Jodha Akbar Episode 347



Jodha akbar episode 347
By : hime

Tabib sedang memeriksa Jodha, keadaannya semakin menurun. Jalal hanya bs menatap sedih. Jodha bangun perlahan, ia memanggil nama Hassan. Ia terus menatap Hassan yg sudah di kafani, jodha berlari mendekap jenasah Hassan. Ia berteriak marah :” Moti! Mengapa kalian melakukan ini? Mengapa kau membungkus anakku seperti ini? Ini adalah pertanda buruk!” semua orang sedih melihat jodha seperti itu.

Jodha semakin erat mendekap Hassan. “ aku sudah bilang pada kalian jangan melakukan ini”

“ Hassan, ibu di sini. Hassan…” jalal jongkok di sebelah jodha, ia membelai wajah jodha.

Jodha meracau, :“ shahenshah, dengarkan aku, saat ini aku hanya ingin bersama anakku, hanya itu yg aku inginkan”

“ Hassan, anakku. Jangan takut, ibu ada di sini.” Jalal mengambil Hassan. Jodha tersenyum :” apa yg kau lakukan? Apa kau akan mengembalikan anakku? Apa yg kau lakukan, shahenshah?” jalal kembali membaringkan Hassan di tikar.

Jodha menangis :” shahenshah, tolong kembalikan dia kepadaku. Aku mohon pada mu” jodha terus memanggil anaknya. Jalal mengelus rambut jodha menenangkan, :’ aku harap kau mengerti, ini sudah terjadi” jalal memeluk jodha “ ini sudah terjadi, tidak ada yg bisa kita lakukan”

Jodha mendorong Jalal, ia menjadi histeris :’ tidaaak!! Aku tidak percaya kau berkata seperti itu! Teganya kau, teganya kau!! Aku tidak perrcaya” 

“ shahenshah, tolonglah aku, shahenshah. Kembalikan dia padaku, kau pasti tahu apa yg kurasakan kau pasti akan mengembalikan anakku padaku, bukan? Aku mohon padamu” jodha mengatupkan kedua tangan nya memohon “ aku yakin kalau kali ini kau pasti bs menolong ku. Aku adalah seorang ibu yg tidak bs jauh dari anaknya, shahenshah” jalal kembali memeluk Jodha

Jodha menangis “ aku mohon dengan sangat kepadamu, kembalikan dia padaku” hamida, maansingh dan ratu lainnya menangis melihat keadaan Jodha. 

Tiba-tiba Jodha berubah sikap, ia menepuk-nepuk pipinya, ia bertanya :” apa yg sedang aku lakukan? Mengapa kau ada di sini?” 

Jodha kembali menangis :“ aku tidak tahu, aku tidak mengerti, mengapa semua ini harus terjadi, shahenshah? Mengapa semua ini terjadi kepadaku?” jodha menangis meraung-raung.

Ulama datang mendoakan Hassan. Maansing membawa pergi Hassan. Jodha meronta-ronta di pelukan jalal :” tidak.. jangan bawa pergi dia!”

Mirza kasim dan zeenat sangat senang karena rencana mereka berhasil. Setelah Hassan, mereka jg akan membunuh Hussein.

Malam harinya, jodha duduk di depan ayunan sedang jalal duduk di tempat tidur. Setengah melamun, jodha berkata :” aku belum bisa percaya ini terjadi. Mengapa aku harus mengalami ini? Dia hanyalah anak kecil yg tidak bersalah, mengapa dia harus bernasib seperrti ini? Aku tidak tahu harus berbuat apa setelah kini Hassan tidak ada. Sekarang hidupku tidak ada artinya lagi” jalal menghampiri jodha

“ aku sudah tidak memiliki semangat hidup lagi” jalal jongkok di belakang jodha, ia mengelus rambut jodha dengan lembut. Jodha berkata :” aku sudah gagal sbagai seorang ibu”

Jalal memeluk jodha, ia mengambil tangan jodha lalu meremasnya dengan lembut, dengan suara lirih, ia berkata :’ aku jg sedih, aku tidak bs memaafkan orang yg melakukan ini. Aku adalah raja Hindustan, aku bs melakukan apapun tapi aku tidak bs menghidupkan kembali anakku” jalal menangis

Jodha :” aku selalu berrbuat baik pad semua orang, tapi kenapa aku selalu bernasib buruk? Katakana kepadaku, mengapa?”

“ ratu Jodha, semua keadaan buruk ini akan segera berlalu. Jangan khawatir, keadaan akan segera membaik, percayalah padaku. Kita akan melewati keadaaan ini. padaku”

“ tapi apakah aku bisa mendapatkan Hassan kembali? Hanya itu yg aku inginkan. Apa kau bs melakukannya?” jodha bersandar di dada jalal, jalal mendekap erat jodha, meletakkan dagunya di kepala jodha”

Jalal menjawab dengan sedih :” tidak, tidak”
Dengan wajah sedih jodha menjawab :” begitukah? Aku.. aku adalah seorang ibu. Seorang ibu yg mencintai anaknya, yg tidak bs hidup tanpa anaknya” jalal hanya bs berrkata tidak.. ia memberi isyarat agar moti dan zakira masuk, ia menyuruh mereka membawa keluar ayunan Hassan. 

Jodha :’ apa yg kalian lakukan? Ini mau kalian bawa kemana? Jangan!”
Jalal :” biarkan saja, ratu jodha” para pelayan membawa ayunan keluar.

Jodha marah :” shahenshah! Mengapa kau membiarkan mereka membawa tempat tidur Hassan?! Cegah mereka! Itu adalah tempat tidur Hassan”

Jodha menangis lagi :” mengapa kau membiarkan mereka melakukannya, shahenshah? Mengapa?”

Jalal :” kau harus merelakan apa yg sudah terjadi, ratu jodha. Maafkanlah aku, maafkanlah diriku!” jalal terus meminta maaf. 

Fajar sudah menyingsing, namun jodha dan jalal masih terus berduka. Jodha meletakkan kepalanya di pangkuan jalal, jalal terus mengelus rambut jodha dengan lembut. “ ratu jodha, kau tidak boleh begini terus”

“ bagaimana bisa? Aku telah kehilangan anak yg kucintai:
Jalal :” aku mengerti perasaanmu, biarkan Hassan beristirahat dengan tenang, kalau kau tidak bs merelakannya, ia tidak akan beristirahat dengan tenang, aku harap kau bisa mengerti”

“ itu tidak mudah untuk di lakukan, aku sangat sedih. Kutukan.. bagaimana aku bisa menerima kenyataan yg pahit ini? Ini adalah kutukan dari maham anga. Ini adalah kutukannya”

Jalal :” jangan percaya hal seperrti itu, itu tidak benar. Ini semua adalah takdir yg harus kita jalani. Suka atau tidak, kita harus menerima hal ini dengan ikhlas. Ini jg berat bagiku, tapi kita harus menerima ini dengan lapang dada. Kuatkanlah hatimu, apapun yg terjadi, hadapilah itu semua”

Hamida menghammpiri jalal, :” jalal, inilah saatnya”

Jalal mengecup kepala jodha :” ratu jodha, maafkan aku. Tapi aku harus pergi”

Jodha bangun :” apa yg akan kau lakukan, shahenshah?” pada hamida, jodha bertanya :” ibu, bolehkah aku melihat Hassan untuk yg terakhir kalinya? Izinkah aku ikut denganmu, shahenshah”

Hamida melarang, :” tidak, kau tidak boleh ikut”

Jodha memohon pada Jalal :” tolong ijinkan aku melihat anakku untuk yg terakhir kalinya, shahenshah”

Jalal :’ ratu jodha kau tidak boleh ikut. Kau harus tetap berada di sini”
Jodha :” tapi aku ibunya, mengapa aku tidak boleh ikut? Tolonglah, izinkan aku ikut, shahenshah. Izinkan aku untuk melihat Hassan untuk terakhir kalinya”
Jalal menyentuh pipi jodha :” maafkan aku, tapi kau tidak boleh ikut”

Jodha :” kenapa?”
Jalal :’karena itu adalah peraturannya, ratu jodha”
Jodha putus asa :’ mengapa aku..”
Jalal memotong kata-kata jodha :” aku harap kau mendengarkan perintahku, ratu jodha”

“ ibu, jagalah dia di sini selagi aku pergi” jalal meninggalkan jodha dengan berat hati

Jodha berrlari menyusul jalal, hamida menahannya. “ jangan, ratu jodha!”
Jodha menangis, ia memohon agar di izinkan menemui Hassan untuk terakhir kalinya. 
Hamida ikut menangis :’ jalal memerintahkan agar kau tetap di sini”
Jodha :” tapi ibu, mengapa aku sama sekali tidak boleh melihat anakku? Padahal aku adalah ibunya”

Jalal, ulama dan para pria mengantar Hassan ke tempat peristirahatannya yg terakhir, jalal menggendong Hassan di pelukannya, ulama mengucapkan Shyahadat sepanjang jalan.

Jodha dan hamida melihat dr atas balkon. Jodha , ia mengulurkan tangannya :” anakku, Hassan”
Pada hamida, ia bertanya :” ibu, kemana mereka akan membawa anakku? Kita harus mencegah mereka!”

“ oh, Hassan, kemana mereka akan membawanya? Menapa mereka membawanya? “ 

Jodha menangis histeris, salima dan hamida duduk di sebelahnya.

“ mengapa mereka membawa Hassan pergi jauh dariku? mengapa mereka membawa dia jauh dari ibunya?” moti menuangkan air untuk jodha

“ apa yg harus aku lakukan? Mengapa ini terjadi padaku? Mengapa ini harus terjadi? “

Moti mendekat :” minumlah ini jodha” hamida mengambil gelas dari moti, ia membujuk jodha agar mau minum. 

Jodha menyandarkan kepalanya di pelukan salima, “ tidak ibu. Aku tidak ingin minum. Aku tidak mau apapun selain anakku” jodha menangis sesenggukan

Moti mengambil lilin untuk menyalakan Diya (lilin minyak) jodha mencegahnya, :” hentikan, moti!” ia berlari mendekati moti, jodha mengambil lilin lalu meniupnya, setelah padam, jodha melemparnya ke lantai. 

“ jangan nyalakan lagi lilin ini!” ia menatap marah pada patung khrisna :” selama ini aku selalu menyalakan lampu untukmu. Tapi, apa balasan yg aku dapatkan? Aku selalu mendapat kesusahan, inikah balasaannya? Inikah balasan darimu? Mulai saat ini aku tidak akan menyalakan lampu lagi untuk-Mu! Dengarkanlah kata-kataku ini” jodha menuding patung untuk menegaskan maksudnya “ aku tidak akan menyalakan lampu lagi untuk-Mu! Aku bersumpah, dengarkanlah sumpahku ini, Khanaa! Aku tidak akan pernah melakukannya lagi seumur hidupku. Tidak akan! Kau dengar aku?!”

Bagikan :
+
Previous
Next Post »
0 Komentar untuk "Jodha Akbar Episode 347"

Terimakasih atas kunjungan anda. Mohon tidak copy paste artikel yg ada di blog ini, terimakasih

 
Copyright © 2015 HimE aiMe - All Rights Reserved
Template By Kunci Dunia
Back To Top