JODHA AKBAR EPISODE 225







maham datang ke sebuah tempat gelap seperti goa, dia duduk dan melihat seorang bayi. ia menggendong bayi itu di tangannya dan berkata :” kau harus bangun dan makan sesuatu. kau akan makan suatu hari nanti, kau harus menjawab pertanyaanku. aku sudah menunggu lama, aku tidak keberatan menunggu lagi. tapi aku tidak akan menyerah, aku akan mendapatkan apa yg ku mau, bagaimanapun caranya” maham menyeringai pada bayi (wajah bayi tidak kelihatan) “ apa kau mengerti?”

Di Amer, tubuh Jalal di balut perban, ia minum susu dan berfikir :” aku tahu ratu jodha peduli padaku dan aku jg tahu kenapa dia tak siap dekat denganku. tapi, aku sama keras kepalanya dengan dia, aku akan berhasil membujuk dia memaafkanku”

Jodha sedang menumbuk obat di kamar yg sama dengan Jalal. setelah selesai, ia menyuruh pelayan membalurkannya di luka Jalal.
Jalal :” aku tidak membutuhkannya”
Jodha :” tabib bilang kau membutuhhkannya” Jodha membubarkan para pelayan

Jodha mengambil mangkuk obat :” kau membutuhkan ini”
Jalal mengulurkan tangannya :” baiklah, kau bisa oleskan.”
Jodha memanggil pelayan, jalal merasa kecewa, dalam hatinya :” aku fikir dia akan mengoleskan obat itu padaku, tapi dia..”

Jodha menyuruh pelayan mengoleskan obat ke luka Jalal, jalal menolak :” itu tidak perlu. aku bisa mengobati luka ku sendiri.”

Jodha memberi isyarat agar pelayan pergi, jalal berusaha mengobati luka di lengannya, jodha kasihan melihat jalal kesulitan. ia lalu duduk dan mulai mengoleskan obat di luka Jalal.

Jalal :” jika kau masih marah padaku…”
Jodha :” kau butuh istirahat, tidurlah!”
Jalal :” aku sudah menelan harga diriku, aku datang kemari untuk minta maaf padamu, aku tidak beristirahat hingga aku menemukanmu.  tapi kau bahkan tidak mau melihat wajahku.”

Jodha mengalihkan pembicaraan,  :” aku sudah mengoleskan obat, lukamu akan segera sembuh. aku akan mengantarmu pergi”
Jodha berjalan perrgi, jalal berdiri mencegahnya. namun ia sempoyongan, jodha berbalik dan menyangga tubuh jalal, :” hati-hati. “ dan mereka pun akhirnya saling tatap. jodha membantu jalal kembali ke tempat tidur, lalu menyelimutinya. jodha duduk di sisi lain tempat tidur, ia melepas perhiasannya. jalal memandangi jodha, dalam hatinya :” harga dirimu begitu besar, namun cintaku lebih besar. aku akan memenangkan hatimu. terimakasih sudah merawatku”

Jodha dengan judesnya menurunkan tirai pembatas, ia lalu berbaring di kasur.

di Agra, Ruqaiya sedang bersantai, :” ini malam yg indah, jalal ayo kita pergi berlayar dengan perahu. pasti sangat menyenangkan” senyum ruqaiya menghilang saat sadar Jalal tidak di istana. ruqaiya duduk, pelayan datang membawakan hookah, namun ruqaiya menyuruh membawanya kembali.

Ruqaiya merasa sedih dan kesepian, dalam hatinya ia bertanya-tanya :”  kapan Jalal akan kembali? apakah dia merindukanku? tanpa dia, tempat ini seperti tempat sunyi. tidak ada siapapun selain maham anga dan beberapa orang pelayan. dengan siapa aku bisa berbagi perasaanku?”

Ruqaiya menemui Salima. salima bertanya :” apa yg membawamu kemari, ratu jodha? “
Ruqaiya :” tidak ada hal yg penting. aku merasa bosan sendirian, jd aku datang kemari.”
Salima :” itu mengejutkan, biasanya kau selalu di sibukkan dengan masalah harem, hingga kau tak punya waktu luang”
Ruqaiya :” sebenarnya aku sangat merindukan raja”
Salima :” jangan khawatir, aku yakin raja akan segera kembali bersama ratu jodha. perasaan ratu jodha terluka, ia tidak akan memaafkan raja dengan mudah.”
Ruqaiya kesal ia lalu berdiri :” sebenarnya aku..”
Salima :” aku senang kau datang kemari, kau jarang kemari mengunjungiku”
Ruqaiya :” aku akan pergi sekarang. kau pasti lelah dan ingin tidur”

Salima mencegah, :” tidak, aku tidak merasa mengantuk. “
Ruqaiya :” aku tidak mau mengganggu tidur rahim, aku akan pergi. selamat malam”

di Amer, jalal terbangun karena jodha membungkuk hingga wajah mereka begitu dekat. jalal mengerjapkan mata, mengira dirinya bermimpi.  perlahan jodha menurunkan tubuhnya, jalal  heran, ia bertanya :” ratu jodha apa..”
Jodha menyuruh jalal diam, ia menarik sesuatu dari kasur lalu melemparnya.

jalal kaget melihat itu adalah seekor ular. jodha terngah-engah, ia lalu melirik jalal, ia kembali terlihat angkuh. jodha lalu kembali ke tempat tidur. jalal terus memandangi jodha dari balik tirai pembatas.

Jodha :” aku hanya menyelamatkan hidupmu, kenapa kau berteriak? apa ular itu sudah menggigitmu?”

jalal :” aku merasa aneh, apa di amer sudah biasa menemukan seekor ular di ranjang? “
Dengan angkuh jodha menjawab :” benar! bahaya berada di setiap sudut Amer. jadi kau harus berhati-hati”

Jalal tersenyum :” kasihan ularnya di paksa pergi”
Jodha :” jika aku tidak  menariknya, dia akan menggigitmu”
Jalal :” kau sepertinya sangat ahli dalam menangani racun, dulu kau menyelamatkan aku dari racun Benazir, dan sekarang dr ular ini. boleh aku tahu kenapa?”

Jodha :” kau adalah tamu di Amer, karena itu aku melakukannya” jodhaberbaring membelakangi jalal.

Jalal menggumam :’ kasihan ular itu. setidaknya ular itu merasa senang berbagi  ranjang denganku”
Jodha berbalik karena kesal, namun jalal tersenyum lebar.

Salima dan Hamida pergi ke Dargah. Doa Hamida :” Ya Allah, ku mohon bawa kemari Jodha-ku”.

Doa Salima :”  cinta adalah hadiah terbesar, Ya Allah. Semoga cinta antara ratu jodha dan raja tetap terikat.”

dalam perjalanan kembali ke istana, Hamida dan Salima melewati pasar. mereka bercakap-cakap di sepanjang jalan. mereka membagi-bagikan sedekah untuk  orang yg  tidak mampu.  Hamida menyuruh salima pulang ke istana duluan, setelah salima pergi,  tanpa sengaja hamida melihat maham. hamida heran karena maham menutupi dirinya dengan mantel. dalam hatinya :”  kemana maham anga pergi? dan kenapa dia menutupi wajahnya? apa dia punya rahasia? aku harus mencaritahu”  hamida lalu mengikuti maham.

Di amer, saat bangun tidur, jalal kebingungan karena jodha tidak ada di tempat tidur. jalal duduk, ia meringis kesakitan. pelayan datang bertanya apa dia butuh sesuatu? jalal menggeleng.

jalal mengambil jubah kamar  lalu memakainya, Ia keluar untuk mencari jodha. ia berhenti saat mendengar denting pedang beradu. jalal tersenyum melihat jodha berlatih tanding melawan 2 orang prajurit sekaligus, ia menggumam :” bertarung. ratu jodha ahli menggunakan pedang. setelah beberapa hari, akhirnya aku bisa melihat wajah senang ratu jodha”. 
Jalal senyum-senyum sendiri saat memandang jodha, :”  benar! saat senang, wajahnya bersinar. sayangnya akulah alasan senyum menghilangg dari wajahnya”

pelayan berdiri di belakang Jalal membawa nampan obat, sudah waktunya jalal di obati lagi.  jalal tersenyum :’ ada hal lain ya akan membuatku sembuh lebih cepat”

di halaman, jodha msh bertarung dengan 2 orang prajurit, ia bs menandingi mereka berdua. Shenaz bersorak memuji.  pertarungan terhenti karena kedatangan jalal, jalal sudah mengganti jubahnya dengan pakaian yg biasa dia kenakan. jalal mengambil sebilah pedang. dua orang prajurit lawan tanding jodha undur diri.

setelah saling bertukar salam, jalal memuji jodha :” aku harus akui, kau hebat dalam seni bertarung. “

Shenaz dan pelayan yg berdiri di dekat situ bertanya-tanya apakah jalal akan berlatih dengan jodha atau tidak.

jalal meneruskan basa basiinya :” bukankah ini hari yg indah?bukankah begitu ratu jodha?”

Jodha dengan dingin menjawab :’ orang yg sedang terluka seharusnya beristirahat, bahkan di pagi yg indah”

Jalal menyentuh pundaknya yg terluka dan berkata  :” singa yg terluka bahkan lebih berbahaya, ratu jodha. kau harus percaya jika aku akan mengalahkanmu”
jalal memainkan pedangnya.

Jodha terpancing :” jangan pikir aku akan mengasihanimu hanya karena kau sedang terluka.”

Jalal menantang :” kenapa kau tidak mulai bertarung?”
Jodha menyerang jalal dengan sengit, setelah beberapa sabetan, jalal berrhasil menahan pedang jodha :” mengesankan! pukulanmu tanpa ampun. aku kemari hanya untuk latihan, tapi kau menyerangku tanpa ampun, seolah aku ini musuhmu. “

Jodha :” dalam duel apapun., seorang lawan adalh musuh”
jalal tersenyum :” apa kau berfikir begitu?”
Jodha :” iya”
jodha kembali menyerang.

pelayan yg menonton ikut berkomentar :” raja hanya mencoba mempertahankan diri, namun ratu jodha menyerang dengan agresif”

Jodha terus menyerrang dengan membabi buta, jalal hanya menghindar dan menangkis. pelayan mengingatkan jodha :” hati-hati, ratu! raja sedang terluka.”
jalal senyam senyum sambil memegang pundaknya yg terluka, jodha kesal :” jika begitu, seharusnya dia tidak memulai duel denganku”

Jalal :” ini kesempatanmu, ratu jodha kau bs menghukum ku atas apa yg sudah kulakukan. potong leherku, aku janji aku tidak akan protes ( ya ialah, leher di potong = mati. kalo mai gmana mau protes X_X)

jodha menjawab sengit :” aku bukan pembunuh” jalal cm senyam senyum aja

jalal dan jodha kembali bertarung. raja dan ratu amer menonton dr atas balkon. Bharmal ketakutan :” apa yg sedang jodha lakukan? tidakkah dia sadar raja sedang terluka? dia menyerang seperti sedang menyerang musuh. “

mainawati :’ terkadang kami (wanita) melampiaskan amarah kami pada orang yg kami cintai. kumohon, jangan khawatirkan raja. dia memang sedang terluka, tapi dia adalah pendekar pedang yg hebat. dia tidak akan terluka”

Bharmal :” ini bukan lelucon, mainawati. aku akan menghentikan Jodha.”
mainawati mencegahnya, :’ ini adalah masalah suami – istri. mereka yg memulai, mereka pula yg harus menyelesaikannya. jodha melakukan itu karena dia marah, dan raja melakukan itu karena dia menyesali perbuatannya. jangan khawatir, tidakkah kau mempercayai putrimu? dia tidak akan melukai raja. dia sedang terluka, biarkan dia melepaskan amarahnya, biarkan dia menunjukkan lukanya”

jodha dan jalal terus saling menyerang, di tengah-tengah pertarungan, jalal berkata:” kau seharusnya tidak lupa jika kita sedang di istana ayah mu”
Jodha :” lalu kenapa?”
Jalal :’ semua orang melihatmu. pelayanmu, ibu dan ayahmu” gerakan jodha terhenti.
Jalal :” semua orang melihat ini, kuharap mereka tidak berfikir kau ingin membunuhku” jodha melihat sekeliling, ia akhirnya menyadari para penonton,

jalal menyerang di saat jodha sedang lengah, ia berhasil  menjatuhkan pedang jodha dan menyarangkan pedang di  leher jodha.

jalal melepas jodha :” aku mengalahkanmu. aku akan melepaskanmu kali ini”
jodha marah :” kau curang! kau meneipuku, seperti yg kau lakukan setiap waktu apa kau tahu cara menang tanpa menipu?”

jalal tertawa, ia berjalan mendekati jodha, :” segalanya adil dalam cinta dan perang, ratu jodha.”

jodha kesal, ia mengajak shenaz pergi. shenaz berlari menghampiri jodha, ia bertanya :” apakah kau sudah memaafkan raja?”
Jodha :” aku bilang ayo pergi!”

jalal berteriak :’ dmana sopan santunmu, ratu jodha? aku sudah mengampuni hidupmu, tapi kau bahkan tidak mengucapkan terimakasih”
jodha pergi  dengan dongkol, meninggalkan jalal yg berpuas diri atas kemenangannya.








Bagikan :
+
Previous
Next Post »
0 Komentar untuk "JODHA AKBAR EPISODE 225"

Terimakasih atas kunjungan anda. Mohon tidak copy paste artikel yg ada di blog ini, terimakasih

 
Copyright © 2015 HimE aiMe - All Rights Reserved
Template By Kunci Dunia
Back To Top