Jodha Akbar Episode 434


Sinopsis Jodha Akbar Episode 434 by : kembang tandjoeng


Scene 1
Episode dimulai dengan menampilkan adegan tibanya para penari di Istana. Anarkali (Nadira) juga hadir disana bersama rombongan penari. Pimpinannya mulai mengarahkan mereka. Para penari dan pemusik menyiapkan diri. Tak lama kemudian Ruqaiya datang memasuki ruangan. Anarkali terlihat cemas karena ia pernah ditolak dan dipermalukan Ruqaiya sebelumnya. Ia berpikir pasti Ruqaiya tak akan memilihnya untuk menari nanti. Tetapi jika ia tak dapat menari maka ia tak akan mendapatkan hadiah uangnya. Lalu bagaimana dengan pengobatan Ayahnya nanti? Penari dipersilahkan untuk mulai menari dan Anarkali mulai menari dgn para penar ilainnya. Tarian selesai Ruqaiya berjalan mendekati para penari dan mulai memilih satu penari yang berdiri disamping Anarkali. Ia berjalan melewati Anarkali sambil terus memandang dengan muka galak, kemudian lanjut memilih salah seorg penari dibelakang Anarkali. Tiba-tiba Ruqaiya berbalik jalan kearah Anarkali dan berhenti teapt didepan Anarkali sambil mengatakan:” Kamu juga. Kau berbakat. Ayo cepat!” Anarkali terkejut sementara Ruqaiya terus memandang dengan raut wajah sinis sambil berkata:”Kau akan menari tepat di depan Shahenshah!”. Kemudian ia pergi meninggal ruangan.

Adegan berikutnya Hoshiyar bertanya kepada Ruqaiya mengapa ia memilih Anarkali. Padahal Ruqaiya tahu Salim amat membencinya. Ruqaiya menjawab (dengan wajah mengolok dan teramat sinis). Salim memang membencinya tetapi jangan lupa ia pernah juga jatuh cinta utk pertama kalinya pada Anarkali. Cinta pertama tak akan mudah dilupakan begitu saja. Jika nanti Anarkali menari tepat dihadapannya kebencian itu akan berubah menjadi cinta kembali. (Ruqaiya terus berbicara dengan nada sinis dan wajah penuh siasat jahat). Lalu Jodha lah yang akan mendapatkan masalah karena asumsinya yang meleset. Salim tidak mencintai Mann Bai tetapi hanya aku yang tahu salim pernah jatuh cinta pada Anarkali. (Aduh si Tante Ruks jadi mirip Ratu Yg Jahat dalam cerita Putri Salju)


Scene 2
Dibuka dengan adegan romantis Jalal yg sedang membaringkan kepalanya dipangkuan sang istri tercinta, sambil menikmati nyamannya belaian jari-jari lentik Jodha (aduh si Oom ini modus operandinya ngak jauh dari pangkuan dan dibelai-belai Jodha. Masa kecil kurang bahagia Si Oom Jalal nih ya). Jodha berkata kepada Jalal bahwa Mann Bai tadi tersipu-sipu memandang Salim. Ia menginginkan Mann Bai duduk disamping Salim saat perayaan. Salim akan sangat bahagia jika kita mengumumkan perjodohan mereka berdua nanti. Jalal tersenyum lalu menjawab:”Tentu saja ia akan bahagia. Bukankah Ibunya telah memilihkan nya calon istri yg sangat cantik dan baik untuknya”.  Selanjutnya Jalal malah menggoda Jodha dengan berkata:”Tetapi sangatlah tak adil ini kan Ultah pernikahan kita. Maka seharusnya aku dong yang dapat hadiah.” Tetapi malah Jodha malah lanjut bercerita bahwa ia telah membuatkan gaun istimewa untuk dikenakan Mann Bai disaat perayaan nanti. Supaya Mann semakin tampak teramat cantik dan Salim tak akan dapat memalingkan pandangannya dari Mann Bai sedetikpun.

Sementara itu saat yang bersamaan di kamarnya Ruqaiya terus berbicara dengan penuh rasa dengki dihadapan Hoshiyar. Ia mengatakan bahwa Salim akan melihat Anarkali dan akan terus memadangnya dengan takjub. Maka selanjutnya cerita ini akan berbelok kearah yang berbeda.

Kembali ke adegan Jalal yang mendengarkan sambil kepala tetap dipangkuan Jodha. Menurut Jodha pernikahan ini nantinya akan membuat semua menjadi baik. “Kau dan Salim akan saling akur dan kita nanti akan menjalankan hari-hari indah bersama. Disaat yang sama di ruang kamarnya Ruqaiya tetap pasang wajah  “evil look” mengatakan bahwa ia akan memperoleh hari-hari  bahagianya sementara hari-hari buruk lah yang akan dialami Jodha.

Adegan berpindah kembali ke Anarkali (bosan ah sama jalan cerita tentang dia juga penjiwaan acting-nya) Pimpinan penari bersyukur karena Anarkali telah terpilih. Anarkali amat berterimakasih kepadanya karena sekarang bisa membantu pengobatan Ayahnya.

Rombongan mereka berjalan menuju keluar Istana tetapi baju Anarkali tersangkut disemak-semak. Ia sibuk berusaha melepaskan bajunya yang tersangkut. Sementara itu rombongan terus berjalan dan tanpa disadari meninggalkan Anarkali sendirian di dalam Istana. Anarkali terperangah dan bingung harus lewat jalan mana untuk bisa keluar Istana? Tak sengaja telapak kaki Anarkali menginjak rantai yg tajam dan terluka. Darah mengalir dari telapak kaki kanannya. Dikejauhan Salim terlihat jalan menuju kesini. Anarkali panik ketakutan dan cepat-cepat menutup wajahnya dengan Duppatta (selendang). Sambil kesakitan terus ia berjalan pelan2. Ia takut Salim akan mengenalinya dan mengusir pergi dari Istana. Jika itu sampai terjadi maka hilang lah uang untuk pengobatan Ayahnya nanti. Salim melihatnya dan bertanya sedang apa dia disini. Anarkali meminta maaf karena ia tertinggal rombongannya dan tersesat mencari jalan keluar Istana. Salim akan menunjukkan jalan keluar ketika ia melihatnya terpincang kesakitan. Karena iba Salim menolongnya dengan mengangkat dan membopong Anarkali sampai pintu keluar Istana (wow ceritanya Salim mau bergaya "gentlemen" nih ye hahaha) Latar belakang lagu "Rabba Is Pyar" terdengar dalam adegan ini. (Haiya maksa banget sih ini adegan. Nehi hei banget ya) Salim meminta prajurit penjaga pintu untuk mengantar Anarkali dan ia pun kembali kedalam Istana. Sementara Anarkali memandang dengan perasaan campur aduk antara benci dan cinta. (Aduh kok klise banget ya. Jadi inget lagu jadul “Benci Tapi Rindu” hahahaha tuwir asli tuh lagu)


Scene 3
Daniyal, Murad, Mann Bai dan 3 Putri lainnya sedang berkumpul disuatu ruangan. Daniyal berkata kepada Salim bahwa mereka akan memberikan hadiah untuk Ayah dan Ibu. Salim harus membantunya untuk itu. Mereka akan membuat sandiwara kecil. Salim akan memerankan Jalal dan Mann Bai akan menjadi Jodha. Salim kesal dan langsung menolak untuk berpartisipasi dalam sandiwara itu. Ia meninggalkan ruangan begitu saja. Murad berkata dia tak mau mendengarkan ku. Kalau begitu sebaiknya Daniyal saja yang berperan sebagai Jalal. Tetapi Mann Bai bilang bahwa mereka semua tak satu pun tahu banyak tentang pribadi Jalal dan Jodha. Daniyal kemudian mengatakan ia punya rencana untuk itu.

Adegan kemudian berpindah pada Aram Banu yang manja dan lugu itu. Ia sedang bermanja dipangkuan Ibu Suri Hamida dan disana ada Aqiqa putri dari Bakshi Banu. Aram Banu bertanya kepada Ibu Suri tentang Jalal and Jodha. Sementara itu salah seorang Putri menghampiri Ruqaiya yang sedang berjalan di dalam Istana para Ratu. Mereka menanyakan pertanyaan yang sama kepada Ruqaiya. Sang “Ratu Jutek” pun menjawab dengan ketus: ”Mengapa sih  kalian tanya hal itu kepada ku?!” Sang Putri menjawab bahwa mereka berencana memberikan hadiah bagi Ayah dan Ibu. Ruqaiya dengan malas mengiyakan. Selanjutnya tak ditayangkan apa pendapat yang disampaikan Ruqaiya tentang Jalal dan Jodha. Adegan langsung berpindah ke Salima. Ia sedang menceritakan kepada Mann Bai dan Rahim bahwa Jodha dan Jalal adalah dua orang yang amat berbeda kepribadiannya. Selanjutnya Daniyal dan Mann Bai sedang berlatih berperan sebagai Jodha dan Jalal. Dalam latihan itu Daniyal tampaknya terpana memandang kecantik wajah Mann Bai. Ia terlena dan terus saja memanggilnya dengan nama Mann dan bukan Jodha seperti seharusnya. (Hehehehe si
Daniyal belum apa-apa udah cinlok nih kayaknya) Para Putri dan Pangeran lainnya mengkoreksinya. Mereka mengingatkan Mann berperan sebagai tokoh Jodha di sandiwara kecil ini. Mann akhirnya bilang bahwa ia capek dan meninggalkan ruangan. Daniyal mengikutinya dan bertanya apakah Mann kesal dengannya karena salah terus dalam latihan tadi? Mann menjawab bahwa ia tak marah, tetapi sangat menyukai memerankan kisah cinta Paman dan Bibinya itu. Bahwa ia pun suatu saat ingin memiliki kisah cinta seperti mereka berdua. Daniyal bertanya:“Pria macam apa yang kau sukai Mann? Apakah saat ini ada pria yang kau sukai?” Mann berkata ternyata dia harus menyembunyikan perasaannya agar tak ketahuan Daniyal. Dan bahwa ia merasa Ayahnya sedang mencarikan seorang Pangeran baginya. Daniyal tersenyum bahagia dan berkata mungkin Ayahnya akan menemukan seorang calon suami baginya di Istana ini. Daniyal tersenyum dan berbicara dalam hatinya bahwa ia akan sangat menyukai hubungan ini. Sementara disaat yg sama Mann Bai malah menyangka yang dimaksud Daniyal dengan Pangeran itu adalah Salim. Lalu Mann bergegas meninggalkan Daniyal dengan wajah tersipu penuh senyum. Daniyal terbengong-bengong karena keburu geer menyangka dialah Pria itu.

Scene 4
Murad menghampiri Daniyal dan mengajaknya pergi makan. Daniyal menjawab bahwa ia tak lapar. Murad terheran-heran karena ini diluar kebiasaan Daniyal yang hobbi  makan. “Daniyal apakah kau baik2 saja?" Daniyal menjawab:”Ya tentu saja kenapa tidak. Ayo mari-mari lekaslah”.

Anarkali pulang kerumah dan melihat Zil sang Ibu sedang menangisi nasib Rashid. Ia tak mengerti kenapa Tuhan memberikan cobaan ini kepada mereka. Anarkali menjawab bahwa besok ia akan memperoleh uang. Zil bertanya uang darimana? Dan memohon Anarkali untuk jujur dari mana asalnya uang itu? Anarkali menjelaskan bahwa ia akan menari di acara Ultah Perkawinan Shahensah & Mariam Uz Zamani. Zil terkejut dan mengatakan bukankah Anarkali tak suka menari? Anarkali menjawab bahwa terkadang kita harus melakukan hal yang tak kita sukai. Ia akan mendapatkan uang
untuk pengobatan Ayahnya besok. Bahwa sudah tak ada cara lain. Semua orang membeci mereka karena mereka dianggap penghianat.

Adegan berpindah kemasa jauh di depan menampilkan suasana malam hari didalam Makam Jalal dan Soul Talk antara Jodha dan Jalal pun dimulai. Soul Talk –Jodha berkata: ”Aku masih ingat benar Ultah Perkawinan kita saat itu, ada masanya dimana aku teramat membenci mu dan sekarang hati ku dipenuhi oleh cinta mu Shahenshah”. Arwah Bayangan Jalal dan Jodha berdiri berdampingan. Jalal menimpali perkataan Jodha:” Kau benar sekali istri ku. Hubungan kita berdua bermula dari dua orang keras kepala, yang kemudian bersama dengan waktu berubah menjadi rasa tanggung jawab, dan kemudian akhirnya tumbuh menjadi cinta, Hari demi hari cinta kita itu semakin mendalam. (Oh oh oh romantis to the max soul talk kedua suami istri ini. Cinta mrk abadi bahkan terbawa ke alam arwah. Mudah-mudahan hal sama bisa terjadi antara My beloved better dan saya nanti)

Suara percakapan Soul Talk tetap terdengar tetapi scene berganti jaman ke masa sekarang. Jodha datang ke kamar Jalal dan keduanya saling melakukan ritual Aarti. Kemudian saling mengucapkan salam. Jodha membawakannya sejumlah manisan Kir. Ia berkata bahwa sebelum melakukan perbuatan baik maka layaknya kita memakan makanan sesuatu yang manis. Dan Jodha menyodorkannya kehadapan Jalal sambil memintanya
mencicipi. Jalal tersenyum sambil berkata: ”Wah begitu banyak Kir, mana yang harus ku coba”. Jodha menjawab dengan gaya menggoda: ”Salah satu dari manisan dimangkuk-mangkuk ini adalah buatan ku. Kau harus mencicipi satu persatu dan menebak mana yang milikku”. Jalal balik menggoda: "Ah kau sekarang sedang menguji ku ya?” Ia pun mengambil sendok dan mencicipi Kir tersebut satu persatu. Jodha: “Bagaimana? Katakan padaku yang mana?” Kemudian Jalal menyuapkan Kir yang dipilihnya kepada Jodha: “Ini pasti Kir buatan mu istri ku”. Jodha bertanya bagaimana Jalal bisa tahu? Jalal mengatakan: “Aku dapat merasakan kehadiran dirimu di dalamnya. Ketika aku bisa merasakan emosi mu disini lalu dengan mudah aku bisa menebak yang mana masakan mu”. Lalu Jalal mendekati Jodha dan memegang kedua tangan istri tercintanya itu. Mereka berdua tersenyum bahagia. Jodha lalu berkata bahwa ia berharap Salim dan Mann Bai memiliki hubungan seperti mereka berdua kini. Jalal pun menjawab bahwa pasti akan begitu. Lagi lagi Jodha menggoda Jalal dengan pertanyaan tentang janji Jalal menyanyi untuknya. Jalal menjawab sambil tersenyum: ”Tentu aku sih sudah siap. Bagaimana dengan kau sendiri? Jodha menjawab bahwa ia pun sudah siap dengan hadiah untuk Jalal. Jodha dan Jalal saling berpelukan mesra. (So cute the way they interact toward each other. Such a sweet gesture/sungguh manis interaksi diantara mereka berdua selalu. Penutup episode kali ini meninggalkan hal yang amat berkesan tentang betapa dalamnya rasa hormat dan cinta mereka berdua)


PRECAP-Diakhir Episode biasanya ditampilkan "teaser" yang menampilkan adegan-adegan pada episode berikutnya. Anarkali berdansa di perayaan dengan menutup sebagian wajahnya dengan kerudung. Saat diakhir tarian ia membuka kerudungnya. Jodha terkejut melihatnya menjadi penari.


Bagikan :
+
Previous
Next Post »
0 Komentar untuk "Jodha Akbar Episode 434 "

Terimakasih atas kunjungan anda. Mohon tidak copy paste artikel yg ada di blog ini, terimakasih

 
Copyright © 2015 HimE aiMe - All Rights Reserved
Template By Kunci Dunia
Back To Top