Jodha berdiri di depan
jendela kamarnya memandang langit, ia teringat akan
kutukan maham. Jodha mendekap tubuhnya, ia
menggigil ketakutan. Ia buru-buru menghampiri Hassan, lalu menggambil Hassan
dari buaian, meyakinkan dirinya jika anaknya baik-baik saja. Jodha menciumi
wajah anaknya. Ia kemudian menaruh
Hassan kembali ke buaian. Ia menggumam :” kenapa aku mengingat kutukan Maham
Anga, kenapa aku merasa kutukannya belum hilang”
angin bertiup kencang,
lilin minyak di patung khrisna menjadi padam, jodha bergegas menyalakannya
kembali. “ apa yg terhadi hari ini, Khana? Tolong lindungi anakku, Oh Dewa.”
Jodha kembali ke sisi
anaknya, ia terus saja gelisah, Ia
bahkan tidak tahu jalal sdah berdiri di belakangnya. Jalal menyentuh kepala
Jodha, jodha berdiri lalu menyandarkan kepalanya di bahu Jalal. “ ada apa, ratu
jodha? Kenpa kau menangis seperti ini? Ayo ceritakan padaku” jalal memegang
wajah Jodha.
Jodha menangis terisak :”
aku tidak jg tidak tahu, tiba-tiba saja aku merasa ada yg tidak beres. Kutukan
maham anga terus terngiang di pikiranku” -ime-
Jalal :” aku tidak pernah
melihat wanita kuat sepertimu. Sekarang kau jg harus kuat. Bukankah kau pernah bilang jika di depan
seorang ibu, kutukan tidak akan mempan. Anak kita sudah lahir dan tidak
apap-apa. Percayalah, mereka tidak akan kenapa-kenapa” jodha kembali menjatuhkan kepalanya di pundak
Jalal
Tangisan Hassan membuat
merreka tersentak kaget. Jodha mengambil Hassan :” ada apa, anakku,
Hassan? Kenapa kau tiba-tiba menangis?
Apakah kau lapar?
Jangan menangis, nak. Ibu
ada di sini” Hassan terus menangis kencang.
Di kamar ruqaiya, Hussein
jg menangis dengan keras, ruqaiya terbangun dari tidurnya, ia tampak kelelahan
:” kenapa kau bangun di saat selarut ini?” sambil terkantuk-kantuk, ruqaiya
menarik tali untuk menggoyangkan buaian Hussein. “ tidurlah, anakku. Ibumu ada
di sini menemanimu” ruqaiya cemas karena tangis Hussein semakin keras saja, ia
bangkit dari tempat tidurnya lalu menghampiri Hussein. “ Hussein, kau kenapa?
Berhentilah menangis.” Ruqaiya menggendong Hussein.
Ruqaiya berteriak
memanggil Zeenat. Zeenat masuk
terburu-buru :” ada apa, ratu ruqaiya?”
Ruqaiya :” apa yg terjadi
pada Hussein? Dia habis muntah. “
Zeenat menyeka sisa muntah
di mulut Hussein menggunakan ujung duppatanya :” mungkin perutnya sakit”
Mendengar itu, ruqaiya berteriak
memanggil penjaga, ia menyuruh penjaga memangggil tabib penjaga pergi
melaksanakan perintah ruqaiya.
Ruqaiya panic :” bagaimana
kalau anakku kenapa-kenapa?”
Zeenat :” jangan khawatir,
bayi memang sering seperti ini”
Ruqaiya :” tidak! Anakku
tidak pernah begitu, pasti ada sesuatu yg salah!”
Zeenat menyerringai, dalam
hatinya :” mungkin racunnya sudah
mulai bereaksi” zeenat mengambil alih Hussein, ruqaiya
semakin panik “ tenanglah, Hussein. Ibumu ada di sini” pada zeenat, dia berkata :” tolong lakukan
sesuatu”
Di kamarnya, jodha
mengayun-ayun buaian Hassan “ aku tidak mengerti mengapa Hassan bangun di jam
segini”
Jalal menjawab :” dia ini
masih bayi, mungkin dia bermimpi buruk”
Jodha :” sepertinya kau
tahu banyak tentang ini”
Jalal :” aku di beritahu
oleh ibu, sangat sulit memahami bayi. Kau tidur saja, biar aku yg menjaga
Hassan”
Jodha tersenyum, jalal
berkata :” ayo istirahatlah, biar aku yg menjaga Hassan” jodha ingin membantah,
jalal lalu berkata :” ada aku di sini,
aku akan menjaganya. Ayo ke tempat tidur” jalal memaksa jodha ke ranjang, ia
mendudukkan jodha di sisi ranjang, jodha berkata :” tapi tidak baik kalau aku
tidur di saat kau tidak”
Jalal :” kau tidak
mendengarkan aku, ratu jodha. Tidak perlu khawatir. Sekarang dengarkan
perkataanku”
Jodha merajuk “ kapan aku
pernah tidak mendengarkanmu? “ jalal menyelimuti jodha “ jangan mengkhawatirkan
apapun, sekarang kau istirahat saja” jalal menepuk lembut kepala jodha hingga
ia tertidur.
Di kamar ruqaiya, tabib
sedang memeriksa Hussein. Ruqaiya :” tabib, beritahu aku apa yg terjadi pada
Hussein”
Zeenat senyum-senyum
sendiri, dalam hatinya, :” aku yakin Hussein sudah keracunan”
Tabib memeriksa lidah
Hussein, ia lalu menenangka ruqaiya :’ tenanglah, ratu ruqaiya, dia tidk
apa-apa”
Ruqaiya jengkel :” anakku
baru saja muntah, dan kau bilang dia tidak apa-apa?”
Tabib menggeleng “ memang
tidak apa-apa, mungkin ia kebanyakan minum susu hingga ia muntah. Kau tidak
perlu khawatir ratu”
Ruqaiya tersenyum lega, ia
bicara dengan Hussein :” pangeran Hussein-ku baik-baik saja”
Dalam hati zeenat :” kalau
begitu aku teah memberikan racunnya pada Hassan bukan pada Hussein”
Pagi harinya, jalal
memimpin sidang :’ Rana Uday Singh sudah setuju berrtemu dengan kita, tapi dia
tidak bersedia menyerahkan msuh kita pada kita”
Birbal berdiri :” yang
mulia, sebaiknya kita tidak tergesa-gesa mengambil keputusan. Jika memang
mereka ingin berperang, maka mereka tidak akan setuju bertemu dengan kita”
todarmal berdiri, ia setuju dengan birbal.
Birbal :” kita harus
pikirkan semuanya”
Tansen ikut berdiri :”
Mahesh das (birbal) benar, yang mulia” ia lalu meledek birbal “ kita harus
kirim dia kesana, dia akan bercanda dan
menyelesaikan masalah ini” melihat tatapan jalal, tansen menciut :” itu saja
pendapat saya yang mulia”
Birbal membalas :” kau
jangan bercanda, bagaimana jika kau sja yg kesana untuk menyanyikan lagu yg
tidak enak itu?’ birbal menirukan suara tansen saat menyanyi
Todarmal menengahi :” kita
di sini untuk membahas masalah ini, bukan untuk bercanda. “ jalal mengangguk
Maansingh berdiri :” aku
sependapat, kita harus bicara dulu dengan mereka”
Birbal :” benar, yang
mulia! Kia harus bicara dulu dengan mereka”
Tansen kembali meledek :”
sepertinya kau mengenal mereka. Kau pasti
pernah bersama meeka sebelumnya, tai mereka bosan dengan leluconmu.’
Birbal membalas :” kau yg
membuat orang lain bosan dengan musikmu yg jelek itu”
Tansen kesal :” maafkan
aku tuan, apa sulitnya membuat orang lain tertawa?”
Kali ini jalal yg
menengahi :” Tansen sahab, lupakan apa yg telah terjadi”
Birbal :” maafkan aku,
yang mulia, aku hanya melaksanakan tugasku”
Jalal :” birbal jie, ini
adalah ruang sidang, aku tidak mentolerir perrbuatan seperti ini” birbal
menunduk
Jalal :” jika kalian ingin
membuktikan kalian lebih baik di banding yg lain, kita harus ubah posisi
kalian. Tansen sahab, mulai besok kau akan melawak dan membuat semua orang
tertawa”
Tansen :” tapi…”
Jalal :” dan birbal akan
bernyanyi di depan semua orang”
Birbal :” shahenshah, iu
hal yg mudah bagiku. Tapi siapa yg akan menyeka air mata tansen?”
Tansen :” tenang saja
mahsedah jie, kau tidak perlu mengkhawatirkan aku.”
Jalal :” kalau begitu
semua sudah berres. Mulai besok mereka punya tugas baru”
Tansen dan birbal pamit,
mereka membuang muka dan memilih arah yg berbeda. Jalal tersenyum melihat
kelakuan mereka. Todarmal malah geleng-geleng kepala melihatnya :” apa yg telah
kau lakukan, yang mulia?”
Jalal :” todarmal sahab ,
aku yakin mereka adalah berlian kerajaan
ini. Mereka tidak mau mengakui kehebatan
yg lain. Kalau mereka melakkukan hal yg berlawanan, mereka akan mengerti
kehebatan masing-masing”
Jodha sedang mengasuh
Hassan di temani oleh moti. Jodha :” moti, Hassan sedang aneh hari ini, ia
tidak mau minum susu”
moti :’ mungkin ia hanya
sedang tidak mau, jangan memaksanya” moti menggendong Hassan :’ kau tahu?
Hussein muntah setelah zeenat memberinya susu terlalu banyak”
jodha tertawa :” ratu
ruqaiya pasti panic melihat Hussein muntah”
moti :” iya” moti menaruh Hassan di buaian.
Jalal memasuki kamar
jodha, :” kalian sedang membicarakan apa?”
Moti memberi salam lalu
pergi.
Jalal duduk si sebelah
jodha, ia memberikan jodha hadiah. Jodha membuka hadiahnya, isinya berupa
gelang :” aku sudah lama ingin memberikan ini padamu”
Jodha mengamati gelangnya
:” ini indah sekali” ia lalu melirik jalal :” yang mulia, sepertinya kau sedang
senang”
Jalal mengannguk :” ratu
jodha, hari ini birbal dan tansen bertengkar di persidangan seperti anjing dan
kucing. Saat aku melihat mereka, aku seperti melihat kau dan ratu ruqaiya”
Jodha :” apa?! Sekarang
kami sudah tidak bertengkar, sekarang kami sangat dekat”
Jalal :” benarkah?”
Jodha :” benar. Sekarang
kami saling menghormati dan menghargai”
Jalal :” itukah sebabnya
kau mengejeknya dengan moti tadi?”
Jodha :” yang mulia! Tadi
aku hanya bercanda.”
Jalal :” aku tahu, ratu
jodha. Tansen dan birbal tidak saling menyukai pekerjaan satu sama lain, jadi
aku menukar tugas mereka agar mereka menyadari kesalahan mereka”
Jodha :” apa? Jadi
sekarang tansen akan melawak dan birbal akan menyanyi? “ jodha tertawa
terpingkal-pingkal
Jalal :” sekarang kau
menertawakan mereka seperti kau mengejek ratu ruqaiya. “
Jodha :” bukan begitu! Aku
hanya berfikir bahwa kau pasti sangat menikmati hal ini. “
Jalal :” aku lebih senang
di temani oleh anak-anakku. Aku merasa tenang saat bersama mereka, bisa
menghabiskan waktu bersama mereka.” Jalal memandangi jodha :” apa kau jg mau
mengejekku? “
Jodha :” kalau kau kesini, tugasku jadi bertambah’ –ime-
Jalal :” tapi ratu ruqaiya tidak merasa seperti itu dengan
Hussein “
Jodha :” yang mulia,
kadang kau bertingkah seperrti anak kecil”
Jalal :” aku sudah sering
bermimpi tentang anakku. aku akan ajarkan mereka bermain pedang, aku akan
ajarkan pengetahuan dan banyak hal-hal lain pada mereka”
Jodha :’ cukup, yang
mulia. Kau terlalu banyak berfikir, kau
harus biarkan mereka tumbuh besar dulu”
Jalal meneruskan ceritanya
:” aku mau jadikan mereka prajurit hebat seperti Humayun” Hassan tidur tidak
bergerak di saat orang tuanya asik mengobrol
Jodha :’ aku tidak mau
menjadi prajurit besar, tapi aku ingin mereka berhati besar seperti ayahnya”
Jalal terrsenum :” insya
allah ratu jodha” mereka tersenyum lalu
berpelukan
Hassan terbangun, jalal
dan jodha menghampiri lalu bercanda dengannya
0 Komentar untuk "Jodha Akbar Episode 345"
Terimakasih atas kunjungan anda. Mohon tidak copy paste artikel yg ada di blog ini, terimakasih