Sinopsis Jodha Akbar Episode 254 by : Ellis
Ruqaiya sedang duduk dikamarnya...dia senyum-senyum sendiri ketika Maham angga datang kekamarnya.
Ruqaiya :”aku tahu kau akan datang kesini”
Maham :”aku mendengar dokter yang sangat berpengalaman itu mengatakan
kalau kau sedang hamil. bagaimana caranya membohongi dokter itu?”
Ruqaiya :”jadi... Kau mengaku kalah?”
Maham :”baiklah, Ratu Ruqaiya, aku mengaku kalah dan sekarang aku minta kau memberitahu aku bagaimana caranya ?”
Ruqaiya :” cobalah kau berpikir, Maham ?”
Maham lalu mencoba berfikir keras,tapi tetap saja dia tidak bisa mendapatkan jawabannya.
Maham :”Ratu Ruqaiya, kau mungkin memberinya uang”
Ruqaiya : ” tidak”
Maham :”mungkin kau mengancamnya?”
Ruqaiya pun menggeleng, dia tersenyum sinis.
Ruqaiya :”aku menggunakan otakku!”
Ruqaiya lalu menceritakan bagaimana dia membodohi dokter itu serta
Jalal dan Jodha juga Salima. Tenyata Ruqaiya menyuruh orang yang hamil
beneran berpura-pura sebagai dirinya, dengan pakain yang sama dan wajah
yang tertutupi masker persis seperti kondisi dirinya saat itu. Dan yang
di periksa oleh dokter itu adalah wanita hamil itu bukan dirinya. Maham
lalu memuji kepintaran Ruqaiya,
Maham :”tapi setelah beberapa waktu apa yang akan kau lakukan, kalau benjolan diperutnya tidak membesar?”
Ruqaiya :” akan memikirkannya nanti, yang penting saat ini dia merasa
gembira dan akan merayakannya,aku merasa senang karena dalam beberapa
waktu dia bisa memisahkan Jodha dan Jalal”
Maham tertawa mendengarnya
Ruqaiya :”kalau kau butuh apa-apa agar memberitahu aku”
Maham lalu pergi meninggalkan Ruqaiya. Ruqaiya kembali memakan cemilannya sambil tersenyum penuh kemenangan.
Salima sedang menghias dirinya di depan cermin lalu pelayan memberitahu
kalau Jodha datang mengunjunginya. Salima terlihat senang mendengarnya
dan segera berdiri menyambut Jodha. Jodha kemudian masuk memberi salam
pada Salima. Salima memeluk Jodha dan mempersilahkan dia duduk.
Jodha :”aku membuat Halwa dan berpikir untuk membawakannya untuk mu, Ratu Salima”
Salima lalu menerima halwa yang di berikan Jodha dan mengucapkan terima kasih padanya.
Salima :”Ratu Jodha,kau membuat Halwa hanya ketika dia berpuasa”
Jodha :”ya aku memang sedang puasa untuk mendoakan Ratu Ruqaiya dan
bayinya. Dan suami -istri biasanya melakukan puja itu bersama-sama”
Salima :” kalau begitu berarti Jalal harus pergi ke Mandir dengan mu, Ratu Jodha”
Jodha :”tidak, hanya salah satu dari mereka saja yang pergi dan yang
lainnya akan menjaga Ratu Ruqaiya,aku tidak mau mengajak Ratu Ruqaiya”
Salima :”tetapi, orang lain bisa menjaga Ratu Ruqaiya”
Jodha :”Ratu Ruqaiya tidak percaya pada pelayan”
Salima :” Ratu Ruqaiya percaya padaku, maka biar aku yang menjaga Ratu Ruqaiya”
Jodha :”lalu bagaimana dengan Rahim?”
Salima :”biar pelayan yang menjaga Rahim. Jalal harus pergi denganmu.
Aku tahu kau tidak ingin memintanya, jadi biar aku yang meminta dia
pergi dengan mu”
Jodha :”tetapi....”
Salima :” kalau kau
menganggap aku sebagai kakak, maka jangan kuatirkan apapun, aku yang
akan mengurusnya dan kau dapat mempersiapkan diri untuk pergi melakukan
puja di mandir bersama Jalal” Jodha terlihat sangat senang dengan
usulnya Ratu Salima. Jodha pun lalu berpamitan.
(Ellis.himeaime.blogspot,com)
Atgah khan sedang bersama istrinya. Istrinya memeriksa luka di tangan
Atgah dan tidak percaya kalau Adham khan bisa melakukan semua itu.
Pengawal lalu mengumumkan kalau Jalal datang. Atgah khan dan Jiji angga
segera berdiri menyambut jalal. Jalal mengucapkan salam. Kemudian Jalal
menarik tangan Atgah dan memeriksa lukanya.
Jalal :”aku datang untuk melihat tangan Atgah, apakah kau sudah baikan”
Atgah :” walaupun terluka, tapi aku masih bisa mengambil nyawa musuh”
Jalal :”aku percaya pada kekuatanmu. Tapi kemarahan Adham saat itu
membuat aku merasa ada sesuatu yang di sembunyikan oleh Adham”
Atgah :” memang ada sesuatu Yang Mulia”
Jalal :”coba ceritakan padaku, Atgah khan”
Atgah :”Yang Mulia, ketika anda keluar untuk mencari Ratu Jodha, aku
memberitahu Adham kalau ada korupsi di departemen keuangan, tetapi Adham
berteriak dan mengatakan kalau itu urusan kementrian keuangan. Adham
sangat marah padanya tapi Maham anga datang dan menengahinya.Aku merasa
Adham marah padanya karena hal itu”
Jalal :”tapi kau hanya menjalankan tugasmu”
Atgah :”yang Mulia, aku akan melayani anda seumur hidupku”
Jalal :”tapi kau harus berhati-hati karena aku dulu juga pernah kehilangan pemandunya, Bairam khan”
Jalal memeluk Atgah khan dengan perasaan cemas dan kuatir. Jiji Angga tersenyum karena terharu melihatnya.
Jalal kembali kekamarnya dengan dengan raut muka khawatir. Dia sedang
memikirkan masalah Adham khan yang tadi di ceritakan Atgah. Salima lalu
datang ke kamar jalal tanpa memberitahukannya. Salima memberi salam. Dan
Jalal menyuruhnya duduk.
Jalal :”aku sedang menunggumu Ratu Salima”
Salima :” Yang Mulia,hari ini aku datang bukan untuk memberitahu sesuatu, tetapi untuk meminta sesuatu darinya”
Jalal :”apa? katakan saja Ratu Salima!”
Salima : ”yang Mulia, Tapi sebelumnya aku minta anda untuk tidak mengatakan tidak”
Jalal : ”baiklah”
Salima :”terima kasih yang Mulia, aku ingin memberitahu tentang puja
yang akan di lakukan Ratu Jodha untuk Ratu Ruqaiya dan anaknya, dalam
melakukan puja itu sangat penting kalau suami istri pergi dan melakukan
puja bersama-sama. Tapi Ratu Jodha kuatir dengan Ratu Ruqaiya, harus ada
seseorang yang tinggal menjaganya”
Jalal :”ya aku setuju denganmu!, memang itu sangat penting, seseorang harus tinggal menjaga Ratu Ruqaiya”
Salima :”aku dapat menjaga Ratu Ruqaiya, aku sudah seperti kaka bagi
Ruqaiya, aku akan ada bersama Ratu Ruqaiya dengan begitu Anda bisa pergi
dengan Ratu Jodha untuk melakukan puja”
Jalal :”baiklah, aku akan pergi ke mandir bersama Jodha”
Dikamarnya Jodha sedang dengan Moti bai. Mereka sedang mempersiapkan
segala sesuatu yang di perlukan untuk pemujaan. Kemudian Jalal datang.
Moti memberi salam lalu keluar meninggalkan mereka berdua. Jodha juga
memberi salam pada Jalal. Jalal mulai menggoda Jodha.
Jalal :”Ratu Jodha, aku akan keluar”
Jodha :” kemana? ”
Jalal :”aku akan pergi ke kuil Mandir untuk mendoakan Ratu Ruqaiya dan
bayinya,aku menyuruh mu agar menjaga Ratu Ruqaiya, karena Salima akan
menemani Rahim”
Jodha :”Yang Mulia,aku juga akan pergi melakukan
pemujaan untuk Ratu Ruqaiya dan bayinya dan aku pikir anda yang akan
tinggal menjaga Ratu Ruqaiya”
Jalal :”menakjubkan!, kalau begitu kenapa kau tidak memberitahu aku, Ratu Jodha?”
Jodha :” Yang mulia, aku baru akan memberitahu mu kalau suami harus
berpartisipasi dalam puja itu, tetapi harus ada seseorang bersama Ratu
Ruqaiya. Jadi aku akan pergi sendirian dan Anda pergi lain waktu....”
Jalal lalu menutup mulut Jodha dengan tangannya dan menyuruhnya diam.
Jalal :”Ratu Jodha, kau terlalu banyak bicara. Di Satu sisi kau
mengatakan kalau kita harus pergi bersama-sama, tapi di sisi lain kau
mengatakan kalau kau akan pergi sendirian. di satu Satu sisi kau bilang
kalau kau mencintai aku, tapi di sisi lain kau ingin berada jauh dari
ku. Aku tidak mengerti apa yang kau katakan dan yang kau pikirkan Ratu
Jodha. Kalau kau mencintai dirku kenapa dia tidak mengatakan
keinginannya langsung padanya? mengapa harus Salima yang memberitahu aku
tentang keinginanmu”
Jodha mau menjawab dan mengatakan sesuatu,
tapi mulutnya tertutup tangan Jalal. Jalal menarik tangannya dan meminta
maaf. Jalal berkata :”aku sudah tahu semuanya dari Salima. Karena itu
aku sudah meminta Salima untuk menjaga Ratu Ruwaiya, sementara kita
pergi ke Mandir”
Jodha tersenyum mendengarnya
Jodha :” akan pergi ke mandir jalan kaki saja”
Jalal :”aku akan mengikuti dirimu, Ratu Jodha dan aku pergi bersamamu,
karena ketika kau bersamaku, setiap perjalanan akan menjadi indah”
Jalal kemudian segera mengajak Jodha pergi ke kuil Mandir. Jodha mengambil nampan pemujaan dan mengikuti Jalal.
Diluar, Jodha dan Jalal berjalan berdampingan dan iringi pelayan yang membawa nampan pemujaan
Jalal :”aku mendengar bahwa hari ini kau sedang berpuasa, dan hari ini panas, apakah kau tidak merasa lapar?”
Jodha :”aku puasa khusus untuk puja ini, dan aku mempunyai keyakinan, jadi tidak masalah dengan cuaca”
Shehnaz berpapasan dengan mereka.
Shehnaz memberi salam pada Jalal yang segera membalas salamnya.
Shehnaz :”Jodha, apakah kau akan pergi ke Mandir?”
Jodha :” iya....”
Shehnaz :”Jodha, aku ingin ikut”
Jodha :”aku pergi berjalan kaki bersama Jalal sekarang”
Shehnaz :”Jodha, ayolah ajak aku”
Jodha melihat ke arah Jalal yang terlihat tidak sabar melihat kelakuan Shehnaz.
Jodha :”Shehnaz, aku berjanji lain kali akan mengajaknya”
Shehnaz :”baik lah Jodha ”
Dia pun kembali pergi. Jodha menatap jalal yang sedang tersenyum
Jodha :”Yang Mulia, sekarang jangan bilang kalau aku punya bakat untuk membujuk orang”
Jalal hanya tertawa mendengarnya dan dia lalu mendekatkan tubuhny pada Jodha.
Jalal :”bagaimana lagi jodha, kau membuatku menyadari kalau aku punya
hati dan sekarang kau pun tahu apa yang ada dalam hatiku. Apa yang tidak
bisa kau lakukan dengan amarah, kau melakukannya dengan cinta”
Mendengar itu Jodha tersipu malu
Sebelum pergi ke kuil Mandair, Jalal dan Jodha ingin berpamitan pada Ruqaiya. Mereka pun ke kamar Ruqaiya terlebih dahulu
Ruqaiya :” aku sedang menunggu mu Jalal”
Jalal : ”Ratu Ruqaiya,aku akan pergi ke mandir bersama Jodha untuk mendoakan anak kita”
Ruqaiya :”tapi aku telah bersiap-siap untuk menghabiskan waktu bersama mu Jalal, Ratu Jodha bisa pergi ke mandir sendirian”
Jalal :”Ratu Jodha sudah mengatakan hal yang sama, tapi aku minta agar
kau jangan kuatir karena Ratu Salima yang akan menjagamu”
Hamida dan Salima pun datang menenangkan Ruqaiya.
Hamida : ”kita akan selalu ada bersama dengan Ratu Ruqaiya, aku akan
berbicara sehingga Ratu Ruqaiya tidak akan merasa rindu pada Jodha
ataupun Jalal”
Akhirnya Ruqaiya tidak bisa membantah Ratu Hamida dan tersenyum dengan terpaksa.
Shehnaz sedang berdiri di depan cermin melihat dirinya sendiri
dicermin. Dia senang karena Jodha dan Jalal pergi ke mandir, sehingga
dia punya kesempatan. Shehnaz lalu melihat bendera kerajaan Mughal di
meja, lalu dia membakar bendera itu
Jalal dan Jodha bersama para pelayan pergi jalan kaki ke mandir. Mereka Benar-benar berjalan kaki tanpa sandal.
Jalal :”Ratu Jodha, apa kau merasa lelah?” Jodha :”tidak Yang mulia”
Dibalik pepohonan ada Seorang pria bertopeng mengintip rombongan Jalal dan Jodha
Jodha : ”itu karena aku pergi dan berjalan bersamamu,aku merasa gembira”
Jalal tersenyum dan menggandeng tangan Jodha. Mereka berjalan sambil bergandengan tangan.
Jodha dan Jalal pun sampai di kuil mandir. Saat akan memasuki altar,
Jodha berhenti sejenak, mengangkat nampan ke depan wajahnya dan menunduk
penuh hormat. Jalal yang berdiri disampingnya merangkulkan tangan ke
pundak Jodha. Melihat itu, Jodha menyikut dada Jalal memberinya isyarat
agar melepaskan rangkulannya. Jalal hanya tersenyum. Tetapi Jodha
tersipu.
Mereka berdua a maju ke depan altar, membunyikan lonceng
dan memulai pemujaan dengan di pandu oleh pendeta. Jalal dan Jodha
terlihat sangat bahagia saat melakukan pemujaan. Sesekali mereka saling
berpandangan dan tersenyum. Bahkan ketika pendeta meminta tangan mereka
bertemu untuk melakukan havan, tidak ada hal buruk yang terjadi. Jodha
dengan rela membiarkan Jalal menyentuh tangannya. Pendeta :” apapun yang
diinginkan mereka untuk anaknya, mereka dapat membisikannya di telinga
pasangan”
Jalal : ”aku ingin anaknya mengoda Jodha lebih dari
dirinya, selalu patuh pada Jodha dan akan bersamanya setiap saat, serta
mencintai Jodha lebih dari pada dirinya”.
Jodha :”aku berharap
anakmu akan menjadi pejuang yang besar, raja yang besar, manusia yang
besar dan memiliki cinta untuk semua orang di hatinya”
Jalal tersenyum senang mendengar semua doa yang di panjatkan Ratu Jodha untuk anaknya...
Next
« Prev Post
« Prev Post
Previous
Next Post »
Next Post »
0 Komentar untuk "Jodha Akbar Episode 254"
Terimakasih atas kunjungan anda. Mohon tidak copy paste artikel yg ada di blog ini, terimakasih