Jodha Akbar episode 348



Jodha Akbar episode 348
By : hime

Jodha :” aku tidak akan pernah menyalakan Diya di mandirmu lagi, mulai sekarang. Apa Kau mengerti? Aku tidak akan pernah melakukannya, tidak pernah! “ jodha menutup korden patung. Jodha seperti orang linglung, ia berkata :” aku tidak mau menyembahnya lagi” 

Salima dan hamida menyurh jodha menenangkan diri, jodha menangis pilu saat mengingat anaknya. Moti, hamida dan salima ikut menangis.

Moti :” tenangkan dirimu, Jodha” hamida menimpali :” tolong jangan buat kami jadi ikut sedih” jodha berhenti menangis saat mendengar suara bayi merengek. Ia celingukan mencari Hassan “ hassan, di mana kau?” jodha berdiri ia memanggil Hassan. Jodha lari keluar, salima dan yg lainnya mengikuti. 

Jodha terus berlari. 

Ruqaiya sedang menggendong Hussein yg sedang menangis, ruqaiya berusaha mendiamkan Hussein, jodha berlari masuk.

Ruqaiya bengong melihat jodha :” ratu jodha kau kenapa?”
Jodha mengambil Hussein :” ternyata kau di sini”
Ruqaiya kebingungan :” ada apa ratu jodha?”
Jodha tersenyum bahagia, ia menciumi Hussein, jodha mengira itu Hassan. 
Ia menyusui Hussein karena ia terus menangis, wajahnya terlihat sangat bahagia. Moti dan salima ikut tersenyum

Ruqaiya masih kebingungan :” ratu jodha apa yg kau lakukan?”
Salima menghentikan ruqaiya :” ratu ruqaiya, biarkan Hussein bersama ratu jodha, mungkin dengan begitu dia bisa tenang” 

Hussein tertidur dalam gendongan jodha, ruqaiya berkata :” ratu jodha, sudah waktunya Hussein tidur, mari, biar aku tidurkan dia di tempat tidurnya, mari” jodha tidak mengacuhkan ruqaiya. Ruqaiya mulai kesal, ia mengulangi ucapannya :” sudah waktunya untuk dia beristirahat” ruqaiya merebut Hussein secara paksa. Jodha mulai terlihat sedih lagi, ruqaiya membawa Hussein menjauh.

Jalal menangis di kamarnya, hamida menghampiri jalal. Jalal mengusap air matanya saat menlihat hamida. 

“ ada apa ibu? Apa ada hal yg penting?”
Hamida :” kau tidak boleh bersedih terrus, nak” hamida duduk di lantai, di sebelah jalal

Jalal menjawab :” ibu, aku tidak kuat menghadapi semua ini”
Hamida :’ kau harus menenangkan dirimu dan bersabar. Kau harus kuat. Jalal, kau harus bisa menangani jodha, kau harus ada untuknya. Kita semua harus menguatkan satu sama lain dalam menghadapi masalah ini.”

Jalal :” aku tidak tega melihat ratu jodha seperti ini, aku sangat sedih. Kenapa ini harus terjadi padanya?”

Hamida mengelus kepala jalal :” kita harus kuat demi jodha. Kita tidak boleh larut dalam kesedihan. tolong dengarkan aku”

Jalal berteriak :” bagaimana caranya, ibu?”
Hamida :” kau pasti bisa, jalal. Aku tahu kau orang yg kuat”

Jalal :” kuat. Jalalludin Muhammad, bukanlah orang yg kuat. Aku tidak tahu apa yg harus aku lakukan ibu”
Hamida :” jalal, dengarkan aku jodha bs tenang jika dia bersama dengan Hussein maka dari itu, kita harus membiarkan dia bersamanya. Kita harus biarkan dia bersama anak itu. Jodha merasa damai di dekat Hussein. Kita harus mencari cara agar dia bs bersama dengannya. Kau mengerti maksudku, kan? Hussein adalah jalan satu-satunya untuk menyembuhkan jodha, kau mengerti kan jalal?”

Jalal ke kamar jodha, ia bertanya :” kenapa kamar ini gelap sekali?” jodha duduk meringkuk di lantai, moti berdiri di dekatnya. Jalal menyuruh moti menyalakan lilin. Namun jodha melarang. Jalal lalu menyuruh moti pergi.

Jalal bertanya :” apa kau sudah makan?”
jodha menjawab :” aku tidak lapar”
Jalal :” kau perrnah bilang bahwa tidak baik menyia-nyiakan makanan”
Jodha :” itu dulu, sekarang aku tidak percaya itu semua, shahenshah. “

Jalal :” kau harus makan sesuatu” jalal mengambil makanan di meja, ia lalu berkata :” ayo, kau harus makan walau sedikit. Ayo, sedikit saja” jodha tetap menolak. 

Jalal meletakan makanannya, dalam hatinya :” aku tidak bs membiarkan ratu jodha seperti ini terus. Dia menghancurkan dirinya sendiri. “

Jalal keluar dari kamar jodha, sepanjang jalan suara hamida erngiang kembali di kepalanya, bahwa hanya Hussein yg bs menyelamatkan jodha. Ia jg teringat saat ruqaiya bilang jodha tidak bs mengambil Hussein darinya. Jg penolakannya menyerahkan anak jodha ke ruqaiya.

Ruqaiya sedang bersama Hussein, pelayan bertanya apakah ruqaiya tidak takut jodha akan mengambil Hussein kembali? Ruqaiya menjawab :” Hussein adalah anakku! Aku punya surat perjanjian yg ditandatangani oleh jalal. Aku tidak akan membiarkan ratu jodha mengambilnya”

Pelayan kembali memanas-manasi ruqaiya :” mari berharap itu tidak akan terjadi. Kau benar-benar berjiwa besar, karena sudah membiarkan ratu jodha menyusui Hussein”

Ruqaiya :” aku tidak punya pilihan, ratu jodha sedang dalam kondisi yg sangat buruk. Jadi aku membiarkannya”

Pelayan menyuruh ruqaiya agar jangan membiarkan hal itu terulang kembali, karena sekarang ruqaiya adalah ibunya. Ruqaiya mulai terhasut.

Jalal datang, para pelayan langsung pergi. Jalal meminta agar ruqaiya mengembalikan Hussein pada jodha. Ruqaiya menolak. Jalal lalu mengingatkan jika jodha sudah membuat impian ruqaiya menjadi kenyataan. Ia bahkan rela memohon jika memang harus. 

Ruqaiya :” jalal, demi kedamaian hati seorang istri, kau rela mengambil kedamaian hati dari isrti yg lain? Aku tahu apa yg di rasakan oleh ratu jodha, aku jg seorang ibu. Tapi kau tidak bs memberrikan kedamaian dengan merampasnya dari yg lain, jalal. Itu tidak benar, itu tidak adil. Aku tidak bs kehilangan anakku!”

Jalal :” ini hanya untuk sementara waktu saja” 

Ruqaiya mengambil Hussein, ia mendekapnya, ruqaiya takut kehilangan Hussein. “ untuk berapa lama? Jika bukan karena pertemanan kita, aku tidak akan mengembalikan anakku. Aku takkan bs hidup tanpanya, jalal. Ratu jodha sudah memberikannya padaku. Aku tidak bs kehilangan anakku, aku tidak bisa!. Aku sudah mencintainya seperti anakku sendiri, aku tidak bisa kehilangan dia. Tolong jangan ambil dia dariku, jangan lakukan itu, jalal. Aku tidak mau berpisah dengan anakku”

Jalal pergi tanpa Hussein.

Pagi harinya, raja bharmal dan dadisa tiba di amer. Mereka sangat senang karena akan bertemu anak-anak jodha. 

Jalal menemui jodha, jodha hanya duduk bengong. Jalal membelai rambut jodha. Jalal mengambil vermilion (vermilion adalah warna merah yg di oleskan di kening, tanda bahwa seorang wanita sudah bersuami) jalal :” kau tidak harus memakai perhiasan, tapi kau harus memakai vermilion” jalal mengusapkannya di kening jodha. Ia lalu membelai pipi jodha :” semuanya akan baik-baik saja, ratu jodha” jodha hanya menatap jalal dengan wajah sedih, jalal lalu memeluk jodha.

Pelayan memberitahu jalal jika raja bharmal sudah datang. Jalal mengajak jodha menyambut mereka. 

Dadisa langsung mengecup kening jodha. Raja bharmal berkata :” kami datang untuk mengucapkan selamat kepada kalian untuk kelahiran si kembar, kami tidak sabar untuk bertemu dengan mereka. “
Jalal menatap sendu jodha.

Dadisa :” jodha, aku punya hadiah untukmu” nenek memberi tanda agar pelayan mendekat. “ terimalah ini, jodha” raja bharmal dan dadisa melihat jodha menangis, dadisa bertanya :” ada apa jodha? Kenapa kau tampak begitu sedih? Apa yg tejadi?”

Jodha menangis sesenggukan, jalal merangkulnya. Raja bharmal melihat patung khana di tutupi, ia lalu bertanya mengapa jodha melakukan itu? Raja bharmal berjalan untuk membukanya, namun jodha menghentikan :” aku tidak mau melihat-Nya lagi. Aku tidak mempercayainya lagi”
Raja bharmal kebingungan :” apa? Apa yg terjadi?”

Jalal menjawab :” rajasa, anak kembar kami salah satunya meninggal di pelukan ratu jodha”

Dadisa menjatuhkan nampan hadiahnya. 
Bagikan :
+
Previous
Next Post »
1 Komentar untuk " Jodha Akbar episode 348"

Terimakasih atas kunjungan anda. Mohon tidak copy paste artikel yg ada di blog ini, terimakasih

 
Copyright © 2015 HimE aiMe - All Rights Reserved
Template By Kunci Dunia
Back To Top