JODHA AKBAR EPISODE 438




JODHA AKBAR EPISODE 438 ZEE TV 10 FEB, 2015 Bahasa Indonesia - Kembang Tanjoeng
VIdeo link 1 http://www.desi-updates.com/video-tVW-1487866-/
Video link 2 http://www.desifive.com/video-tVW-1487867-/
Video link 3 http://www.desifive.com/video-tVW-1487928-/
Video link 4 http://www.desifive.com/video-tVW-1487950-/


Scene1
Adegan yang terpotong kemarin dilanjutkan. Jodha memandang Salim dengan wajah geram. Moti Bai disuruhnya menanti diluar kamar. “Salim mengapa kau berada disini. Kau seorang pewaris tahta Mughal. Kau menghabiskanmalam mu disini ditempat seperti ini. Sementara persiapan pernikahan mu sedang berlangsung” ujar Jodha memarahi Salim. Kemudian Jodha menarik kencang tangan Salim dan mengajaknya pergi dari situ. Tetapi Salim tak bergeming ia tak mau pergi. Dilepasnya tangan Ibunya itu sambil mengatakan bahwa ia tak tertarik untuk menikah.  Sementara itu dengan berlinang air mata Jodha terus menasihati, bagaimana kelakuan Salim akan menodai nama Mann Bai yang tak akan pernah bisa menikah dengan siapapun.  Bahwa Jodha kesini smata  karena Ibunya tetapi sebagi wanita yang membela hak-hak wanita lain. Ia mengingatkan Salim bahwa jika ia mengakui memiliki darah Mughal sekaligus Rajvanshi dan menghormati wanita maka ia harus kembali ke istana daan melangsungkan upacara Wagdan. Atau Jodha akan tak akan bisa memaafkannya dan akan memberi tahukan semua akan perbuatan Salim ini. Salim tetap cuek dan tak mengindahkan sepatah pun perkataan Ibunya. Jodha berbalik dan menutup wajahnya dengan kerudung  dan pergi meninggalkan kamar itu. Sementara itu Salim tetap diam berdiri disana.

Scene 2
Adegan berpindah ke istana dimana Bhagwan Das dan Istrinya sedang berbincang sambil membicarakan persiapan upacara pernikahan Salim.  Mereka berdua pergi kemudian pergi menemui Ibu Suri Hamida. Ruqaiya pun datang ke ruangan tersebut sambil membawakan kotak berisi cincin.  Tak lama kemudian Jodha masuk bergabung dengan mereka.  Hamida memperlihatkan kepada Jodha cincin indah yang akan diperuntukan Mann Bai. Sementara itu wajah Jodha masih terlihat kesal karena mengingat perkataan salim tadi. Bagaimana kalau Salim tiba-tiba membatalkan pertunangan ini. Tiba-tiba ia berdiri dan meminta Bhagwan Das untuk berbicara berdua dengannya saja diluar. Mereka pun pergi keluar. Sementara itu Ruqaiya memandang sinis dengan alis mana naik sebelah.

Jodha bercerita kepada Bhaqwan Das bahwa ada orang yang menyampaikan kepadanya bahwa Salim tak pantas menerima cinta suci Mann Bai. Dan Ia juga menceritakan bahwa  Salim sering bersenang-senang di daerah hitam sedang bersama para Raqasas. Bhagwan Das menyakinkan Jodha bahwa pertunangan tak sudah tak dapat dibatalkan dan banyak Raja dan Pangeran yang seperti Salim. Jodha harus menyadarkan Salim. Sementara mereka berdua berbicara semakin serius tak ada yang tahu bahwa Daniyal berdiri tak jauh dari sana sambil menyimak. Daniyal berkata pada dirinya sendiri mengapa Salim kakaknya itu begitu bodoh menyia-nyiakan cinta Mann Bai yang berbudi baik itu.



Scene 3
Sementara itu Salim berpapasan dengan Qutub diperjalan pulang. Mereka saling bersapa. Mereka menyampikan bahwa beberapa orang musuh datang ke Agra dan di aberhasil membunuh satu orang tetapi yang kain kabur sambil menyandera seorang perempuan. Salim dan Qutub langsung pergi ke sebuah desa yang ternyata juga tempat tinggal Anarkali.

Sementara itu dirumahnya Anarkali didatangi orang-orang jahat yang akan menculiknya. Kedua penjahat itu menutup mulut Anarkali serta mengikat tangannya. Qutub dan Salim bersama para tentara mencari orang-orang mencurigakan tersebut. Salim mencari-cari dan akhirnya tiba2 locat masuk dari jendela masuk ke dalam menemukan kedua orang tersebut sedang menyakiti seorang perempuan. Wajah Anarkali tak dikenali Salim karena tertutup dengan kerudungnya. Ia berkelahi dan melepaskan lengan Anarkali. Dengan cepat Anarkali berlindung dibalik badan Salim sambil memeluk dari belakang. (wah wah lagi terancam nyawa nya aja masih usaha nih orang) Salim berhasil mengalahkan kedua orang itu pun terbunuh. Anarkali melepas pelukannya dan berlindung ke pojok lain. Anarkali kaget melihat wajah orang yang menolongnya adalah Salim. Begitupun Salim terkejut karena ternyata sang pahlawan itu tak lain adalah Salim.  Mereka saling berbicara dengan pandangan kesal  Anarkali mengucapkan terimakasih. Salim berkata bahwa Anarkali tak beda dengan penjahat tersebut mereka terangan-terangan menculik peremuan dimuka umum dan peremuan suka datang memasuki kehidupan lelaki sebagai kekasih dan mencuri segalanya dai mereka dan kemudian pergi menjalani sebagai penari. Jangan mengira aku khusus datang kesini hany auntuk menyelamatkan mu. Aku kesini sebagai seorang pangeran Putra Mahkota yang melaksanakan tugas ku membela rakyat. Anarkali menjawab benar ia penari tapi hidupnya bahagia. Sedangkan Salim seorang Putra Mahkota tapi hidupnya tak bahagia. Salim teringat kembali ketika Daniyal berbicara kepadanya tentang betapa beruntung nya salim mendapatkan Mann Bai. Salim kemudian meninggalkan Anarkali di dalam rumahnya dan menyuruh Qutub dan tentara mengurus  Sementar itu ternyata salah seorang penjahat tadi ternyata tidak mati dan diam-diam mendengarkan mereka.  Anarkali memandangi Salim pergi.
(Hemm Anarkali bohong nih. Hdupnya sendiri ngak bahagia. Jadi penari dia terpaksa. Karena butuh uang. Ia tertekan karena Alm. Ayahnya dicap pengkhianat Mughal. Setelah ayahnya meninggal ia terus menari karena rasa bersalahnya kepada ayahnya begitu ia mengaku kepada Ibunya. Aneh kok alasannya. Tetapi yang pasti Anarkali tidak bahagia. Lalu bagaimana bisa bilang bahagia. Sedangkan Salim tak bahagia karena ulahnya sendiri dan keegoisannya sendiri. Salim selalu mendengarkan dan lebih percaya nasihat orang lain tanpa mengecek kebenarannya. Ia mendendam kepada Ayah-Ibunya yang menanamkan hidup displin dan belajar tentang kerja keras sejak usia dini.  Cara berpikirnya dipengaruhi kebiasaan buruknya mabok-mabok dan yang paling parah memakai ‘afeem’ narkoba).     

Scene 4
Salim kembali ke istana dan duduk ditaman sambil mengingat kata-kata Anarkali tentang keberadaan Anarkali bekerja dengan para penari Raqasas. Tak lama kemudian Daniyal mendatangi Salim dan bertanya mengapa ia berada di Raqasas? Daniyal menasihati Salim dan mengingatkan seharusnya Salim tahu benar ia adalah panutan bagi adik-adiknya lalu mengapa malah sering ketempat-tempat mesum seperti itu? Daniyal tak tahu apa yang sedang Salim rasakan akan tetapi jika sedang merasakan kesedihan atau kekecewaan maka para Raqasas bukanlah tempat mengadu dan melepas kekesalan. Tidak kah ia bahagia akan menikahi Mann Bai. Daniyal bertanya apakah ia masih mencintai gadis yang dia lihat di Amer dulu? (Anarkali) Salim menjawab dia benci gadis itu. Daniyal bilang lalu kenapa pergi kesana memberi kesempatan pada mereka dan mengajak para Raqasas menari di perayaan kemarin? JIka Salim bisa memikirkan tentang hak-hak dan kebahagiaan para penari lalu bagaimana ia bisa sekaligus memikirkan kebahagiaan Mann Bai? Mengapa tak adil terhadap Mann Bai. Betapa tulus dan besar cinta Mann Bai kepadanya. Jangan kau sakiti dengan menyia-nyiakan nya hanya karena kau beci dengan orang lain. (Daniyal yang lebih muda dari Salim malah ternyata memilik hati yang baik dan pemikiran yang lebih bijak. Mungkin saja jika Ruqaiya tidak iri dan dengki maka ia tak akan meracuni pikiran Salim dan ia akan tumbuh berbudi baik adik-adiknya)
Istri Bhagwan bertanya dimana Salim karena acara untuk calon pengantin pria (CPP) akan dimulai. Jodha dengan wajah penuh kecemasan baru saja akan menjawab akan tetapi tiba-tiba Salim muncul sudah berpakaian rapih. Hamida menyuruhnya duduk ditengah  upacara Wagdan akan segera dimulai. Salim duduk dengan wajah tanpa ekspresi. Ritual agama Hindu bagi CPP dimulai. Pendeta menanyakan apakah Salim siap? Salim mengiyakan sang pendeta. Baik Jodha maupun Ruqaiya tercengang mendengar jawaban Salim. Pendeta bertanya lagi apakah Salim menerima Mann Bai sebagai calon pengantin wanitanya (CPW) Sambil memandangi muka  Jodha ia menjawab ya. Semua yang hadir megucapkan selamat dan Jodha tersenyum. Hamida menyuruh Jodha sekarang pergi ke Mann Bai membawakan cincin pertungannya.

Adegan lalu meperlihatkan Jodha dan Ruqaiya duduk bersama di kamar Jodha. Ruqaiya bertanya kenapa Jodha tadi terlihat tegang. Jodha menampik perkataan Ruqaiya tersebut. Ruqaiya lalu berkata kenapa Jodha  tak mau berbagi cerita dengannya bukankah mereka sudah menjadi keluarga dekat? Jodha  mengatakan bahwa Jalal tak ada disini sekarang tak ada yang bisa betrbicara dengan Salim. Karena tadinya ia menolak menikah tetapi tiba-tiba saia berubah. Ia tak mengerti apa yang terjadi? Ruqaiya dalam hati berkata ia tahu persis hati Salim. Bahwa Salim mencintai Anarkali tetapi aku tak akan membagi cerita kepada Jodha.



PRECAP- cuplikan episode mendatang Jalal (sambil memeluk Salim berkata semoga ia menyukai hadiah darinya. Kau sudah menceritakan tentang cinta mu kepada Mann. Maka ia dan Ibunya menghadiahkan pengumuman ini.
Bagikan :
+
Previous
Next Post »
0 Komentar untuk "JODHA AKBAR EPISODE 438"

Terimakasih atas kunjungan anda. Mohon tidak copy paste artikel yg ada di blog ini, terimakasih

 
Copyright © 2015 HimE aiMe - All Rights Reserved
Template By Kunci Dunia
Back To Top