Jodha Akbar Episode 345




Jodha berdiri di depan jendela kamarnya memandang langit, ia teringat akan
 kutukan maham. Jodha mendekap tubuhnya, ia menggigil ketakutan. Ia buru-buru menghampiri Hassan, lalu menggambil Hassan dari buaian, meyakinkan dirinya jika anaknya baik-baik saja. Jodha menciumi wajah anaknya.  Ia kemudian menaruh Hassan kembali ke buaian. Ia menggumam :” kenapa aku mengingat kutukan Maham Anga, kenapa aku merasa kutukannya belum hilang”

angin bertiup kencang, lilin minyak di patung khrisna menjadi padam, jodha bergegas menyalakannya kembali. “ apa yg terhadi hari ini, Khana? Tolong lindungi anakku, Oh Dewa.”

Jodha kembali ke sisi anaknya,  ia terus saja gelisah, Ia bahkan tidak tahu jalal sdah berdiri di belakangnya. Jalal menyentuh kepala Jodha, jodha berdiri lalu menyandarkan kepalanya di bahu Jalal. “ ada apa, ratu jodha? Kenpa kau menangis seperti ini? Ayo ceritakan padaku” jalal memegang wajah Jodha.

Jodha menangis terisak :” aku tidak jg tidak tahu, tiba-tiba saja aku merasa ada yg tidak beres. Kutukan maham anga terus terngiang di pikiranku”  -ime-



Jalal :” aku tidak pernah melihat wanita kuat sepertimu. Sekarang kau jg harus kuat.  Bukankah kau pernah bilang jika di depan seorang ibu, kutukan tidak akan mempan. Anak kita sudah lahir dan tidak apap-apa. Percayalah, mereka tidak akan kenapa-kenapa”  jodha kembali menjatuhkan kepalanya di pundak Jalal

Tangisan Hassan membuat merreka tersentak kaget. Jodha mengambil Hassan :” ada apa, anakku, Hassan?  Kenapa kau tiba-tiba menangis? Apakah kau lapar?
Jangan menangis, nak. Ibu ada di sini” Hassan terus menangis kencang.

Di kamar ruqaiya, Hussein jg menangis dengan keras, ruqaiya terbangun dari tidurnya, ia tampak kelelahan :” kenapa kau bangun di saat selarut ini?” sambil terkantuk-kantuk, ruqaiya menarik tali untuk menggoyangkan buaian Hussein. “ tidurlah, anakku. Ibumu ada di sini menemanimu” ruqaiya cemas karena tangis Hussein semakin keras saja, ia bangkit dari tempat tidurnya lalu menghampiri Hussein. “ Hussein, kau kenapa? Berhentilah menangis.” Ruqaiya menggendong Hussein.

Ruqaiya berteriak memanggil  Zeenat. Zeenat masuk terburu-buru :” ada apa, ratu ruqaiya?”
Ruqaiya :” apa yg terjadi pada Hussein? Dia habis muntah. “
Zeenat menyeka sisa muntah di mulut Hussein menggunakan ujung duppatanya :” mungkin perutnya sakit”

Mendengar itu, ruqaiya berteriak memanggil penjaga, ia menyuruh penjaga memangggil tabib penjaga pergi melaksanakan perintah ruqaiya.

Ruqaiya panic :” bagaimana kalau anakku kenapa-kenapa?”
Zeenat :” jangan khawatir, bayi memang sering seperti ini”

Ruqaiya :” tidak! Anakku tidak pernah begitu, pasti ada sesuatu yg salah!”

Zeenat menyerringai, dalam hatinya :” mungkin racunnya sudah mulai  bereaksi”  zeenat mengambil alih Hussein, ruqaiya semakin panik “ tenanglah, Hussein. Ibumu ada di sini”  pada zeenat, dia berkata :” tolong lakukan sesuatu”

Di kamarnya, jodha mengayun-ayun buaian Hassan “ aku tidak mengerti mengapa Hassan bangun di jam segini”

Jalal menjawab :” dia ini masih bayi, mungkin dia bermimpi buruk”

Jodha :” sepertinya kau tahu banyak tentang ini”

Jalal :” aku di beritahu oleh ibu, sangat sulit memahami bayi. Kau tidur saja, biar aku yg menjaga Hassan”

Jodha tersenyum, jalal berkata :” ayo istirahatlah, biar aku yg menjaga Hassan” jodha ingin membantah, jalal lalu berkata :” ada aku  di sini, aku akan menjaganya. Ayo ke tempat tidur” jalal memaksa jodha ke ranjang, ia mendudukkan jodha di sisi ranjang, jodha berkata :” tapi tidak baik kalau aku tidur di saat kau tidak”

Jalal :” kau tidak mendengarkan aku, ratu jodha. Tidak perlu khawatir. Sekarang dengarkan perkataanku”
Jodha merajuk “ kapan aku pernah tidak mendengarkanmu? “ jalal menyelimuti jodha “ jangan mengkhawatirkan apapun, sekarang kau istirahat saja” jalal menepuk lembut kepala jodha hingga ia tertidur.

Di kamar ruqaiya, tabib sedang memeriksa Hussein. Ruqaiya :” tabib, beritahu aku apa yg terjadi pada Hussein”

Zeenat senyum-senyum sendiri, dalam hatinya, :” aku yakin Hussein sudah keracunan”

Tabib memeriksa lidah Hussein, ia lalu menenangka ruqaiya :’ tenanglah, ratu ruqaiya, dia tidk apa-apa”

Ruqaiya jengkel :” anakku baru saja muntah, dan kau bilang dia tidak apa-apa?”
Tabib menggeleng “ memang tidak apa-apa, mungkin ia kebanyakan minum susu hingga ia muntah. Kau tidak perlu khawatir ratu”

Ruqaiya tersenyum lega, ia bicara dengan Hussein :” pangeran Hussein-ku baik-baik saja”

Dalam hati zeenat :” kalau begitu aku teah memberikan racunnya pada Hassan bukan pada Hussein”


Pagi harinya, jalal memimpin sidang :’ Rana Uday Singh sudah setuju berrtemu dengan kita, tapi dia tidak bersedia menyerahkan msuh kita pada kita”

Birbal berdiri :” yang mulia, sebaiknya kita tidak tergesa-gesa mengambil keputusan. Jika memang mereka ingin berperang, maka mereka tidak akan setuju bertemu dengan kita” todarmal berdiri, ia setuju dengan birbal.

Birbal :” kita harus pikirkan semuanya”

Tansen ikut berdiri :” Mahesh das (birbal) benar, yang mulia” ia lalu meledek birbal “ kita harus kirim dia kesana, dia akan  bercanda dan menyelesaikan masalah ini” melihat tatapan jalal, tansen menciut :” itu saja pendapat saya yang mulia”

Birbal membalas :” kau jangan bercanda, bagaimana jika kau sja yg kesana untuk menyanyikan lagu yg tidak enak itu?’ birbal menirukan suara tansen saat menyanyi

Todarmal menengahi :” kita di sini untuk membahas masalah ini, bukan untuk bercanda. “ jalal mengangguk

Maansingh berdiri :” aku sependapat, kita harus bicara dulu dengan mereka”

Birbal :” benar, yang mulia! Kia harus bicara dulu dengan mereka”

Tansen kembali meledek :” sepertinya  kau mengenal mereka. Kau pasti pernah bersama meeka sebelumnya, tai mereka bosan dengan leluconmu.’
Birbal membalas :” kau yg membuat orang lain bosan dengan musikmu yg jelek itu”

Tansen kesal :” maafkan aku tuan, apa sulitnya membuat orang lain tertawa?”
Kali ini jalal yg menengahi :” Tansen sahab, lupakan apa yg telah terjadi”

Birbal :” maafkan aku, yang mulia, aku hanya melaksanakan tugasku”

Jalal :” birbal jie, ini adalah ruang sidang, aku tidak mentolerir perrbuatan seperti ini” birbal menunduk

Jalal :” jika kalian ingin membuktikan kalian lebih baik di banding yg lain, kita harus ubah posisi kalian. Tansen sahab, mulai besok kau akan melawak dan membuat semua orang tertawa”
Tansen :” tapi…”
Jalal :” dan birbal akan bernyanyi di depan semua orang”
Birbal :” shahenshah, iu hal yg mudah bagiku. Tapi siapa yg akan menyeka air mata tansen?”

Tansen :” tenang saja mahsedah jie, kau tidak perlu mengkhawatirkan aku.”

Jalal :” kalau begitu semua sudah berres. Mulai besok mereka punya tugas baru”
Tansen dan birbal pamit, mereka membuang muka dan memilih arah yg berbeda. Jalal tersenyum melihat kelakuan mereka. Todarmal malah geleng-geleng kepala melihatnya :” apa yg telah kau lakukan, yang mulia?”

Jalal :” todarmal sahab , aku yakin mereka adalah berlian  kerajaan ini.  Mereka tidak mau mengakui kehebatan yg lain. Kalau mereka melakkukan hal yg berlawanan, mereka akan mengerti kehebatan masing-masing”

Jodha sedang mengasuh Hassan di temani oleh moti. Jodha :” moti, Hassan sedang aneh hari ini, ia tidak mau minum susu”
moti :’ mungkin ia hanya sedang tidak mau, jangan memaksanya” moti menggendong Hassan :’ kau tahu? Hussein muntah setelah zeenat memberinya susu terlalu banyak”
jodha tertawa :” ratu ruqaiya pasti panic melihat Hussein muntah”
moti :” iya” moti  menaruh Hassan di buaian.

Jalal memasuki kamar jodha, :” kalian sedang membicarakan apa?”
Moti memberi salam lalu pergi.

Jalal duduk si sebelah jodha, ia memberikan jodha hadiah. Jodha membuka hadiahnya, isinya berupa gelang :” aku sudah lama ingin memberikan ini padamu”

Jodha mengamati gelangnya :” ini indah sekali” ia lalu melirik jalal :” yang mulia, sepertinya kau sedang senang”
Jalal mengannguk :” ratu jodha, hari ini birbal dan tansen bertengkar di persidangan seperti anjing dan kucing. Saat aku melihat mereka, aku seperti melihat kau dan ratu ruqaiya”

Jodha :” apa?! Sekarang kami sudah tidak bertengkar, sekarang kami sangat dekat”
Jalal :” benarkah?”
Jodha :” benar. Sekarang kami saling menghormati dan menghargai”
Jalal :” itukah sebabnya kau mengejeknya dengan moti tadi?”
Jodha :” yang mulia! Tadi aku hanya bercanda.”
Jalal :” aku tahu, ratu jodha. Tansen dan birbal tidak saling menyukai pekerjaan satu sama lain, jadi aku menukar tugas mereka agar mereka menyadari kesalahan mereka”

Jodha :” apa? Jadi sekarang tansen akan melawak dan birbal akan menyanyi? “ jodha tertawa terpingkal-pingkal

Jalal :” sekarang kau menertawakan mereka seperti kau mengejek ratu ruqaiya. “
Jodha :” bukan begitu! Aku hanya berfikir bahwa kau pasti sangat menikmati hal ini. “

Jalal :” aku lebih senang di temani oleh anak-anakku. Aku merasa tenang saat bersama mereka, bisa menghabiskan waktu bersama mereka.” Jalal memandangi jodha :” apa kau jg mau mengejekku? “

Jodha :” kalau kau  kesini, tugasku jadi bertambah’ –ime-
Jalal :” tapi  ratu ruqaiya tidak merasa seperti itu dengan Hussein “
Jodha :” yang mulia, kadang kau bertingkah seperrti anak kecil”

Jalal :” aku sudah sering bermimpi tentang anakku. aku akan ajarkan mereka bermain pedang, aku akan ajarkan pengetahuan dan banyak hal-hal lain pada mereka”

Jodha :’ cukup, yang mulia. Kau terlalu  banyak berfikir, kau harus biarkan mereka tumbuh besar dulu”

Jalal meneruskan ceritanya :” aku mau jadikan mereka prajurit hebat seperti Humayun” Hassan tidur tidak bergerak di saat orang tuanya asik mengobrol

Jodha :’ aku tidak mau menjadi prajurit besar, tapi aku ingin mereka berhati  besar seperti ayahnya”
Jalal terrsenum :” insya allah ratu jodha” mereka tersenyum  lalu berpelukan

Hassan terbangun, jalal dan jodha menghampiri lalu bercanda dengannya


Bagikan :
+
Previous
Next Post »
0 Komentar untuk "Jodha Akbar Episode 345"

Terimakasih atas kunjungan anda. Mohon tidak copy paste artikel yg ada di blog ini, terimakasih

 
Copyright © 2015 HimE aiMe - All Rights Reserved
Template By Kunci Dunia
Back To Top