sedikit dipaksakan untuk tetap tersenyum. Ruqaiya berkata dalam hati, “Aku tidak ingin melakukannya tetapi aku takut bahwa aku akan kehilanganmu.
Jadi aku akan berpura-pura baik didepan Ratu Jodha.” Ruqaiya pergi meninggalkan Jalal yang
kembali tersenyum.
Ruqaiya menghampiri Para Dasi dan
memerintahkan mereka melakukan pekerjaan dengan baik, “Seluruh istana terlihat
indah dan Jalal ingin istana ini dihias dengan gaya rajvanshi dan juga siapkan
makanan favorit Jodha.”
Maham datang Ruqaiya tampaknya sakit.
Ruqaiya: “Musuhku mungkin sakit.”
Maham: “Orang yang mencoba untuk merebut
posisimu, kau melakukan semua ini untuk dirinya.”
Ruqaiya: “Aku sudah katakan berkali-kali
padamu bahwa tidak ada yang dapat merebut posisiku dan juga aku tidak bisa
melawan Jodha seperti Anda tetapi aku akan menjadi dekat dengannya untuk
mendekati Jalal sehingga aku akan menemukan cara untuk memisahkan mereka.”
Maham: “Kau harus mengatakan bahwa kau takut
pada Ratu Jodha.”
Ruqaiya: “Aku tidak takut dengan
kepandaiannya, aku hanya harus bergerak mengikuti arah angin tidak melawan arah
angin, atau aku akan kehilangan semuanya seperti dirimu.”
Setelah mengatakan itu semua Ruqaiya
meninggalkan Maham Anga. Sepeninggalan Ruqaiya, Maham Anga tersenyum, “Luar
biasa.”
0 Komentar untuk "JODHA AKBAR EPISODE 237"
Terimakasih atas kunjungan anda. Mohon tidak copy paste artikel yg ada di blog ini, terimakasih