Jodha Akbar Episode 290

*sinopsis Jodha akbar episode 290)*





(By :ellis himeaime.blogspot.com
Di depan gerbang istana Nigaar (shehnaz) yang pingsan pun di bawa masuk kedalam istana. Jalal lalu memnaggil Tabib untuk mengobatinya.
para Ratu di dalam kelambu mengelilingi tempat tidurnya dengan tatapan bingung antara mencemaskannya dan perasaan curiga. Di luar kelambu, Jalal, atgah khan dan Todar Mal juga berdiri dengan pikiran yang tak kalah bingungnya. Mereka curiga kenapa tiba-tiba Nigaar datang kembali di istana. Atgah lalu memcoba memperingatkan Jalal.
Atgah :”Yang Mulia, sebaiknya anda berhati-hati. Mungkin saja ini sebuah jebakan.”
Jalal :”aku tahu, Atgah Khan. tapi situasi kali ini berbeda.”

Nigaar lalu terbangun dari pingsannya. Dia mendengar pembicaraan Atgah khan dan Jalal, Nigaar lalu memaksa duduk, meski badannya masih sangat lemas dan pusing
Nigaar :”Atgah khan benar, Jalal Bhaijan. Aku tidak bisa dia percaya, aku telah berbuat dosa yang besar.”
Jodha mencemaskan Nigaar, dia menyuruh Nigaar berbaring, karena dia masih lemas. Jalal mau menghampiri Nigaar, tapi Atgah mencoba mencegahnya. Jalal menatap Atgah, dia menenangkan atgah agar jangan khawatir dengan menepuk bahunya. Jalal lalu di duduk di samping Nigaar. Dia bicara Pada Nigaar
Jalal :”aku tahu, ini bukanlah kesalahanmu. Aku juga salah karena tak mengenalimu sebagai saudaraku. Dan aku tidak bisa menemukan Ibumu.” 
Nigar lalu menangis. Lalu memeluk Jalal 
Nigaar : ”Jalal, aku meminta maaff, karena selama ini telah salah paham padamu, aku mengira kau yang menculik Ibuku, mengambil hak ku atas tahta. Akuu tidak tahu kalau musuh memanfaatkan aku agar bermusuhan denganmu. (By:ellis)Aku menyesal tidak mengetahui hal ini sejak awal”
Jalal :”aku tahu kau salah paham. Tapi sekarang semua telah menjadi jelas”
Jodha :”benar Nigaar, kau harus melupakan semua ini, biarkan masalah ini berlalu.”

Hamida menghampiri Nigaar dan tersenyum.
Hamida :”ya Nigaar. Kami senang kau telah kembali ke sini. Kau adalah putri kami.” Hamida kemudian duduk di depan Nigaar.
Hamida :”Nigaar kau adalah kerabatnya juga, oleh karena itu,kau harus tinggal di istana.”
Salima :”Yaa, benar Ibu”
Nigaar :”Aku merasa menyesal karena sebelumnya tidak bisa memahaminya. sehingga berbuat hal yang tidak baik pada Jalal”
Nigaar lalu menatap Jodha dan bicara padanya 
Nigaar :”ratu Jodha, aku musuhmu. Kau merawatku saat di Mathura dan membawaku ke Agra. Tapi aku mencoba membunuh suamimu dan memperalat dirimu” pandangan Nigaar beralih ke Jalal,
Nigaar :”Jalal, semoga kau mau memaafkan dosa dan kesalahanku padamu.”
Jalal :”Nigaar, kau tidak perlu meminta maaf padaku. Aku akan berusaha menemukan ibu mu, tapi yang terpenting kau harus sembuh dulu.”
Jalal kemudian menyuruh nigaar beristirahat lalu semua pergi dari sana.

(By:ellis. Himeaime.blogspot.com)
Mirza Hakim sampai di kabul di istana ibunya, Ratu Mahachucak. Melihat Mirza datang, kedua adik perempuan sangat senang dan berlari memeluknya ”Bhaijaaaan..”. Mirza pun membalas pelukan adik-adiknya.
Mahachucak turun dari tahtanya dan bertanya padanya
Mahachucak :”apakah kau tak beri salam pada ibumu?”
Mirza kemudian memberi salam pada ibunya. (By:ellis)maham memegang bahu Mirza dan menatapnya dengan tatapan penuh harapan.
Mahachucak :”aku senang akhirnya kau kembali, aku sangat merindukanmu.”
Mirza :” apa kabarmu Ibu ?”
Mahachucak :”aku baik-baik saja dan menjadi lebih baik setelah bertemu denganmu, akan lebih baik kalau darah dagingku berperang untukku.”
Mirza :”tidak ibu. Aku datang untuk memberitahu kalau sebaiknya ibu hentikan semua ini sebelum ibu kehilangan segalanya. Karena apa yang ibu rencanakan tidak akan berhasil.”
Mendengar itu mahachucak sangat kesal, dia berteriak dan marah
Mahachucak :” diaaam...”
Dia lalu menodongkan belati ke leher mirza hakim. Semua orang diruangan itu tegang melihatnya.
Mahachucak :”kau tidak tahu apa-apa. Mirza”
Mirza :”ibu boleh memenggalku, tapi aku tidak akan tingal diam.”
Mahachucak :”aku tidak akan membunuh mu, Mirza”
Dengan nada marah dia menyuruh semua orang agar pergi. Mirza hendak pergi juga, tapi maham menyuruhnya tetap dsna.

Setelah Semua orang pergi meninggalkan mereka berdua, Mahachucak menghampiri Mirza dan bertanya dengan kesal
Mahachucak :”apa yang Jalal katakan padamu? Apakah dia telah mencuci otakmu? Aku adalah ibumu!”
Mirza :”aku tidak akan biarkan rencana ibu berhasil, aku datang kesini bukan untuk mewakili Jalal, tapi sebagai anakmu. Dan sebagai seorang Ibu, seharusnya anda mengerti. Aku tetap akan berperang untuk Jalal, dan jika suatu saat pasukan kita bertemu, bukan anakmu yang bertarung tapi ksatria Mirza yang akan melawannya di medan perang”
Mahachucak lalu tertawa,Mirza menatap ibunya
Mahachucak :”Mirza, kau sangat luar biasa, tapi kau belum lihat seluruh kemampuan yang ku miliki. Kau akan terkejut saat mengetahuinya. Agra dan Delhi akan segera menjadi milikku.”
Mirza :”Ibu, kau telah di butakan oleh kekuasaan” (by:ellis)
Mirza akan beranjak pergi dari sana. Lalu Mahachucak menahannya
Mahachucak :”kaauu adalah kau putraku. kau masih punya waktu untuk berada di sampingku.” 
Mirza :”aku seorang Mughal, dan akan selalu berjuang melawan pengkhianatan Mughal.”

Mirza lalu pergi dari sana. Meninggalkan mahachucak yg masih kesal. melihat Mirza pergi fazal Beg kemudian menghampiri Mahachucak
Fazal :”Yang Mulia,Mirza sudah bertindak keterlaluan dan akan lebih baik kalau aku membunuh mirza.”Mendengar ucapan fazal beg Maha chucak berdiri dengan marah dia mengambil belati di tangannya dan siap mengorok leher fazal Beg.
Mahachucak :”kalau kau berani mengatakan hal seperti itu lagi tentang Mirza, aku tidak akan memaafkanmu”

(By :ellis.himeaime.blogspot.com)
Pagi hari pun tiba, pelayan masuk ke kamar Nigaar dan membuka tirai dikamarnya. Nigaar terbangun. Moti kemudian datang, dia mengantarkan baju dan perhiasan dari Jodha. Nigaar sangat terharu melihatnya.
Nigaar :”Jodha mempunyai hati yang besar, di mana dia? Aku tahu dia tidak akan datang setelah apa yang aku lakukan padanya.”
Tiba-tiba Jodha muncul, dia menghampiri Nigaar sambil tersenyum
Jodha :”kenapa aku tidak datang, adik ipar?” (By:ellisstaftazanie)
Nigaar lalu memberi salam padanya . Jodha memberi Nigaar prasad, 
Nigaar :” ingin mandi dulu”
Jodha kemudian meletakan Prasad itu di meja di samping tempat tidur Nigaar.
Jodha :”Nigaar bagaimana dia akan memanggil mu”
Nigaar :”Jodha panggil aku seperti biasa saja” (by:ellisstaftazanie)
Jodha :” akan memanggilnya dengan Nigaar saja. Nigaar, aku memawakan baju dan perhiasan untuk mu”
Moti meletakan pakaian dan perhiasaan itu di atas tempat tidur. Jodha duduk disamping Nigaar dan menunjukan barang-barang yang di bawanya
Jodha :”mari kita lihat, apakah perhiasan ini cocok untukmu.”
Melihat Jodha yang begitu baik pada dirinya, Nigaar terlihat semakin sedih dan menyesal, air mata nya mulai mengalir deras di pipinya. Melihat itu, dengan cemas Jodha bertanya kepadanya 
Jodha :”ada apa Nigaar? Apa ada yang salah? kau bisa katakan padaku.”
Nigaar :”mengapa kau masih bersikap baik padaku setelah apa yang kulakukan padamu?”
Jodha menghapus air mata nigaar yg menetes di pipinya dengan penuh kasih sayang.
Jodha :”itu adalah masa lalu, kau harus melupakannya, Nigaar. Aku tak akan menyinggung masa lalu yang akan membuatmu sedih.”
Nigaar :”bagaimana aku bisa melupakannya, ratu Jodha? (By:ellis) Kau sedang hamil...”
Jodha terkejut mendengar ucapan Nigaar, Jodha dan moti saling pandang tak percaya dari mana Nigaar mengetahui semuanya . 
Nigaar :”aku telah berbuat dosa dengan menyerangmu saat kau sedang hamil. Bagaimana aku bisa lekukan itu, padahal kau sedang mengandung seorang pewaris Mughal.”
Jodha :”bagaimana kau bisa tahu?”
Nigaar :”aku tidak sengaja mendengarnya saat kau menidurkan Rahim dan bicara tentangnya pada Rahim yang sedang tidur”
Jodha lalu teringat kalau dia pernah bicara sendiri saat menidurkan rahim dan memberitahu Rahim kalau tak lama lagi dia akan punya saudara dan dia tidak perlu lagi bercerita sebelum tidur karena Rahim akan kelelahan bermain bersamanya.
Ternyata Nigaar mengintip Jodha dan mendengar semua yang di bicarakannya. 
Jodha menatap Nigaar dengan tatapan tidak percaya. (By:ellisstaftazanie)
Nigaar :”bahkan iblispun tidak akan menyerang wanita hamil, tapi aku.. aku tahu kau sedang hamil, tapi aku tetap menyerangmu.” Nigaar kembali meneteskan airmatanya.

Ternyata Ruqaiya, ada dibalik tirai itu, dia mendengar semuanya. Ruqaiya mengenggam tangannya. dengan kaget dia mendengar semua yang di katakan Nigaar tentang kehamilan Jodha. Dengan geram dan rasa tak percaya, (by:ellis) Ruqaiya lalu bergegas membalikan badan, dia tidak jadi menemui Nigaar. Dia lalu berbalik ke kamar Jalal. 

Jodha :”Nigaar aku minta agar kau tidak memberitahu tentang kehamilanku pada siapapun. Karena Jalal belum mengetahuinya. Aku sedang mencari saat yang tepat untuk memberitahu jalal.”
Nigaarpun mengangguk.

Ruqaiya sampai di kamar Jalal, dia segera menemui Jalal dikamarnya. Ketika datang dengan Marah Ruqaiya menyuruh semua pelayan pergi. 
Jalal :”ada apa, Ruqaiya?”
Jalal bingung dengan Ruqaiya, kenapa tiba-tiba datang kekamarnya dengan sangat Marah dan kesal.
Ruqaiya :”jangan pura-pura, Jalal! Kau bilang aku ini temanmu dan juga istri kesayanganmu, tapi kau tak punya perasaan padaku.” 
Jalal :”Ruqaiya,apa yang telah kulakukan?” Ruqaiya :”kau menyembunyikan kabar kalau ratu Jodha sedang hamil.”
Jalal pun tidak kalah kaget mendengarnya. Ruqaiya :”aku tahu Ratu Jodha telah menyembunyikannya dariku, tapi kau adalah temanku. (By:ellis)Setidaknya kau beritahu aku kabar baik ini, Jalal. Kau pikir aku cemburu mendengar kabar bahagia ini?”
Jalal :”aku bingung, Ruqaiya....”
Ruqaiya :”cukup Jalal. Aku tahu akau tidak akur dengan ratu Jodha. Tapi aku akan senang jika mendengar kabar ini darimu. Jalal, Ratu Jodha hamil sebelum perang, mengapa kau sembunyikan kabar ini dariku, Jalal? Kau pikir aku tidak senang setelah mendengar kabar ini? Apa kau tak percaya padaku? DIa hamil sebelum perang. Mengapa kau sembunyikan ini dariku? Mengapa Jalal?”
Jalal benar-benar terkejut mendengarnya. Dengan wajah kebingungan dan marah, dia pergi meninggakkan Ruqaiya yang hanya menatap kepergiannya dengan heran.

Ternyata Jodha pun dalam perjalanan ke kamar Jalal sambil tersenyum sendiri.
Jodha berkata pada dirinya sendiri :”aku akan memberitahu kabar gembira ini padamu, yang mulia. Aku akan mengatakan kalau aku sedang mengandung anaknya..” Dari arah berlawanan Jalal yang berjalan tergesa-gesa dengan wajah marah sekaligus cemas. (By:ellis) Akhirnya Jodha dan Jalal saling berpapasan. Jodha dengan wajah bahagia, Jalal dengan wajah cemas sekaligus marah. Keduanya saling mendekat. Jodha memberi salam pada Jalal
Jodha :”Yang Mulia, aku ingin bicara denganmu”
Jalal :”Yaa, Ratu Jodha, aku juga ingin bicara denganmu. ayo ikut aku!”
Jalal memegang tangan Jodha dan menariknya ke kamarnya. Jodha heran mendengar nada bicara Jalal yang terlihat marah. Apalagi saat dia menarik tangannya agar mengikutinya. (By:ellis)

Di kamarnya, Ruqaiya sedang mengamuk. Kamarnya berantakan karena dia melemparkan semua barang di kamarnya. Hoshiyar yang mencoba menenangkannya bahkan kena amarahnya dan terdorong jatuh. Ruqaiya bahkan akan mengancam alan membunuh hoshiyar kalau hosyiar tidak segera pergi meninggalkannya. Hosyiarpun bergegas pergi dari sana. 
Setelah dia sendirian, Ruqaiya menangis berteriak-teriak sejadi-jadinya. Ruqaiya lalu duduk di depan kaca dan memandang wajahnya yang berantakan.
Ruqaiya sangat kesal dan marah, dia berfikir kalau Jodha telah merebut semua dari dirinya, Ruqaiya berkata pada dirinya sendiri :”pertama kau merebut Jalal, lalu kau menjadi istri kesayangannya! Sekarang kau menjadi Mariam Zamani! Tidak Ratu Jodha, seharusnya aku yang jadi Mariam Zamani. Karena aku Ratu Mughal bukan kau putri Rajvanshi.Tidak! aku takkan biarkan ini terjadi.” (By:ellis) Dia lalu melangkah ke tempat tidurnya sambil menendang benda apapun yang ada di hadapannya.
Dia lalu teringat kata-kata Nigaar pada Jodha :”bahkan iblis tidak akan menyerang wanita yang sedang hamil. Tapi aku tetap menyerangmu walau tahu kau sedang hamil. Maka aku ini lebih buruk dari iblis karena telah melakukan ini.”
Ruqaiya kembali berteriak histeris. Lalu dia mengambil cermin kecil dan mengamati wajahnya yang berantakan. Sambil terus menangis, Ruqaiya melempar cermin itu di lantai sampai pecah.
Bagikan :
+
Previous
Next Post »
0 Komentar untuk "Jodha Akbar Episode 290"

Terimakasih atas kunjungan anda. Mohon tidak copy paste artikel yg ada di blog ini, terimakasih

 
Copyright © 2015 HimE aiMe - All Rights Reserved
Template By Kunci Dunia
Back To Top