JODHA AKBAR EPISODE 435


Sinopsis Jodha Akbar Episode 435 by kembang Tandjoeng

Scene 1
Adegan ibuka dengan Daniyal dan Mann Bai yang sedang berbincang sambil berjalan di halaman Istana. Mereka membicarakan Jodha & Jalal. Daniyal diam-diam mengagumi Mann dan berkata dalam hatinya sendiri. Seandainya Mann Bai menjadi istrinya. Sementara itu Mann Bai sedang memandangi pohon yang berada didepannya. Mann Bai berakata:“Coba lihat keatas sana buah itu? Daniyal kemudian berkata “Kau mau ku ambilkan buah itu?” Daniyal pun bergegas memanjat pohon. Ia berhasil mengambil buah Mangga yg sudah matang. Tetapi krn pandangannya tertambat kea rah Mann Bai Daniyal tak sadar kakai salah berpijak dan ia pun jatuh ke rumput.

Adegan selanjutnya Daniyal sudah terbaring di kamarnya dengan telapak kaki kiri dibalut. Mann Bai dan Murad berada disana. Murad memarahi Daniyal krn tdk berhati2 padahal ia hrs tampil dalam sandiwara kecil yg akan mrk persembahkan bagi hadiah Jalal & Jodha. Salah seorang adik perempuan Salim memiliki ide agar salim mengantikan Daniyal memerankan Jalal. Bahkan Aqiqa anak Bakshi Banu yang bisu pun menghampiri Salim dan memohon agar Salim mau menerima peran tersebut. Para Pangeran dan Putri lain ikut  memohon agar Salim mau membantu. Akhir nya Salim menyerah dan berjanji untuk menggantikan Daniyal main dalam sandiwara nanti. Semua tersenyum lega. Sementara itu raut wajah Mann Bai berbinar ceria karena Salim akan menjadi lawan mainnya di sandiwara itu nanti. Betapa bahagianya Mann Bai karena pria yang diidamkannya akan menjadi lebih dekat lagi dengannya. Sementara itu adegan berganti. Rombongan penari berjalan memasuki Istana. Anarkali ada di dalam rombongan itu. (Hemm lagi-lagi masih jalan cerita dengan tokoh yg membosankan). Mereka berjalan sambil mengagumi Istana. Anarkali berkata dalam hatinya semoga semua berjalan lancar. Saat yang sama Mann Bai dan beberapa sepupu lainnya berjalan kearah berlawanan dengan rombongan penari. Mann Bai dan para Putri sedang membicarakan betapa tampannya Salim. Mereka menggoda Mann Bai betapa beruntungnya dia. Anarkali dan rombongan berpapasan dengan Mann Bai. Para penari menepi untuk meberi jalan. Anarkali melihat kearahnya dan cepat-cepat menutupi wajahnya dengan penutup kepalanya dan menyembunyikan diri dengan berdiri dipaling belakang. Mann Bai berbasa-basi menyapa mereka dan kemudian melanjutkan perjalanan ke arah yg berbeda.


Scene 2
Adegan berpindah. Shahenshah & Mariam Uz Zamani berjalan bersama memasuki ruang perayaan. Semua kerabat Kerajaan hadir disana dan menundukan kepala memberi salam kepada mereka berdua. Jalal & Jodha terlihat amat bahagia dan serasi dalam balutan pakaian kebesaran dan keduanya mengenakan Mahkota. Jodha mengenakan Mahkota yang khusus diperuntukan Mariam Uz Zamani. Mereka duduk di kursi singasana. Sementara itu dibalik tirai Haider muncul sambil memandang dengan raut wajah keji kearah mereka. Ruqaiya memulai acara dengan menyampaikan
ucapan selamat kepada Shahenshah dan Mariam Uz Zamani. Kemudian diikuti Ratu Salima dan seluruh yang hadir disana. Pelayan Istana datang membentangkan kain yang panjang diatas kepala Jalal & Jodha diikuti Kaum Ulama dan Pendeta Hindu yang langsung melakukan ritual dan membacakan doa utk mereka berdua. Jodha dan Jalal saling memandang penuh bahagia. Wajah Ibu Suri Hamida berbinar-binar karena bahagia. Kemudian bersama para Ulama seluruh hadirin memanjatkan doa bagi Jalal & Jodha. Upacara doa diakhiri dan Ibu Suri Hamida mengucap syukur kemudian mempersilahkan para pelayan membawakan hadiah-hadiah yang diperuntukan bagi Jalal dan Jodha. Sebuah pisau belati bertahtakan permata untuk Jalal adalah hadiah dari Ibu Suri Hamida. Sedangkan Ruqaiya menghadiahkan Jalal sebuah senapan yang tak kalah mewahnya.
Si centil dan manis Aram Banu muncul bergandengan tangan dengan Murad. Mereka berdua bertindak sebagai presenter yang menyampaikan prolog cerita sandiwara kecil persembahan para Pangeran dan Putri Kerajaan. Salim muncul berpakaian seperti Jalal dan memulia actingnya. Salim berjalan dan bertutur meniru gaya Jalal sewaktu pertama kali Jalal memandang Jodha di Amer.

Kemudian muncul Mann Bai sedang duduk di dalam tandu Palanquin. Adegan ini adalah reka ulang adegan awal bertemunya Jalal dengan Jodha di Amer. Adegan yang disampaikan mereka adalah flash back dimana Jalal begitu terpesona dan terpukau memandangi wajah Jodha. Sementara itu duduk di Singasana Shahenshah dan Mariam Uz Zamani sama-sama terkagum-kagum, terharu, dan tersenyum bahagia menyaksikan persembahan ini. Adegan kemudian flash back ke episode masa lalu dimana Jalal sendiri yang dalam penyamarannya di Amer sedang mengagumi kecantikan Jodha.
Sandiwara berlanjut kembali memunculkan adegan Salim sebagai Jalal dan Mann Bai sebagai Jodha yang akan menikah. Pada waktu itu Jodha memberikan persyaratan bagi Jalal. Ia setuju menikah dengan Jalal asalkan ia bisa mempertahankan agama Hindunya dan sebuah Mandir (tempat untuk ritual pemujaan) disiapkan untuknya di Istana Agra. Jalal dan Jodha teringat saat itu dimana persyaratan yang diajukan Jodhaa amat berat akan tetapi bukanlah hal yang mustahil bagi Jalal seorang Raja yang berkuasa besar di Hindustan. Menyaksikan itu Jodha terkejut sambil tersipu dan Jalal tersenyum-senyum bahagia khasnya. Sandiwara kemudian menampilkan Salim dan Mann Bai yang reka ulang adegan adu pedang Jalal dan Jodha. Shahenshah dan Mariam Uz Zamani, bahkan Ibu Suri Hamida tersenyum-senyum penuh rasa kagum. Sementara flash back adegan Jalal vs Jodha beradu pedang diputar kembali silih berganti dengan adegan sandiwara yang diperankan Salim dan Mann Bai. Jalal dan Jodha tersipu dan terkenang kembali akan kejadian itu. Sementara itu adegan sandiwara menampilkan reka ulang dimana Jalal mulai dekat dengan Jodha. Ketika itu Jodha sedang duduk berdoa di altar Dewa Krishna. Jalal ditegur Jodha agar membuka sepatunya jika masuk mendekati altar.
Tiba-tiba adegan berpindah ke Anarkali (Aduh super boring. Pemirsa udah bosan dan ngak tertarik dengan cerita tokoh yang satu ini). Anarkali berdandan bersiap utk tampil. Luka di telapak kakinya masih mengeluarkan darah. Untung scene cepat kembali ke sandiwara yang diperankan Salim dan Mann Bai. (Thanks God Anarkali cuma bentar aja munculnya) Salim dan Mann Bai saling berpandang-pandangan mesra mereka reka ulang adegan Jalal dan Jodha. Sementara itu lagu "Inn Aankhon Mein Tum" mengisi back ground music. Disisi lain tampak raut wajah Ruqaiya yang bercampur aduk antara sedih dan iri hati. (Si Tante yang satu ini emang resek bin iri hati tapi kacian juga deh terkadang lihat dia). Tetapi kemudian adegan yang muncul malah membuat penonton bingung karena wajah Mann Bai berubah menjadi Anarkali dan lalu berganti lagi dengan wajah Mann Bai dan terus beganti-ganti diantara keduanya. (Oh Anarkali… Anarkali kamu kok dableg ya nongol terus sih. Malah nyelip di reka ulang adegan mesra Jalal dan Jodha. Tante Ekda rupanya mau bermain tebak-tebakan dengan para penonton. Ekda ingin menarik perhatian kita kembali ke AKDHA. Mau membuat kita penasaran). Lagu latar kemudian berganti dengan lantunan lagu "Rabba is pyar mein".

Ruqaiya terlihat kembali dengan raut wajah nya yang penuh keculasan. Memandang tajam sambil berkata segera Salim akan memandang Anarkali didepan matanya dan jatuh cinta kepadanya. Malam ini lah waktunya untuk cerita ini berubah arah. Semetara Haider dari balik tirai juga menggumamkan kedengkian yang sama.

Scene 3
Aram Banu, Murad, Salim dan Mann Bai muncul bersama mengakhiri sandiwara. Murad menyampaikan narasi bahwa itulah kisah Shahenshah Jalal yang selama ini terkenal sebagai Kaisar yang tak memili hati. Tetapi kemudian seorang Putri Raja dari Rajpur telah menumbuhkan hatinya dan mengisinya penuh dengan cinta. (Oh My God so sweet. Bahkan lebih manis dari rasa manisan Kir kali yah hehehehe) Jalal teramat kagum dengan persembahan Salim dan memujinya. Sementara Jodha juga memuji Mann Bai yang tampil cemerlang memerankan Jodha. Si centil manis Aram Banu menyeletuk bahwa sekarang saatnya untuk Ayah memberikan hadiah kepada Ibu. Jalal tersenyum dan Jodha menggodanya:” Shahenshah apakah kau sudah siap dengan nyanyian mu?”. Jalal kembali tersenyum dan menyampaikan kepada hadirin: “ Istri ku meminta ku untuk memberikan hadiah nyanyian baginya. Jalal memberi abab-aba agar Tansen mulai memainkan musiknhya. Suara musik yang dimainkan Tansen pun terdengar. Jalal mulai menyanyikan lagu “Meri dadhkan tum ho, mera dono jahan ab tum ho, mera Allah eshwar tum ho.. tum ho tum ho Zindagani…"  Wajah Jodha tersipu sambil meneteskan air mata haru. Ia mengingat kembali masa-masa awal romantisnya dengan Jalal. Jalal dan Jodha saling tersenyum bahagia. Jalal menyentuh bahu Jodha dan mendekatkan dirinya. Jalal menggenggam erat tangan Jodha sepanjang ia bernyanyi bahkan ia mencium tangan Jodha dengan mesra. Mereka berdua terus saling memandang dengan mesra. Sesekali ia menyentuh wajah istri tercintanya itu dan mengusap airmata yang jatuh dipipi Jodha. Adegan kemudian Jalal melanjutkan menyanyiannya dengan syair:” Dil ko dadhan kana tum ne sikahaya, mohabbat kia hoti hai tumne bataya, mei to pathar tha, tumhari ankhoon ne insaan banaya, tumhi kahani ho tumhi fasana". Jodha meneteskan air mata bahagia, Jalal dan Jodha saling menghapus air mata dipipi masing-masing. Sepanjang adegan Jalal menyanyi Salim tampak memandangi wajah Ayah dan Ibu nya bagaikan hatinya tersentuh karena terharu dan kagum.
(Dan saudara-saudara bisa kita tebak dong bagaimana ekspresi wajah Tante Ruqaiya. Ia terpukul bak petinju yang KO kalah bertanding. Sekali lagi walupun bete tingkat dewa sama Tante yang satu ini tetap aja ada rasa kasian terhadap nasibnya. Dia selalu lupa bahwa ia menjadi istri pertama Jalal karena dijodohkan. Ruqaiya tak pernah mencintai Jalal dalam arti sebenarnya. Hal itu sudah terungkap dari mulutnya ketika dahulu ia beragumentasi dengan Jodha. Ruqaiya cemburu bukan karena rasa cintanya yang tulus. Ia yang adalah kerabat sekaligus sahabat masa kecil Jalal, tak sudi kehilangan semua kenyamanan dan kemewahan yang telah menjadi bagian hidupnya sejak kanak-kanak. Hemm ciri-ciri orang yang Egosentris)


Scene 4
Semua orang memuji Jalal. Kemudian Jalal bertanya:”Bagaimana istri ku? Apakah kau menyukai nyanyian ku? Jodha menjawab bahwa nyanyian Jalal nyentuh hatinya dan hal tersebut adalah hadiah yang terbaik yang pernah ia diterima seumur hidupnya. Dan ia teramat menghargai suaminya yang menepati janjinya. Jalal kemudian balik berkata:”Istri ku sekarang giliran mu”. Jodha berdiri dan berkata:” Hari ini aku Jodha Mariam Uz Zamani akan menyampaikan rasa hormat dan pujian ku bagi Nabi Muhammad S.A.W. “ Semua hadirin pun berdiri. Jodha kemudian menyampaikan pidatonya betapa Nabi Muhammad adalah seorang Nabi Islam yang paling besar, Nabi terakhir yang membawa pesan Tuhan, bahwa Nama Muhammad sendiri memiliki arti yang sangat baik  “Dia yang terpuji lebih dari yang lainnya”. Ia menyebarkan ajaran Islam dan mengajarkan orang tentang Perdamaian. Kemudian pidato Jodha berkakhir dan ia berkata: "Hari ini aku ingin berdoa untuk Jalal, untuk keluarga Mughal ku, dan untuk semua orang”. Semua yang hadir terpana dan kagum atas penyampaian pidato Jodha. Sedangkan Jalal mengatakan kepadanya:”Wah hari ini lagi-lagi pemberian mu telah melebihi hadiah dari ku. Aku akan terus mengingatnya sepanjang hidupku”. Ibu Suri Hamida kemudian mengajak mereka menemui rakyat yang telah menanti-nanti untuk bisa melihat dan memberi selamat kepada Raja dan Ratu mereka.

Anarkali sedang mengenakan Ghungroos (gelang kerincing kaki untuk menari) ia berkata pada dirinya sendiri sejak dulu ia tak menyukainya. Dan sekarang ia harus memakainya dikaki. (Anarkali kok nih muncul lagi sih)


PRECAP- Cuplikan cerita untuk episode 436 besok. Anarkali menari dihadapan Jalal dengan menutup wajahnya dengan kerudung. Ia kemudian membuka kerudungnya sehingga Salim dan Jodha terkejut memandangnya.
Bagikan :
+
Previous
Next Post »
0 Komentar untuk "JODHA AKBAR EPISODE 435"

Terimakasih atas kunjungan anda. Mohon tidak copy paste artikel yg ada di blog ini, terimakasih

 
Copyright © 2015 HimE aiMe - All Rights Reserved
Template By Kunci Dunia
Back To Top